10 Prinsip Moderasi Beragama di Madrasah

Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah

oleh : Dantes (Guru MTsN 1 Pasaman)

Negara Indonesia merupakan negara yang sangat beraneka ragam, hal ini dapat terlihat dari latar belakang masyarakatnya mulai dari suku (1.340 suku), Bahasa (715 bahasa daerah), agama (6 yang diakui) dengan jumlah penduduk kurang lebih sebanyak 278.690.000 orang yang tersebar di 17.508 pulau. Dengan kondisi demikian, maka diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati antar sesama warganegara agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Upaya yang dapat dilakukan agar tetap terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa antara lain dengan mengimplementasikan moderasi beragama di madrasah.

Dalam bahasa Arab, moderat sering dipadankan dengan kata wasaṭh (yang berarti berada di tengah, di pertengahan, pilihan terbaik, adil atau berimbang (At-Ṭabariy: tt,141-143). Kata wasaṭ ada di dalam Al-Qur’an terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 143 yang artinya: “Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu…“

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Moderat memiliki arti perilaku atau perbuatan yang berkecenderungan ke arah dimensi atau jalan tengah, selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem (KBBI: 2005, 751). Dari kata ini muncul kata moderasi yang bahasa Inggrisnya moderation (oxford, 2000, 820) yang artinya sikap sedang, sikap tidak berlebih-lebihan, dan tidak memihak.

Moderasi beragama bukan sekadar narasi, namun ia harus sampai pada implementasi. Teori moderasi beragama sudah banyak, tetapi praktiknya perlu diperluas di semua kementerian atau lembaga hingga madrasah, moderasi tidak boleh berhenti hanya sebagai narasi, tetapi harus benar-benar diimplementasikan di semua unit atau satker terkusus Lembaga pendidikan seperti madrasah atau sekolah dinilai sangat pantas menjadi role model praktik moderasi beragama.

BACA JUGA  41 Guru Ikuti Pendampingan Madrasah Ramah Anak di Padang Panjang

Karena di dalamnya terdapat para ahli dan pendidik untuk menginternaliasi dan mempraktikkan nilai-nilai moderasi beragama dan sekolah dan madrasah moderasi ini akan melahirkan generasi milenial yang toleran, inkusif, dan moderat. Sekolah atau tempat belajar yang penuh cinta, tidak hanya oleh siswanya tetapi juga oleh gurunya (Suyitno (Kepala Litbang dan Diklat Kementerian Agama)

Untuk mengimplementasi moderasi beragama pada Madrasah guru dapat menyisipkan dan menyesuaikan salah satu nilai moderasi beragama sebagai indikator proses dan hasil belajar. Contoh berdasarkan prinsip moderasi:

1. Prinsip Berkeadaban (Ta’addub)

Karakter: Shaleh individual, shaleh sosial, santun, berbudi pekerti mulia.

Contoh indikator: menunjukan sikap sopan santun kepada siapapun, mendahulukan adab tata krama daripada ilmu, bertindak taat dan patuh kepada guru dan kedua orangtua, menghormati dan menghargai yang lebih tua, serta menyayangi yang lebih muda.

2. Prinsip Keteladanan (Qudwah)

Karakter: integritas, disiplin, percaya diri.

Contoh indikator: menjadi contoh kebaikan, taat aturan, mengambil inisiatif dalam kebaikan dan mengajak orang lain dalam berbuat kebaikan.

3. Prinsip Kewarganegaraan dan Kebangsaan (Muwatanah)

Karakter: nasionalisme, patriotisme, komitmen 4 pilar kebangsaan (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, UUD 1945), akomodatif terhadap budaya lokal.

Contoh indikator: bangga sebagai warga negara Indonesia, mempunyai motivasi tinggi membangun bangsa, melindungi nama baik bangsa, mengutamakan produk bangsa sendiri, menghargai jasa para pahlawan, memiliki komitmen untuk memperjuangkan kesatuan bangsa dan negara, mendahulukan kepentingan umum bangsa Indonesia daripada golongan sendiri, menerima Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi dalam berbangsa dan bernegara, menerima dan menghargai pluralitas bangsa yang berbhineka tunggal ika, menunjukan sikap taat dan patuh kepada pemerintah selama tidak mengandung maksiat, melestarikan warisan leluhur berupa norma dan budaya.

BACA JUGA  Dahlia Farina, Pengawas Madrasah di Pasaman Terima Penghargaan pada Silatnas III

4. Prinsip Mengambil Jalan Tengah (Tawassut)

Karakter: anti radikalisme dan kekerasan, bijaksana dalam bersikap dan bertindak.

Contoh indikator: memiliki sikap Tengah diantara ekstrim kanan dan ekstrim kiri dari beberapa pilihan sikap, terbuka dengan tetap mempertimbangkan ajaran agama, peraturan dan budaya lokal, praktek pengamalan agama sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan YME secara pribadi.

5. Prinsip Berimbang (Tawazun)

Karakter: seimbang duniawi dan ukhrawi, seimbang dalil naqli dan aqli, seimbang pemikiran idealisme dan realisme.

Contoh indikator: menyeimbangkan kepentingan duniawi dan kepentingan ukrawi, menyikapi permasalahan dengan pendekatan wahyu sekaligus pemahaman dari para ahli dibidangnya, menentukan tindakan berdasarkan pertimbangan konseptual-idiologis dan praktis-pragmatis.

6. Prinsip Adil dan Konsisten (I’tidal)

Karakter: jujur, tanggung jawab, kerja keras, proporsional, anti korupsi.

Contoh indikator: menyampaikan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, melaksanakan tugas dengan baik dan benar, berusaha memenuhi kewajiban sebelum menuntut hak, memperlakukan orang lain sesuai dengan hak dan kewajibannya, teguh pendirian dalam menegakan peraturan yang berlaku, taat beribadah, menerima hak sesuai kewajiban.

7. Prinsip Kesetaraan (Musawah)

Karakter: perspektif gender, peduli sosial, menghargai orang lain.

Contoh indikator: memperlakukan orang lain setara tanpa diskriminasi atas dasar jenis kelamin, keyakinan, golongan dan status sosial, memiliki kepedulian sosial, membantu orang lain yang membutuhkan, menghormati manusia sebagai makhluk Tuhan tanpa memandang rendah kepadanya.

8. Prinsip Musyawarah (Syura)

Karakter: demokratis, menghargai perbedaan pendapat, menjunjung tinggi Keputusan mufakat consensus.

Contoh indikator: mendahulukan Keputusan musyawarah diatas kepentingan sendiri dan golongannya, terlibat aktif dalam musyawarah, menghargai Keputusan bersama, melibatkan pihak lain dalam musyawarah untuk kepentingan bersama, tidak menganggap pendapatnya paling benar dan menyalahkan pendapat yang berbeda, memberikan arah pandangan secara sama kepada semua orang di suatu forum, terbuka terhadap kritik orang lain.

BACA JUGA  Pelayanan Jamaah Calon Haji, Kemenag 50 Kota Gandeng Imigrasi Agam

9. Prinsip Toleransi (Tasamuh)

Karakter: sikap terbuka, cinta damai, menghargai keberagaman, bersaudara atas dasar agama, kemanusiaan, dan sesame warga negara (ukhuwah Islamiyah, basyariah wathaniyah).

Contoh indikator: menghargai perbedaan (suku, ras, golongan, dan agama), menghargai keyakinan orang lain, mengajak kebenaran tanpa memaksa, membangun persaudaraan seagama dan antar agama.

10. Prinsip Dinamis dan Inovatif (Tathawwur wa Ibtikar)

Karakter: kreatif, mandiri, berpikiran terbuka, bernalar kritis, berjiwa kompetitif, berbudaya dan peduli lingkungan.

Contoh indikator: memiliki tekad kuat merubah diri menjadi lebih baik, berani mencoba hal baru dalam mengembangkan kebaikan, pantang menyerah dalam meraih cita-cita, berpikir sistematis dan prosedural, memiliki wawasan luas tentang hidup dan kehidupan.

Demikianlah sekilas tentang implementasi moderasi beragama di madrasah. Madrasah merupakan lingkungan paling strategis untuk memulai gerakan pembudayaan prinsip-prinsip moderasi beragama dan wadah penyelenggaraan pendidikan yang bersifat sistemik. Artinya, proses pendidikan di dalamnya melibatkan banyak pihak yang dapat dianggap sebagai representasi beragam unsur masyarakat dalam kehidupan yang lebih luas. Oleh sebab itu, harus ada usaha luar biasa di madrasah untuk mengejar ketertinggalannya. Harus ada terobosan ”out of the box” dari madrasah agar dapat meraih kembali peradaban Islam yang saat ini justru dimanfaatkan bangsa-bangsa lain.

Semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka:

Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah. Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan. Direktorat Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta. 2021.

Buku Saku Moderasi Beragama ( Luqman hakim saifuddin )

Baca Juga :

Facebook Comments

- Advertisement -
- Advertisement -