Kasus Covid-19 Meningkat, Agusli: Jangan Abai dengan Protokol Kesehatan

Tanah Datar, SuhaNews – Kasus terkonfirmssi  positif Covid-19 semakin tinggi di  Kabupaten/kota di Sumatera Barat. Kini daerah ini berada pada  posisi zona oranye dalam peta risiko covid 19.

“Kita mengikuti zoom meeting bersama Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat untuk membahas masalah ini,”ujar kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Datar, melalui Kabid Pembinaan SMP, Agusli, Kamis (22/4) di Batusangkar.

Dalam zoom meeting bersama Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat dan dinas pendidiikan lainnya di Sumbar, dihadirkan narasumber ahli Dr dr Andani Eka Putra, Gubernur Sumbar,  Kadis Kesehatan Sumbar,  Kadis Pendidikan Sumbar,  Perwakilan Dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan para kepala sekolah.

Baca juga: Covid-19 Kab Solok Membludak, 20 Warga Terkonfirmasi, 23 Sembuh

Dr dr Andani dalam paparannya menyampaikan bahwa saat ini per hari ini ditemukan 530 pasien positif Covid-19 dengan positif rate (PR) lebih 12%.

“Angka PR 12% jauh di atas standar WHO yakni 5%,” jelas Andani Eka Putra.

covid
kabid Pembinaan SMP, Agusli

Angka tersebut menunjukkan bahwa kondisi umum Sumbar adalah berisiko tidak baik.  Pada penanganan pengendalian pandemi Covid-19. Di bidang testing, Sumbar termasuk paling baik di tingkat nasional.  Namun saat ini Sumbar termasuk provinsi yang tingkat kepatuhan rendah (buruk) dalam pelaksanaan protokol kesehatan sehingga menjadi penyebab PR Sumbar saat ini dicatas 12%.

Rendahnya tingkat kepatuhan masyarakat, jelas Andani Eka Putra, terlihat  pada sebagian masyarakat, termasuk di tempat ibadah Semakin jauh masyarakat dari kota, semakin lengah melaksanakan prokes.

Sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka, jelas Andani Eka Putra, sebagian besar telah melaksanakan dan patuh pada prokes Covid-19. Namun ketika siswa keluar dari lingkungan sekolah dan berbaur dengan keluarga/ masyarakat sering mereka alfa.

BACA JUGA  Operasi Ketupat Singgalang 2021, Polres Sawahlunto Didirikan Tiga Pos

“Angka kematian akibat positif Covid 19 berkisar 2 sd 3%,” jelas Agusli mengutip pernyataan para narasumber.

Sekalipun angka tersebut rendah namun memiliki resiko tinggi pada orang tua usia di atas 50 tahun, termasuk pada para guru,  perawat atau tenaga kesehatan.

Siswa yang terkonfirmasi positif covid,  biasanya sembuh dengan baik, tingkat kesembuhan anak-anak lebih tinggi daripada orang dewasa. Resiko kematian orang tua akibat positif covid  lebih tinggi daripada anak-anak atau siswa,” jelas Agusli.

Masyarakat, jelas Agusli, memiliki pengetahuan yang cukup tentang prokes yang benar,  namun kesadaran untuk melaksanakan masih rendah.

“Kalau masyarakat abai melaksanakan prokes, dikhawatirkan lonjakan Covid-19 akan menjadi dan tidak terkendali,” ujar Agusli.

Khussus di lingkungan sekolah (SMP) di Tanah Datar, Agusli berharap semua elemen, yakni guru, tenaga kependidikan dan peserta didik mematuhi protokol kesehatan ini. Jangan sampai abai, sehingga ada lonjakan kasus di lingkungan sekolah.

Saat ini, jelas Agusli, mengutip keterangan narasumber dalam zoom  meeting ini, rumah sakit dan tempat isolasi penuh, ruang dan pengobatan tidak memadai,  tenaga kesehatan banyak terjangkit,  banyak pasien tidak mendapatkan pertolongan,  dan sehingga angka kematian akibat positif covid  tinggi dan bertambah tinggi.

“Mari kita terapkan 3M + 1 M (segera mandi sesampainya dirumah jika kembali dari perjalanan luar daerah)  pada keseharian,” tambah Agusli. (Andra Datuak)

 

Facebook Comments

- Advertisement -
- Advertisement -