SuhaNews–Menilik Desa Wisata KBA Tabek, Talang Babungo,bersama Uda Uni Kabupaten Solok Sumatera Barat kaya akan destinasi wisata dan budayanya, tidak terlepas dengan Kabupaten Solok yang terkenal dengan jargon “5 Danaunya” pastinya akan memanjakan setiap pengunjung.
Selain memeliki lima danau Kabupaten Solok memiliki banyak potensi baik pada destinasi wisata, kebudayaan serta kulinernya.
Apalagi dengan konsep Desa Wisata yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat ini yang memfokuslan pengembangan wisata local berbasis kepada Desa Wisata.
Banyak pilihan dengan beraneka ragam potensi dan keunikan yang dimiliki oleh setiap desa wisata ini.
Dalam rangka memeriah pemilihan Uda Uni Sumatera Barat 2022, melalui diskusi panjang dari sekian banyak desa wisata yang ada di Kabupaten Solok mata kami bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok memutuskan untuk mengangkat Desa Wisata KBA Tabek ini sebagai lokasi Project Video Promosi untuk pemilihan Uda Uni Sumatera Barat 2022.
Saat ini kami dari Ikatan Uda Uni Duta Wisata Kabupaten Solok tentunya bersama Muhammad Fadillah (Uda Kabupaten Solok 2022) dan Utari Sri rahmi (Uni Kabupaten Solok 2022) berkesempatan berkunjung dan menikmati indahnya salah satu desa wisata yang ada di Kabupaten Solok.
Desa wisata ini masih menjaga dan melestarikan Kehidupan masyarakat kampung dengan segala kearifan lokalnya akan mudah untuk ditemui ketika akan berkunjung kesana. Desa wisata ini berjarak 47 km dari Arosuka atau 2 jam perjalanan darat tentunya. Selama dalam perjalanan menuju desa wisata ini kita akan disuguhkan pemandangan kebun teh, danau kembar dan agrowisata yang ada di Kabupaten Solok.
Desa Wisata KBA tabek berada di kawasan perdesaan yang masih asri. Pemandangan yang tenang bisa anda nikmati sembari berjalan-jalan sore. Kami sampai di KBA tabek saat hari menuju magrib dan disambut oleh ketua POKDARWIS yaitu Pak Kasri, beliau langsung menjamu kami beserta tim dengan cemilan khas daerah tersebut yaitu “gulo anau”, dan selanjutkan kami diarahkan ke Homestay untuk berisitirahat karena kegiatan project ini kan dimulai besok paginya.
Untuk saat ini KBA Tabek telah memiliki ±40 homestay yang terdiri dari berbagai kelas serta fasilitas yang baik, sehingga siap untuk menyambut tamu yang berkunjung.
Pagi hari setelah sarapan kami diajak untuk melihat pengambilan air nira dari batang enau, hal ini menjadi welcome drink kami sebagai tamu di desa wisata ini. Langsung meminum air nira yang baru dipanen, tentunya air nira ini memiliki banyak manfaat dan selain itu air nira ini juga akan diolah untuk menjadi gula aren, sirup aren dan juga gula semut. Pada kesempatan kali ini kami hanya bisa menyaksikan proses pembuatan gula semut yang sudah semi modern dengan sentuhan teknologi sehingga gula semut yang dihasilkan seragam dan lebih higienis tentunya. Karena untuk pembuatan sirup aren dan gula aren sedang tidak waktunya produksi.
Setelah menikmati air nira kami juga diajak berkeliling oleh pak Kasri, beliau menceritakan kalua jorong tabek ini mendapatkan bantuan CSR dari PT. Astra International tbk makanya jorong ini bernama KBA singkatan dari Kampung Berseri Astra yaitu pada tahun 2016. Selain itu jorong ini terdiri atas 11 zona dimana setiap zona dihuni oleh ± 40 Kepala keluarga, dimana setiap zona terdapat halte yang terbuat dari bamboo dan pohon enau yang sudah produksi, halte ini bertujun sebagai tempat pemberhentian, berdiskusi dan santai bagi masyarakat. Selanjutnya kami berhenti di Kawasan Rumah Pintar, rumah panggung yang berfungsi sebagai sarana pelatihan, pustaka nagari dan tempat pertemuan bagi masyarakat.
Selain ini disini juga menyediakan jasa sewa sepeda untuk berkeliling dan menikmati suasana yang asri dan sejuk. Tidak berlama kami di Rumah Pintar lanjut kami menuju kawasan produksi rumah batik, selain memiliki destinasi KBA Tabek juga memiliki cinderamata yaitu batik tulis dengan motif pohon enau sebagai ciri khas dari desa wisata ini.
Sembari melihat produk batik tidak lupa kami juga bisa melihat dan ikut langsung dalam pembuatan “ampiang” atau emping yang berasal dari beras ketan yang ditumbuk pipih. Mulai dari proses penyanggrai beras ketan kemudian ditumbuh menggunakan alu ketika masih panas sehingga beras ketan terpisah dari kulitnya dan berbentuk pipih, setelah itu bersihkan.
Ampiang ini enaknya dikonsumsi dengan perpaduan parutan kelapa, gulau enau dan sedikit garam. Umumnya masyarakat disini mengkonsumsi seperti itu saja tapi ada juga dibeberapa daerah di Sumatera Barat yang mengkonsumsi ampiang ini dengan campuran dadiah ataupun dengan es cendol.
Sambil menikmati ampiang yang sangat enak dan khas ini kami juga melihat kesenian yang masih terjaga disini yaitu silek tradisi, tari piriang dan juga pupuik tanduak.
Pupuik tanduak ini sangat menarik perhatian kami, dari cerita niniak mamak disini diketahui bahwa pupuik tanduak ini dulunya digunakan sebagai penanda, karena dulu tidak ada alat komunikasi kemudian rumah penduduk yang masih jarang sehingga pupuik tanduak ini mejadi salah satu alat komunikasi saat dulu yaitu sebagai penanda ada suatu kejadian atau pemberi kabar baik atau berita duka. Pupuik tanduak ini hanya memiliki satu nada alias nada tunggal sehingga memerlukan keterampillan khusus untuk bisa memainkan alat musik ini.
Waktu berlalu dengan begitu cepat, tidak terasa sudah mendekati waktu magrib padahal masih ada beberapa tempat yang ingin kami kunjungi yaitu kilangan tebu yang mana masih menggunakan tenaga kuda untuk menggerakkan mesin pengilang tebunya. Karena selain menyediakan gula enau masyarakat disini juga memproduksi olahan tebu menjadi gula tebu. Tidak cukup waktu satu hari untuk menjelajahi KBA Tabek Talang Babungo ini, sepertinya harus dijadwalkan ulang waktu berjunjung ke desa wisata ini, sehingga tidak ada yang terlewatkan satupun hal-hal menarik di KBA Tabek ini.
Setelah sholat magrib kami dari Ikatan Uda Uni Duta Wisata Kabupaten Solok mohon pamit kembali ke rumah masing-masing serta mengucapkan terima kasih kepada Pokdarwis KBA Tabek terutama kepada Ketua yaitu Pak Kasri beserta istri yang sambutannya tidak akan kami lupakan. Semoga untuk perjalanan kami selanjutnya dapat menggali potensi dan mempromosikan kawasan desa wisata KBA Tabek ini agar dikenal lebih luas oleh wisatawan local maupun mancanegara.(*)
Baca juga:



Facebook Comments