Kepala BKKBN: Kabupaten Solok Terbaik Penanganan Stunting

Arosuka, SuhaNews – Kepala BKKBN PerwakIlan Provinsi Sumatera Barat, Fatmawati mengapresiasi penurunan stunting di Kabupaten Solok tahun 2022 karena termasuk terbaik, dari 40,1 persen pada tahun 2021, menjadi 24,2 persen pada tahun 2022. 

Fatmawati menyampaian apresiasi saat Pembukaan Rapat Koordinasi Tim Penanganan Penurunan Stunting Kabupaten Solok tahun 2023 di Arosuka, Kamis 16 Februari 2023.

Baca juga: Sukses Atasi Stunting, Bupati Solok Terima Penghargaan BKKBN

“Di bawah Komando Bupati Epyardi Asda bersama Solok Super Tim, Kabupaten Solok  berhasil menurunkan angka stunting dengan sangat signifikan, dari 40,1 persen menurut SSGI pada tahun 2021, menjadi 24,2 persen pada tahun 2022,” ujar Fatmawati.

Terjadi penurunan stunting di Kabupaten Solok sebesar 15,9 persen. Penurunan sebesar 15,9 persen inilah yang menjadikan Kabupaten Solok mendapat prediket terbaik penanganan Stunting di Sumatera Barat.

“Kabupaten Solok juga termasuk terbaik tingkat nasional dalam Audit Stunting,” jelas Fatmawati.

Kita mengetahui bersama bawa target dari Bupati Solok sendiri, Kami mencoba melihat di Visi Bupati Solok yaitu, Mambangkik Batang Tarandam, menjadikan Kabupaten Solok Terbaik di Sumatera Barat.

“Stunting juga dimasukkan pada misi ke-5 yaitu Meningkatkan pembangunan Sumber daya manusia yang berkualitas dengan indicator sasaran angka prevalensi Stunting 15% di tahun 2023, 14% di tahun 2024, 13,50% ditahun 2025, dan 13 % di tahun 2026,” jelas Fatmawati.

Intervensi stunting, tambah Fatmawati, harus dimulai dari hulu, yaitu kepada remaja dan calon pengantin, pemantauan kepada ibu hamil sampai usia anak dibawah dua tahun.

Selain itu, intervensi juga dilakukan pada pasangan usia subur, diperlukan pelayanan KB pasca melahirkan, edukasi pengasuhan anak dan kasih saying yang penuh terhadap anak. Kemudian pada saat anak umur balita, harus dipastikan mendapatkan ASI ekslusiv, Imunsasi lengkap, vitamin, dan pemberian manan tambahan yang kaya protein.

BACA JUGA  Bahas Ranperda Perubahan APBD, Bupati Solok Ikuti Rapat Paripurna

“Kabupaten Solok merupakan sentra pertanian jadi sangat memungkinkan penurunan stunting akan berhasil dengan baik. Kualitas beras solok yang mengandung protein tinggi, ditambah lagi sayur mayurnya yang segar, lokasi peternakan juga memungkinkan, adalah mendukung sumber gizi di kabupaten Solok tercukupi dengan baik.

Rakor ini dikuti oleh seluruh Kepala OPD, Kepala Puskesmas, Penyuluh KB, Camat dan Wali Nagari.

Bupati Solok,  Epyardi Asda mengatakan bahwa pada tahun 2023 ini Kabupaten Solok bertekad menjadikan angka stunting turun menjadi 10 persen.

“Dari 40,1 persen mampu diturunkan menjadi 24,2 persen, Kita bertekad akan turunkan menjadi 10 persen,” ujar Epyardi Asda.

baikBupati Epyardi Asda berharap kerja keras dari seluruh stakeholder, saling berkaloboratif, sehingga di tahun 2023 harapan angka stunting 10 persen bisa diwujudkan.

Kepala Bapelitbang Kabupaten Solok, Nafri dalam paparannya saat menyampaikan evaluasi penanganan stunting tahun 2022 dan rencana kerja TPPS tahun 2023.

Kecamatan terendah angka stuntingnya di Kabupaten Solok, jelas Nafri, adalah Kecamatan Pantai Cermin sebesar 5,31 persen, sedangkan angka stunting tertinggi adalah Kecamatan IX Koto Sungai Lasi dengan angka 23, 19 persen.

“Jumlah KK paling sediit beresiko stunting berada pada Kecamatan Payung Sekaki, dengan jumlah KK 947 KK. Sedangkan jumlah KK terbesar beresiko Stunting adalah Kecamatan Kubung, dengan angka 6350 KK,” papar Nafri.

Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Solok, Medison mengatakan bahwa  dalam penurunan stunting ke depan dibutuhkan aksi-aksi kaloboratif, bukan hanya normatif dan teoritis. (Wewe)

Baca juga: Bupati Sijunjung: Kader Posyandu Perlu Inovasi dalam Penurunan Stunting

Facebook Comments

- Advertisement -
- Advertisement -