SuhaNews – Bupati Solok gelar rapat dengan pemangku agama dan Forkompinda. Rapat digelar dalam rangka mengantisipasi dan mengamankan Kabupaten Solok dari Covid-19, Kamis (9/4) di Guest House Arosuka.
Rapat diikuti oleh Kapolres Solok Arosuka, AKBP Azhar Nugroho, Kapolres Solok Kota, AKBP Ferri Suwandi, Asisten I Edisar, Kejari Solok Donny Haryono Setyawan, Ketua Pengadilan Negeri Koto Baru Fauzi Isra,Kepala Kantor Kesbangpol Junaidi, Ketua Baznas H. Sukardi, Ketua NU Rusli Intan Sati, Ketua MUI Syahrul Wirda, Kepala Kantor Kemenag, H. Alizar Chan dan Ketua Pengadilan Agama Muhammad Fauzan.
“Untuk sementara waktu, tidak ada lagi kegiatan memakai mesjid untuk salat berjamaah baik Jumat atau salat wajib lima waktu,” jelas Bupati Solok, H. Gusmal.
Bukan hanya itu, tegas Gusmal, pertemuan malam hari, baik di masjid maupun di tempar lain pun dilarang. Bupati menerima laporan masih ada masyarakat yang berkumpul-kumpul di kedai dan warung-warung.
“Saya minta Polres Kota Solok dan Polres Solok Arosuka raziai saja masyarakat yang masih berkumpul-kumpul,” pinta Bupati Solok kepada dua Kapolres Solok.
Instruksi Gubernur Sumbar, jelas Gusmal, sudah sangat tegas bahwa bupati dan walikota harus mengawal daerahnya. Bagaimana saya mengawal daerah ini kalau bapak-bapak dan ibu-ibu tidak ikut mengawalnya.
“Kita semua akan jadi pengawal keputusan ini,” ujar Gusmal.
Pemerintahan nagari, jelas Gusmal, juga sepakat untuk mengamankan Kabupaten Solok dari penularan virus corona ini. Kita berharap Kabupaten Solok ini dihindarkan dari berkembangnya Covid-19 ini.
Sekarang, jelas Gusmal juga muncul istilah baru yakni OTG (orang tanpa gejala). Dilihat sehat-sehat saja, tidak pernah berjalan keluar daerah, tidak pernah keluar negeri tapi kena juga.
“Mantan pelatih PSSI Andi Darussalam terinfeksi virus corona padahal beliau tidak pejalan, ke jakarta tidak, keluar negeri tidak, tapi terkena juga,” papar Gusmal memberi contoh OTG.
Tidak tahu pasti, jelas Bupati Gusmal, kapan berkembangnya virus in, divmana berkembangnya, bagaimana cara berkembangnya. Kita tidak tahu dan mungkin tidak akan pernah tahu, bagaimana cara berkembangnya.
“Kita harus berlari dari kejaran virus corona ini,” jelas Gusmal.
Caranya dengan mengurangi berkumpul-kumpul. Kalau di Jakarta tidak boleh berkumpul lebih dari 2 orang. Kalau ditemukan berkumpul lebih dari 5 orang di bubarkan, diusir oleh penegak hukum. Kita usahakan senang di rumah, cuci tangan setiap sebentar.
“Usaha ekonomi tidak boleh kita matikan, UKM harus jalan terus,” jelas Gusmal.
Kalau keluar rumah, jelas Gusmal, harus pakai masker. Kalau bertemu kawan, jangan dekat-dekat. Kalau ada kerumunan hindari.
“Social distancing atau pembatasan sosial berskala besar itu sudah berlaku sekarang di Republik kita Indonesia ini,” jelas Gusmal.
Saat ini, jelas Gusmal, yang positif Corona sekitar 3.400, yang meninggal 240, dan yang sembuh 202. Makin lama makin berkembang itu tandanya masyarakat kita belum mematuhi himbaun pemerintah.
“Mari kita patuhi keputusan Presiden Jokowi dan Menteri Agama terkait Covid-19,” jelas Gusmal. Wewe
Baca Juga:
Facebook Comments