AROSUKA – Seminggu menjelang pendaftaran ke KPU, balon Bupati Solok masih simpang siur. Desra Ediwan Anantanur, yang sejak awal memproklamirkan diri maju pada Pilkada serentak ini sudah dua kali ditinggal pasangan. Kini mencari pasangan baru.
Sementara Iriadi Dt. Tumanggung mendapatkan angin segar bakal diusung Partai Hanura dan PDI-P. Dukungan dua partai ini belum memungkinkan untuk maju dan mendaftar ke KPU. Iriadi harrus berkoalisasi dengan balon lainnya, yang juga sudah mendapatkan rekomendasi.
Begitu juga dengan Epyardi Asda, yang digadang-gadang bakal mengusung Yulfadri Nurdin sebagai Balon Wakil Bupati, juga putus di tengah jalan, Kini mantan anggota DPR RI ini bakal bergandengan dengan Jon Firman Pandu, sang Ketua DPRD Kabupaten Solok sekaligus Ketua Partai Gerindra.
Nasib kurang beruntung dialami Hendra Saputra-Mahyuzil Rahmat yang maju dari jalur independen. Pasangan ini kandas di dalam rapat pleno KPU karena dukungan tidak memenuhi syarat. Kini semua balon berharap dukungan partai.
Inilah politik Kabupaten Solok, sangat dinamis dan cair. Semua balon masih tagak surang. Nofi Candra pun belum memperlihatkan balon wakil bupati yang bakal mendampinginya. Bosa jadi pengusaha, yang mantan anggota DPD ini menggandeng Bachtul atau Maigus Tinus, yang sejak awal juga berharap ikut dalam perebutan BA 1 H dan BA 2 H.
Jangan lupakan juga Adli, yang sudah memperkenalkan diri sejak awal. Akademisi dan politisi ini berharap ikut percaturan politik di Kabupaten Solok.
Bisa jadi karena efek corona, sehingga semua menjadi tidak pasti. Semuanya balon masih berburu partai, berburu pasangan dan berburu suara. Begitu sulitnya mendapatkan suara partai dan pasanga, sehingga gonta ganti pasangan menjelang hari H benar-benar membuat masyarakat bingung.
Awal September, setiap pasangan balon akan mendaftar ke KPU. Akankah menghadirkan kejutan baru? Bisa jadi. Karena hingga sekarang belum ada pasangan yang pasti. Setelah berpasangan pun, mungkin tidak sempat melakukan kampanye dan lobi-lobi karena hanya dua bulan kurang waktu yang tersedia.
Masing-masing balon bupati tentu akan melakukan gerilia senyap. Tak kan sempat mengumpulkan massa dalam jumlah banyak, apalagi dalam kondisi pandemi covid-19. Jumlah kasus terkonfirmasi positif terus bertambah, masyarakat kian cemas dan khawatir, penyebarannya makin tidak terkendali menjelang pillkada serentak.
Walau corona menghadang, Pilkada serentak sudah ditabuh, tetap akan digelar pada 9 Desember 2020. Sekarang kita lihat saja kandidat yang bakal ikut dalam persaingan mendapatkan BA 1 H.
Hari ini kita hanya bisa menduga-duga balon Bupati Solok. Inilah kali pertama dalam pilkada Kabupaten Solok dalam 25 tahun terakhir jika beberapa menjelang pendaftaran ke KPU, belum ada balon yang pasti, belum ada pasangan yang memproklamirkan diri bakal berpasangan.
Benar Epyardi Asda-Jon Firman Pandu menjalin komunkasi intensif sebulan terakhir. Bahkan Andre Rosiade sebagai anggota DPR RI dari Partai Gerindra juga terlihat bersama Epyardi Asda. Sinyal sudah terlihat, tapi kita masih harus menunggu kepastian.
Desra Ediwan –Sabrana yang semula perpaduan Golkar-Gerindra sudah tidak ada lagi. Sementara Golkar-Demokrat pun boleh dikatakan tidak pula memungkinkan karena Ketua Partai Demokrat sudah mengundurkan diri untuk berpasangan dengan Desra Ediwan Anantanur. Mantan Wakil Bupati Solok dua periode ini sedang membidik partai lain, kemungkinan terbesar PKS. Itupun jika PKS tidak dirangkul oleh Nofi Candra.
Nofi Candra masih membutuhkan tambahan koaliasi untuk bisa mendaftar ke KPU.
Jika benar Iriadi Dt. Tumanggung telah mengantongi rekomendasi Hanura dan PDI-P bukan tidak mungkin berkoalasi dengan kandidat yang sudah ada. Hanya saja harus ada yang mengalah. Salah seorang mundur untuk mengejar BA 1 H, dan beralih ke BA 2 H.
Dalam sepekan ini, ikuti saja dinamika yang ada. Mana tahu ada lagi kejutan baru karena bola panas dan liar sedang bergulir, belum jelas di mana berhentinya. Yang pasti, pada 9 Desmeber 2020 ada calon bupati yang akan memimpin Kabupaten Solok lima tahun ke depan. Wewe
Baca Juga:
Facebook Comments