AROSUKA – Penetapan nomor urut pasangan calon (Paslon) Bupati Solok sudah dilakukan. Nofi Candra-Yulfadri Nurdin mendapakan nomor urut 1,  Epyardi Asda-Jon Firman Pandu nomor urut 2 dan Desra Ediwan Anantanur-Adli nomor urut 3.
Akhirnya hanya tiga calon yang disahkan KPU Kabupaten Solok dari lima balon yang mengapung sebelumnya. Pada tahap awal, pasangan balon independen Hendra Saputra-Mahyuzil Rahmat tersingkir karena tidak memenuhi syarat dukungan.
Begitu balon independen tersingkir dari pembalonan, KPU Kabupaten Solok menerima empat balon. Di luar tiga nama yang sudah mendapatkan nomor urut, ada Iriadi Dt. Tumanggung-Agus Syahdeman. Namun setelah melalui proses administrasi dan pemeriksaan kesehatan, pasangan ini terganjal. KPU hanya menetapkan tiga calon yang berhak bersaing mendapatkan BA 1 H.
Gegap gempita terlihat saat pengundian nomor urut. Sekalipun jumlah pendukung, simpatisan dan duta masing-masing paslon dibatasi, nanun alek KPU ini tetap ramai. Sorak sorai pengunjung mewarnai pengundian nomor urut ini.
Kini nomor urut sudah dikantongi. Persaingan tentu terasa ketat karena basis Calon Bupati Solok ada di Utara dan Selatan. Nofi Candra dan Epyardi Asda sama-sama dari Utara, sementara di Selatan ada Desra Ediwan. Karena itulah perebutan suara di tengah akan sengit dan menarik. Sebab tidak ada calon bupati dari Gunung Talang dan Kubung, suara kecamatan dengan pemilih terpadat di Kabupaten Solok.
Bukan sebatas perebutan suara, tetapi masing-masing pasangan calon bupati tentu berharap bisa mengantongi suara berserakan dari pasangan independen, yang gagal maju. Ribuan dukungan terhadap Hendra Saputra-Mahyuzil Rahmat tentu kini menjadi suara yang harus direbut. Ke manakah para pendukung calon independen ini akan melabuhkan suaranya.
Tentu akan menjadi perebutan yang menarik. Setiap paslon melalui timnya tentu memburu suara ini, termasuk memburu timnya. Sayang jika belasan ribu suara ini mengambang, maka saatnya untuk mendapatkan dukungan dari suara balon independen.
Tidak hanya itu, gagalnya Iriadi Dt. Tumanggung-Agus Syahdeman maju sebagai calon bupati Solok juga menjadi peluang baru bagi setiap paslon. Bukankah pasangan ini juga sudah memiliki tim, balihonya pun sudah menyebar di seantero Kabupaten Solok. Mereka kini  kehilangan kandidat, maka satu dari tiga paslon harus mampu berebut simpati.
Apalagi pasangan balon bupati ini juga didukung partai. Artinya bukan hanya mengejar suara pendukung dan tim, tetapi bagaimana partai mengalihkan dukungannya. Sebelum partai, pendukung dan tim menjatuhkan pilihan, maka paslon yang ada harus bekerja keras membujuk mereka.
Bukankah satu suara menentukan masa depan calon bupati Solok dan juga masa depan Kabupaten Solok. Â Apalagi ini puluhan ribu suara suara, tentu potensi yang tidak sedikit, sayang untuk dilewatkan. Wewe
Baca juga:
Facebook Comments