Limapuluh Kota, SuhaNews – Untuk mendalami sejarah pertambangan, seluruh santri kelas VIII Pondok Pesantren Modern Al Kautsar Muhammadiyah Harau, Kabupaten Limapuluh Kota melakukan Outing Class ke Museum Sawahlunto, Jumat, (17/11).

Dilepas pimpinan pondok pesantren, Dafri Harweli, rombongan mendapat wejangan sebelum melakukan perjalanan. Dalam arahannya Dafri berpesan agar menjadikan Outing Class sebagai wadah menimba ilmu pengetahuan, bukan sarana hura-hura.

Baca juga: Jusuf Kalla dan Ketua PP Muhammadiyah Resmikan Asrama Putra Ponpes Al Kautsar 50 Kota

“Outing Class ini adalah wadah bagi ananda semua untuk menimba ilmu pengetahuan, tertama dalam mata pelajaran yang terkait dengan kegiatan ini. Jangan jadikan kegiatan ini sebagai sarana hura-hura, Jaga sikap, sopan santun, dan niatkan untuk belajar. Dengan Outing Class, semoga pembelajaran ini lebih mudah di pahami,” tutur Dafri.

Di pimpin Wakil Kepala Bidang Kurikulum, Nilawati, kegiatan Outing Class juga didampingi oleh para wali kelas serta tenaga pendidik dan kependidikan lainnya. Ada lima museum yang menjadi tujuan para santri, yaitu Museum Goedang Ransoem, Situs Lubang Soero, Museum Musik, Museum Etnografi, dan Museum Kereta Api.

Dengan berjalan kaki dengan jarak tempuh lebih kurang 15 menit masing-masing lokasi museum, para santri mendapat pengetahun tentang sejarah pertambangan yang dipandu oleh kak Ocha dan Kak Putra. Dalam arahan dua pemadu tersebut, mereka mengatakan bahwa pertambangan di Sawahlunto merupakan pertambangan dengan hasil terbaik ke dua di dunia.

Outing Class yang diikuti santri kelas VIII ini merupakan pengembangan dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bahasa Indonesia, Muhaddasah, Kesenian, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), dan Vocabulary. Usai mengunjungi museum, rombongan menyempatkan mampir di Masjid Agung Kota Sawahlunto dan Mervoon Kandi, sebagai iconnya Kota Sawahlunto. Nauri.A/Nina