Dapatkan 6 Emas di Kejuaraan Angkat Besi, PB PABSI Belum Puas

SuhaNews – Tim angkat besi Indonesia membawa pulang enam emas dari turnamen di Iran. Eko Yuli Irawan dan  Triyatno  penyumbang emas terbanyak, masing-masing tiga buah.

Di kota Rasht, Propinsi Gilan, Iran, Minggu (2/2/2020), International Fajr Cup (Namjou Cup) yang kelima digelar. Undonesia mengirimkan 3 lifter dalam ajang yang juga menjadi kualifikasi Olimpiade itu.

Selain Eko Yuli, tim Indoonesia juga diperkuat oleh Deni dan Triyatno. Eko Yuli dan Triyatno turun di kelas 67 kilogram, sementara Triyatno di kelas 73 kilogram.

Eko Yuli berhasil menggondol 3 medali emas masing-masing di nomor snatch, clean and jerk dan total angkatan 310 kilogram.

Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) tak sepenuhnya puas dengan hasil lifternya di Kejuaraan Angkat Besi di Iran. Harusnya dia bisa lebih baik di total angkatan.

PABSI mengirimkan tiga lifter di kejuaraan 5th International Fajr Cup di Rasht, Iran, 1-5 Februari 2020. Mereka adalah Eko Yuli Irawan dan Deni di kelas 67 kg, dan Triyatno kelas 73 kg.

Di ajang pengumpulan poin Olimpiade Tokyo 2020 itu, lifter Merah Putih berhasil merebut enam medali emas dan dua medali perak.

Emas dipersembahkan Triyatno setelah dia membukukan angkatan 306 kg di kelas 73 kg. Rinciannya, 136 kg angkatan snatch dan 170 kg angkatan clean and jerk.

Tiga emas lain disumbangkan Eko Yuli dari angkat snacth 138 kg, clean and jerk 172 kg, dengan total angkatannya 310 kg. Padahal Eko tidak turun di nomor spesialisnya di kelas 61 kg.

Dapatkan 6 Emas di Kejuaraan Angkat Besi, PB PABSI Belum Puas 1
Enam mas belum membuat PB PABSI puas

Sementara, Deni yang turun di kelas yang sama, hanya meraih dua medali perak dari angkatan clean and jerk 160 kg dan total angkatannya 285 kg, serta satu perunggu di angkatan snatch 125 kg. Padahal kelas tersebut merupakan spesialisasinya.

BACA JUGA  Ligue 1: PSG Ditekuk Nice 2-3 di Parc des Princes

Jika dibandingkan dengan hasil saat di SEA Games 2019 Filipina, Deni mampu membukukan total angkatan terbaiknya 315 kg. Dengan rincian 143 angkatan snacth dan 172 kg untuk angkatan clean and jerk.

“Hasil ini belum memuaskan harusnya bisa lebih baik dari itu. Bisa dilihat hasil dari tiga pekan latihan ya seperti ini. Artinya persiapan harus lebih matang, entah fisik, atau pun teknik harus lebih diperhitungkan lagi ke depannya,” kata pelatih kepala angkat besi, Dirdja Wihardja kepada detikSport, Senin (3/2/2020).

Mantan lifter nasional ini sekaligus menjelaskan alasan Eko naik kelas ke 67 kg di turnamen pertama pengumpulan poin tahun 2020.

“Eko adalah bagian dari strategi kami (untuk menutupi kekuatan Eko di kelasnya). Selain itu, tentu sebagai latihan pasca cedera (pergelangan kaki kiri sejak April 2019). Jadi sebagai latihannya dia juga,” ujar Dirdja.

“Kendati naik kelas untuk berat badannya juga tidak terlalu jauh. Masih bisa diatasi sehingga saat main di kelas 61 kg, dia tak kesulitan untuk kembali ke berat semula.”

“Makanya, setelah ini di sisa tiga bulan terakhir sebelum penutupan poin kualifikasi Olimpiade, kami sembari menghitung poin olimpiadenya apakah sudah aman. Ini sekaligus persiapan untuk kejuaraan selanjutnya,” kata dia.

Sumber: Detik.com

Baca Juga:

Facebook Comments

- Advertisement -
- Advertisement -