spot_img

Dina Yulesti Menjadi Wisudawati Terbaik STIT Rahmah El Yunusiah Padang Panjang

Padang Panjang, SuhaNews –  Dina Yulesti menjadi wisudawati terbaik Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Rahmah El Yunusiah Tahun Akademik 2020/2021.

Gadis kelahiran Baringin Taluak, 23 Juli 1998 itu, tak kuasa menahan bahagia ketika menggandeng kedua orang tuanya berdiri di hadapan hadirin yang mengikuti prosesi wisuda tersebut.

Aplaus meriah menggema di Gedung Zainuddin Labay saat namanya disebut dan disambut Ketua STIT Syarifatul Hayati, Lc, MA. Prosesi itu turut disaksikan, Wakil Walikota Drs. Asrul, Ketua DPRD Mardiansyah, A.Md, Ketua Kopertais Wilayah VI Prof Dr. H. Eka Putra Wirman, Lc, M.A, dan Pimpinan Diniyyah Puteri, Fauziyah Fauzan El Muhammadiy, S.E, Akt, M.Si.

Ia tidak menyangka usaha kerasnya menempuh pendidikan selama empat tahun, mampu mengungguli 20 rekannya yang lain. Penghobi membaca itu, meraih IPK 3,73, Yudisium dengan Pujian.

“Ini adalah anugerah dari Allah SWT. Alhamdulillah,” kata anak dari pasangan Emriswan dan Nurhasanah itu.

“Prinsip saya sejak pertama adalah fokus. Segala sesuatu dikerjakan dengan cepat dan tepat waktu,” sebut anak petani itu.

Dina menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Comperatif Script Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran SKI di Kelas VII MTSN Pondok Pesantren Syafa’aturasul Taluak Kuantan”.

Ketua STIT, Syarifatul Hayati, Lc, MA mengajak, seluruh wisudawati jangan berpuas diri dengan apa yang diraih, karena perjuangan baru dimulai.

“Jadilah seperti berlian. Walaupun di kubangan lumpur, berlian tetap mulia di manapun dia berada,” pesan Syarifatul Hayati.

Sementara Fauziah Fauzan mengatakan, tantangan menjadi guru ke depan tidaklah mudah, lantaran menghadapi industri 4.0. Segala sesuatu akan berkaitan dengan “Internet of Thing”.

BACA JUGA  Penyelenggaraan E-Kelurahan, Mata Air Menjadi Kelurahan Terbaik di Padang Selatan

Menurutnya, berbagai pengetahuan akan mudah didapat lewat internet kecuali bimbingan psikologis dan agama.

“Anak akan membutuhkan bimbingan kecerdasan emosional dan spritual seperti kecintaan kepada Rasulullah. Ini kekuatan yang tak bisa tergantikan. Sebagai guru, bukan sekadar transfer knowledge, tetapi membangun ESQ,” ulasnya.

Fauziah Fauzan mengingatkan, wisudawati harus memegang prinsip berakhlakul kharimah, kuat dan tegar menjadi mujahid Allah. Serta cerdas sebagai khalifah yang siap menjadi pendidik dan istri yang sholehah. (*)

Baca juga:

Facebook Comments