SOLOK – Kejutan di Pilkada Kota Solok belum berakhir. Pasangan Balon Wali Kota Solok Ismael Koto-Edi Candra membuat kejutan baru. Mantan Ketua DPC Partai Gerindra ini justru direkomendasikan PBB dan Partai Hanura pada Pilkada serentak 9 Desember 2020 nanti.
Sejak awal, Balon Wako Solok, Ismael Koto-Edi Candra yakin diusung Partai Gerindra, selain kader dan Ketua Gerindra Kota Solok, baliho berlatar Partai Gerindra. Namun ‘galodo, datang menghantam, jabatannya sebagai Ketua DPC Partai Gerindra dicopot, dukungan Partai Gerindra pun dialihkan ke pasangan Reinier- Andri Maran.
Belum berhenti kejutan pertana, kejutan lainnya datang. Sang Petahana Zul Elfian memilih anggota DPRD Kota Solok dari Partai Golkar, Ramadhani Kirana Putra, sebagai pendampingnya. Sosok milenial, yang baru saja meraih gelar Doktor ini dan peraih suara terbanyak di Pileg 2019 ini, tentu bakal bersaiang dengan seniornya Yutris Can, yang sejak awal sudah memproklamirkan diri maju bersama Irman Yefri Adang.
Yutris Can bukan saja seniornya di Partai Golkar, Ramadhani Kirana Putra juga berasal dari Dapil yang sama, Lubuk Sikarah. Ramadhani Kirana Putra sebagai peraih suara terbanyak, sementara Yutris Can selain ketua DPRD juga merupakan Ketua Golkar.
Hal ini bukan saja suara Golkar menjadi terpecah pada Pilkada 2020 ini, DPP dan DPD Golkar pun tentu akan mengambil sikap. Rekomendasi hanya memungkinkan diberikan kepada salah seorang kader, Yutris Can atau Ramadhani Kirana Putra.
Andai saja rekomendasi diberikan kepada Ramadhani Kirana Putra, tentu Yutris Can akan bernasib sama dengan Ismael Koto. Kalau ini sampai terjadi, sungguh kejutan luar biasa. Namun sebagai kader Golkar senior, yang sudah tiga periode menjadi Ketua DPRD, tentu DPP dan DPD akan memberikan berbagai pertimbangan.
Lalu jika keduaya tetap sama-sama maju, bagaimanakan nasib Ramadhani Kirana Putra di Golkar. Selain di-PAW, apakah Golkar akan tetap menjadikannya sebagai kader di Kota Solok? Kejutan inilah yang ditunggu-tunggu warga Kota Solok Serambi Madinah ini. Jarang terjadi dua kader di satu daerah, sama-sama ngotot maju dalam Pilkada di waktu bersamaan. Namun inilah kejutan-kejutan di Pilkata Kota Solok 2020.
Apalagi majunya Zul Elfian juga sebuah kejutan. Karena sejak awal Buya sudah menyatakan tidak akan maju. Bahkan balihnya justru lebih banyak beredar di Kabupaten Solok karena bakal mengikuti langkah Syamsu Rahim dari Wali Kota Solok ke Bupati Solok. Kemudian tersyiar pula kabar, jika sang petahana bakal melangkah ke Provinsi Sumbar. Lagi-lagi usai PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) , niat itupun diurungkan. Zul Elfian kembali ke Kota Solok, berharap bisa terpilih untuk periode kedua.
Dalam pekan ini, tentu bakal ada kejutan baru dari Kota Solok ini. Empat pasangan yang bakal bersaing mendapatkan BA 1 P, yakni Zul Elfian – Ramadhani Kirana Putra, Yutris Can- Irman Yefri Adang, Reinier- Andri Maran dan Ismael Koto – Edi Candra masih bersaing mendapatkan rekomendasi DPP Partai.
Setiap pasangan balon masih bersaing mendapatkan rekomendasi DPP Partai. Bisa jadi yang dianggap sudah ‘dalam genggaman’ justru lepas menjelang pendaftaran ke KPU. Kalau ini terjadi, kejutan luar biasa kembali mengiringi pilkada Kota Solok.
Apalagi belum ada pasangan yang ‘nyaman’ untuk datang ke KPU. Padahal awal September 2020 ini, sudah harus mendaftar ke KPU. Tidak pasti, apakah ini juga efek dari Covid-19?
Kita tunggu saja kejutan berikutnya. Ini pertanda demokrasi benar-benar cair di Kota Beras ini. Bagaimana pun Pilkada sudah ditabuh bakal digelar pada 9 Desember 2020. Kalau tidak sekarang, bersabar saja sampai KPU mengumumkan Calon Wali Kota Solok yang akan dipilih. Wewe
Baca Juga:
Facebook Comments