spot_img

Merindukan Kenyamanan Pengisian BBM

Oleh: Feri Fren (Widyaprada BBPMP Sumbar)
Tulisan ini murni saya buat karena tergelitik mendengar berita dan melihat fenomena yang terjadi di lapangan, saat antrean pengisian BBM (Bahan Bakar Minyak) yang sangat memilukan hati.
Sebelumnya saya mohon maaf, karena saya bukan seorang pengamat ekonomi apalagi pengamat masalah politik.
Feri Fren a
Feri Fren

Baca juga: Salahgunakan BBM Subsisi, Pria 50 Tahun Diamankan Polres Solsel

Sering saya melihat di berbagai tempat, banyak kendaraan yang menunggu antrian berjam-jam lamanya dengan antrian yang sangat panjang berjejer pada jalur pengisian BBM apakah jenis Bio Solar maupun Pertalite.

Ditambah lagi baru-baru ini ada berita perkelahian antara sopir angkutan desa dengan sopir mobil pribadi yang berujung maut di sebuah SPBU di Banyuasin Sumatera Selatan. Kejadian ini viral di media sosial dan sontak menjadi perhatian publik.

Berawal dari saling serobot antrian BBM akhirnya perkelahian tidak bisa dihindarkan yang berujung pada maut. Sopir angkutan desa menghembuskan nafas terakhirnya.

Sedih sekali kita rasanya di negeri yang banyak memiliki kebun sawit dan banyak mengeksplorasi minyak ini. Bahkan negara kita konon ceritanya sewaktu kita belajar mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dulu di sekolah termasuk salah satu negara anggota OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries), yang dalam bahasa Indonesia berarti Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi.

Organisasi ini sudah didirikan pada tahun 1960 di Baghdad, Irak, dengan tujuan untuk menyelaraskan dan mengoordinasikan kebijakan produksi minyak antar negara anggotanya.

Negara kita mengekspor minyak, tapi di dalam negeri terjadi kelangkaan minyak. Hal ini dalam pepatah Minang ibarat “Ayam Mati di lumbung padi”.

Semestinya ayam bisa sangat kenyang karena ada padi yang akan bisa di makan di sekelilingnya.

BACA JUGA  Kecelakaan Bus ALS di Tol Sicincin, Atlet Karate dari Sumut Meninggal Dunia

Miris juga kita rasanya di negara pengekspor minyak malah terjadi kelangkaan minyak. Kejadian ini sudah bertahun-tahun lamanya, tetapi kok tidak bisa diselesaikan permasalahannya.

Menurut saya sebagai orang awam kan gampang saja, di stop saja atau dikurangi ekspor minyak untuk negara lain, perbanyak untuk kebutuhan dalam negeri. Mungkin tidak segampang itu penyelesaiannya, pihak-pihak yang terkaitlah yang lebih tahu untuk menjawab dan menyelesaikan permasalahan ini.

Saya juga tidak tahu serumit apakah permasalahan yang terjadi sebenarnya.
Bagi saya dengan melihat sudah lama fenomena ini terjadi, kapan lagi masyarakat kita bisa menikmati sumber daya alamnya sendiri yang melimpah ruah melalui kesenangan dalam pengisian BBM.

Kita pernah melihat dan merasakan di negara Malaysia betapa nyaman dan senangnya saat pengisian BBM, tidak ada antrian panjang bahkan kita bisa Melani diri sendiri (self service) dengan harga yang lebih murah.

Rindu pula rasanya kita sebagai masyarakat untuk menikmati kejadian seperti itu. Tetapi kita tidak tahu entah kapan itu bisa terwujud dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia khususnya dalam pengisian BBM.

Kita selalu berharap dan berdoa, mudah-mudahan masalah ini bisa cepat terselesaikan. Semoga.

Baca juga: Selewengkan BBM Subsidi, Polisi Amankan 2 Pelaku di Lubuk Basung

Facebook Comments

Google News