spot_img

Memahami Fatwa MUI Oleh Yogi Imam Perdana, Lc, M.Ag., Mubaligh dan Dosen IAIN Batusangkar

MUI Tanah Datar telah mengeluarkan fatwa terbaru terkait kondisi wilayah akibat dampak pandemi covid 19 yang terjadi saat ini. Pro dan kontra di kalangan msyarakat menanggapi fatwa ini tak bisa terelakkan.

Hal itu dikarenakan fatwa ini sangat tidak populer di telinga masyarakat awam yaitu melarang dilaksanakan sholat berjama’ah di Mesjid.

Penulis dalam hal ini bukan pada kapasitas mengkritik, membantah atau lain sebagainya karena tidak ada kapasitas penulis melakukan hal yang demikian. Akan tetapi penulis hanya berusaha memahamkan diri sendiri dan masyarakat sekitar terkait fatwa ini sehingga pandangan kita terhadap kemuliaan para Ulama itu tetap terjaga karena Mereka lah sebetulnya yang menjadi pewaris Nabi.

Terkait pendapat masyarakat yang menyayangkan keluarnya fatwa MUI tersebut karena dikhawatirkan masyarakat akan meninggalkan mesjid dan memenuhi warung kopi bagi saya ini argumen yang sungguh ironi. Hal  itu karena permasalahan warung kopi yang lebih ramai dari mesjid itu bukan masalah yang sekarang saja terjadi, justru  itu merupakan permasalahan yang klasik dan sudah semenjak lama.

Kalau mereka paham prosedur seharusnya itu tupoksinya pemerintah yang memiliki perangkat dalam mengeksekusi warung yang bandel karena tindakan pejabat dalam melakukan itu diakui undang-undang dan punya perangkat yang mendukung hal itu.

fatwa
Yogi Imam Perdana, Lc, M.Ag

Kemudian kalau yang dikatakan sebagai alasan mereka untuk membantah itu adalah ijtihad dan keputusan sahabat mulia Abu ‘Ubaidah Ibn al-Jarrah untuk tetap bertahan di Amwas tempat wabah menular yang terjadi padahal hal itu disayangkan keputusannya oleh Khalifah Umar maka sebetulnya dalam beragama tidak boleh baper tapi perlu ilmu dalam mengamalkannya.

Beragama bukan hanya sekedar rasa, tapi perlu kedalaman ilmu yang dihasilkan dari belajar. Tidak ada istilahnya menakar-nakar dalam agama. Tapi setiap amalan itu harus bersandarkan dalil syar’i dan ilmu yang hakiki.

BACA JUGA  Siswa Tidak Hanya Cerdas, Tapi Juga Berkarakter: Salah Satunya Peduli

Maka marilah kita semua tidak saling menyalahkan, kita patuhi keputusan Ulama dan pemerintah selama tidak menganjurkan kita untuk berbuat maksiat karena merekalah yang punya kapasitas dalam hal itu. Insya Allah badai corona ini akan segera berakhir, Amin.

Baca Juga:

 

Facebook Comments

Google News