Pandemi Covid-19 Dalam Balutan Pertamina Foundation
Oleh Waitlem
Perkembangan Covid-19 belum berhenti. Setiap hari ditemukan kasus baru. Peta zonasi risiko virus corona ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan sejak pertamakali penetapan zonasi risiko daerah pada 31 Mei 2020. Saat itu sebanyak 166 kabupaten/kota masuk dalam peta zonasi risiko. Pada 25 Oktober 2020, jumlah daerahnya bertambah, mencapai 360 kabupaten/kota.
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito berharap ada evaluasi menyeluruh terhadap penanganan Covid-19 di wilayahnya masing-masing.
“Harusnya daerah-daerah yang tidak berubah kondisinya selama 10 Minggu berturut-turut itu, belajar untuk meningkatkan penanganan Covid-19 di wilayahnya masing-masing,” kata Wiku, sebagaimana dilansir dari https://covid19.go.id pada 30 Oktober 2020.
Pandemi Covid-19 bukan hanya meningkat di Indonesia. Secara global kasus terkonfirmasi terus bertambah. Hingga 30 Oktober 2020 ini, secara global ada 44. 351.506 kasus Covid-19 di seluruh dunia, sebanyak 1.171.255 meninggal dunia karena terpapar virus ini. Sementara di Indonesia, kasusnya pun terus bertambah, hingga sekarang sudah mencapai 404.848 kasus sebanyak 13.701 meninggal dunia.
Peningkatan kasus terkonfirmasi Covid-19 ini kian masif usai PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Nyaris semua wilayah di Indonesia terpapar virus corona ini. Bahkan bukan dua kali lipat, ada yang meningkat lebih dari 10 kali lipat dibandingkan Mei atau Juni 2020 silam.
Covid-19 membuat semua sendi kehidupan terganggu. Kehidupan ekonomi, sosoial, budaya, politik, hukum, keamanan, pendidikan dan sendi-sendi lainnya ikut terpengaruh. Yang paling dirasakan tentu perekonomian. Pemutusan hubungan kerja meningkat, pengangguran bertambah, sementara lapangan kerja kiat sulit. Harga jual hasilpertanian menukik tajam.
Bantuan sosial yang diberikan pemerintah jelas tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan semua keluarga di Indonesia. Sekalipun bantuan sudah disalurkan berupa bantuan langsung tunai dan bantuan sosial lainnya, tetapi masyarakat tetap merasakan kesulitan.
Roda perekonomian seakan berhenti berputar. Semua merasakan dampak dari Covid-19 ini. Dalam kondisi ketidakpastian inilah Pertamina Foundation hadir sebagai pemberi solusi. Beragam program diluncurkan. Beragam inovasi dilakukan. Pertamina Foundation berharap masyarakat tidak makin terpuruk dalam resesi ekonomi.
Dalam bergerak, Pertamina Foundation tidak sendirian. Pertamina Foundation selalu menggandeng pihak lain, sehingga melbatkan banyak orang. Sebuah kolaborasi yang indah dan membuat motivasi pihak lain pun meningkat. Kerjasama saling menguntungkan.
Pertamina Foundation berkolaborasi dengan artis sekaligus pebisnis muda Cinta Laura Kiehl dalam program PFpreneur Pertamina Foundation Women Leaders and Enterpreneurs.
Kerjasama yang dimaksudkan untuk mengembangkan kewirausahaan perempuan yang unggul berbasis pengelolaan usaha modern dan berdaya saing tinggi, dengan terbukanya akses permodalan melalui Program Kemitraan PT Pertamina (Persero).
Ini jelas sebuah peluang bagi perempuan muda yang memiliki semangat untuk bangkit. Apalagi PFpreneur 2020 mengusung tema Women Leaders and Enterpreneurs “Bersama Perempuan Wirausaha, Mewujudkan Impian Menjadi Kenyataan”.
Program PFpreneur hadir bagi para perempuan hebat Indonesia untuk pengembangan embrio UMKM, menggali & mengembangkan ide inovasi yang paling kreatif & aplikatif. Melalui PFpreneur, Pertamina akan memberikan paket pelatihan secara online, mentoring dari expert di bidangnya, memfasilitasi jejaring usaha bersama pengusaha sukses serta akses permodalan dari program kemitraan Pertamina.
Melalui PFpreneur, Pertamina akan membangun perempuan hebat Indonesia untuk mengembangkan UMKM yang dikelolalanya. Bukan sebatas masalah meningkatkan kualitas produk, juga akan dibimbing dengan pemasaran melalui kemitraan. Pertamina menyediakan reward bagi peserta terbaik.
Dipilihnya Cinta Laura sebagai role model, menurut Presiden Direktur Pertamina Foundation, Agus Mashud S. Asngari karena Cinta Laura sangat cocok menjadi contoh sukses bagi para perempuan dalam segala bidang yang ia jalankan.
“Cinta Laura adalah role model yang sangat pas untuk dicontoh oleh para perempuan muda di Indonesia. Reputasinya dalam bidang pendidikan, bisnis, serta sosial sangat membanggakan. Yayasan yang didirikan oleh keluarganya yang seluruh pendirinya adalah wanita sangat selaras dengan program yang sedang kita jalani saat ini yaitu PFpreneur. Kami sangat bersemangat untuk bekerja sama dengan Cinta,” ujarnya sebagaimana dikutip dari SuhaNews.co.id, 18 Oktober 2020.
Bukan itu saja, Pertamina juga meluncurkan Kompetisi PFMuda, yang bertemakan “Aksi Sosial Kreatif Untuk Menjawab Isu-Isu Sosial dan Lingkungan”. Tidak berbeda jauh dengan PFpreneur, yang menyasar anak muda kreatif. Bahkan PFMuda ini terbuka untuk individu atau kelompok dengan rentang usia 15 tahun sampai 35 tahun.
Pertamina Foundation memberikan tantangan anak-anak muda untuk membuat program atau proyek sosial dan lingkungan. Pertamina Foundation menantang anak muda untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial dan menyelamatkan lingkungan. Pertamina Foundation memberi kebebasan kepada anak muda, baik secara individu maupun berkelompok untuk mengajukan gagasan programnya.
Tantangan ini tentu saja membuka peluang kerja, sekaligus membuat anak muda tergelitik untuk menyalurkan potensinya. Anak-anak muda sudah diberi kepercayaan untuk mengaplikasikan gagasan besarnya dalam membangun Indonesia.
Begitu banyak masalah sosial yang ada di sekeliling kita. Herlin Variani (2020: 2) dalam bukunya Parent Smart untuk Ananda Heba, menulis bahwa Dunia terhenyak. Hening tanpa kata. Tak mampu bersuara. Menahan perih menyaksikan pemberitaan kekerasan terhadap anak yang tiada henti. Mulai dari penganiayaan, hingga kejahatan dan penyimpangan seksual. Semua tersaji sebagai kisah. Kenyataan yang seolah tak ada habisnya untuk menjadi berita di negeri ini.
Ini hanyalah salah satu fenomea gunung es masalah sosial yang perlu mendapatkan perhatian. Banyak gunung es lainnya yang bisa mencair setiap saat, bahkan tidak tertutup kemungkinan akan meledak. Lembaga pendidikan maupun pendidikan keluarga seakan tidak mampu untuk menyelesaikan masalah sosial yang kian menggunung dan beragam.
PFMuda diharapkan mampu menghadirkan gagasan besar untuk menyelesaikan masalah sosial. Apalagi anak muda termasuk yang rentan terhadap dampak dari masalah sosial ini. Pernasalahan sosial tidak mungkin lagi diselesaikan melalui ruang-ruang seminar dan sebatas gagasan, tetapi dibutuhkan aksi nyata.
Pertamina mekalui PFMuda ini diharapkan mampu menyelesaikan masalah sosial ini. Walau belum akan tuntas semuanya, tetapi ketika ditemukan gagasan besar dari anak muda untuk mengatasinya, diharapkan bisa ditularkan, atau setidaknya satu daerah belajar ke daerah lainnya.
Sebagaimana diberitakan SuhaNews.co.id, 29 September 2020, melalui PFMuda ini, para peserta ditantang untuk mengajukan gagasan proyek sosial yang mampu menuntaskan isu-isu sosial dilengkapi dengan video dan foto mengenai proyek sosial tersebut. Sebanyak 10 peserta terbaik, akan mendapatkan pengalaman dan pelatihan dari para juri maupun pelatih atau mentor yang terdiri dari sejumlah profesional muda berprestasi, akademisi, expertise, dan public figure yang telah sukses membangun bisnis berbasis proyek sosial.
Pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT-RI) ke-75 pada 17 Agustus 2020, Pertamina Foundation juga membalut Pandemi Covid-19 dengan program kreatif. Berkolaborasi dengan anak-anak muda peraih Beasiswa Pertamina Foundation atau Pertamina Foundation Scholars (PFS) Batch VI dan VII menyelenggarakan acara bertajuk Aksi Sobat Bumi 2020.
Acara dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan di 25 perguruan tinggi dari Sumatera sampai Papua. Aksi sosial ini seperti pengabdian kepada masyarakat, pembagian alat kesehatan, pemberian donasi, dan beragam kegiatan digelar pada saat itu.
Aksi Sobat Bumi ini dilakukan bersama PFS periode 2019 dan 2020 yang tersebar di 25 kampus mitra. Masing-masing kampus menamai kegiatan CSR mereka dengan nama yang khas. Contohnya seperti kegiatan yang dilakukan para Sobat Bumi Universitas Brawijaya di Malang. Mereka menamai kegiatannya sebagai “Social Program for New Normal Preparation” yang mana isi kegiatan itu bertujuan untuk mendorong sikap masyarakat dalam menghadapi persiapan masa new normal pandemi Covid-19 (SuhaNews.co.id, 18 Agustus 2020).
Pertamina Foundation tidak hanya memberikan perhatian kepada anak muda,perempuan wirausaha, masyarakat umum dan mahasiswa, penyandang disabilitas pun diberi perhatian. Bagaimanapun kelompok disabilitas ikut terdampak pandemi Covid-19. Kalau selama ada kesan penyandang disabilitas dikesampingkan, Pertamina Foundation bisa memberikan perhatian khusus.
Salah satu program PFBangkit yakni memberikan bantuan pelatihan dan sarana usaha budidaya lele dalam ember sebanyak 100 paket alat dan bahan budidaya kepada penyandang disabilitas yang terdampak wabah pandemik Covid-19 di Kabupaten Kebumen.
Tidak hanya berhenti sampai di sini, melalui program PFBangkit, Pertamina Foundation juga menghibahkan peti jenazah kepada tiga rumah sakit di Jakarta, yakni 3 buah untuk RS Islam Pondok Kopi, 3 buah untuk RSUD Cempaka Putih, dan 4 buah peti jenazah untuk RSUD Kemayoran.
Sangat terasa kehadiran Pertamina Foundation selama masa pandemi. Selain memberikan CSR secara langsung, tidak sedikit program CSR pertamina atau Pertamina Foundation mengemasnya dengan kegiatan kreatif, yang banyak berkolaborasi dengan anak muda kreatif. Sangat terasa jika Pandemi Covid-19 dalam Balutan Pertamina Foundation dirasakan oleh masyarakat.
Baca juga:
Facebook Comments