SuhaNews–Tampilan visual dari pancaran proyektor ke sebuah layar di panggung, memperlihatkan Malin bersama pujaan hatinya Nilam di masa kecil, menjadi pembuka sandiwara “Malin Nan Kondang”, Selasa malam, (29/12), di Desa Kubu Gadang, Kelurahan Ekor Lubuk, Kecamatan Padang Panjang Timur.
Selepas tayangan dua sejoli itu, sejumlah pemain melangkah ke atas pentas berukuran 6,5 x 4 M, memperagakan pertunjukan randai. Di tengah lingkaran pemain yang bergerak searah jarum jam, Malin dan Nilam yang telah beranjak dewasa muncul. Keduanya diperankan Zikri Maulana dan Dian Eka Tamara.
Malin mengutarakan maksudnya merantau. Dengan berat hati, Nilam harus merelakan kepergian kekasihnya. Keinginan merantau juga disampaikan kepada sang ibu yang sebenarnya tak rela. Rasa tak ingin berpisah itu, tergambar dari gerakan nelangsa ibu Malin dalam sebuah tarian, seusai berat hati melepas anaknya merantau.
Settingan panggung dengan pencahayaan dari atas dan background yang berubah sesuai suasana –berasal dari layar kain putih yang terkesan semi digital — membuat cerita “Malin Nan Kondang” menjadi dramatik. Para pemain terlihat sedikit siluet.
Malam itu, pertunjukan sandiwara yang merupakan ide cerita Prof. Novesar Jamarun MS, Rektor ISI Padang Panjang ini berjalan sukses. Perpaduan seni teater, musik, atraksi silat, koreografi menjadi satu kesatuan yang menghibur. Sebelumnya, sejumlah pertunjukan pendukung seperti Tari Panen dan silat turut memecah dinginnya malam.
Cerita Malin Nan Kondang yang diangkat tentunya bertolak belakang dengan Malin Kundang anak durhaka. Malin Nan Kondang adalah sosok yang berbakti kepada orang tua. Setelah sukses merantau, Malin tak lupa membahagiakan orang tuanya.
Pementasan yang digagas Persatuan Pemuda Kubu Gadang (PPKG) itu bertujuan untuk menjalin silaturahmi sekaligus menggalang dana untuk renovasi balai desa. Malam itu dana sebesar Rp.5.350.000 berhasil terkumpul lewat “Badoncek” sebelum sandiwara dimulai dan saat jeda di pertengahan.
Sekretaris panitia acara Yuliza Zen menyampaikan, sandiwara itu telah dipersiapkan dua bulan lalu dan latihan intens selama satu bulan.
“Dari kesepakatan masyarakat, ninik mamak, Alhamdulillah acara sandiwara ini kembali digelar –setelah 6 tahun tidak terlaksana– selama dua hari. Hari pertama Malin Nan Kondang dan Legenda Bujang Sambilan untuk hari berikutnya,” katanya.
Liza menyampaikan, acara tersebut terselenggara dari memanfaatkan fasilitas yang telah diberikan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kemudian bantuan Karang Taruna Tunas Cempaka serta Pemko Padang Panjang.
“Acara ini juga merupakan kolaborasi dari para pemuda Sago, Sigando, Pitalah dan dari Pemuda Silaing Bawah,” sebutnya.
Camat Padang Panjang Timur, Doni Rahman mengapresiasi PPKG yang telah menggelar sandiwara Malin Nan Kondang dan Legenda Bujang Sambilan ini. Dia juga mengingatkan untuk memperhatikan protokol kesehatan Covid-19. “Pandemi covid masih ada, perhatikan protokol kesehatan.
Tetap jaga keamanan dan ketertiban saling menghormati,” katanya. Rel
Baca juga :
Facebook Comments