Peranan Wanita Aisyiyah Dalam Mendidik Anak Usia Dini

Peranan Wanita Asyiyah Dalam Mendidik Anak Usia Dini

oleh : Dahlia Farina, Mahasiswa PPs Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Aisyiyah merupakan sebuah gerakan wanita yang lahir di Yogyakarta pada tahun 1917. Aisyiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan dan Nyai Ahmad Dahlan. Sejak pendiriannya pada tahun 1917, tujuan utama Aisyiyah adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat, khususnya perempuan, terhadap berbagai masalah yang ada di masyarakat.
Seperti mengutip perkataan dari ibu Noordjannah sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah dalam Seminar Pra Muktamar ke-48 Muhammadiyah ‘Aisyiyah yang mengangkat tema ‘Arsitektur Gerakan Perempuan Berkemajuan’ pada Kamis (14/04/2022), menjelaskan bahwa Islam memandang perempuan memiliki posisi dan peran yang mulia.

Antara lain dalam menjalankan peran kerisalahan Nabi yakni sebagai pelanjut dakwah Islam. Perempuan juga berperan dalam menjalankan fungsi utama yang sama dengan laki laki dalam menjalankan ibadah dan kekhalifahan di muka bumi. Perempuan juga menjalankan kehidupan dengan nilai-nilai akhlak yang utama. wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita wanita 

“Oleh karenanya penting landasan teologis dalam gerakan perempuan berkemajuan agar para perempuan dalam menjalankan aktivitas kehidupan dan dakwah memiliki landasan yang kokoh pada agama dalam hal ini agama Islam dan menjalankan perannya sebagai panggilan keagamaan menuju kehidupan yang sesuai ajaran Islam menuju kehidupan yang hayatan thayibah.”

Aisyiyah sebagai organisasi keagamaan disebut Noordjannah telah memiliki karakter utama sebagai gerakan Islam yang menjalankan misi dakwah dan tajdid berlandasakan al Quran dan as sunah agar terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

“’Aisyiyah dengan identitas gerakannya sejak awal kelahiran terus menggali dan mengembangkan nilai-nilai teologis dan praksis Islam dalam membangun umat terbaik sebagaimana surat Ali Imran ayat 110 juga sebagai pijakan bagi manusia dalam hal ini termasuk perempuan untuk menuju kepada kebahagiaan sejati di akhirat dengan haytan thayibah sebagaimana termaktub dalam surat an Nahl ayat 97,” terang Noordjannah.

BACA JUGA  Wabup Tanah Datar Sampaikan Selamat Ulang Tahun pada Satpol PP dan Satlinmas

Organisasi Aisyiyah tumbuh menjadi gerakan perempuan yang melengkapi berbagai gerakan yang dilakukan oleh Muhammadiyah. Salah satu fokus dari Aisyiyah adalah pendidikan untuk kaum perempuan serta bagi anak-anak usia dini.

Pada tahun 1919, Aisyiyah mulai mendirikan pendidikan formal di Kauman Yogyakarta untuk usia dini yang setara dengan frobel school yang berasal dari Barat. Lembaga pendidikan ini kemudian berkembang menjadi Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) yang diperuntukkan bagi anak-anak usia prasekolah dasar.

Dengan berdirinya Taman kanak-kanak bustanul athfal, para pendiri dari ‘Aisyiyah mengharapkan anak didiknya kelak menjalankan syari’at bukan saja dalam bidang keagamaan tapi juga kemasyarakatan yang betul-betul berada dalam kapasitas peradaban kontemporer (bermacam-macam). Taman kanak-kanak bustanul athfal mengharapkan para peserta didiknya untuk terus mempertahankan organisasi ke ‘Aisyiyahan, melalui program pengembangan kepribadian serta belajar kelompok menciptakan mereka tumbuh dan berkembang secara kemajemukan dalam satu tubuh ‘Aisyiyah.

Sampai saat ini seperti yang kita lihat kalau Aisyiyah secara nasional sudah mengelola hampir 25 ribu TK ABA yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Jumlah tersebut tentu saja menjadi bukti bahwa gerakan perempuan ternyata telah menjadi penopang yang sangat kuat dalam rangka pembentukan karakter generasi mendatang.

Melansir dari Redaksi Suara Aisyiyah Inspirasi Perempuan Berkemajuan (27/09/2022), ada ribuan taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan perguruan tinggi yang dikelola ‘Aisyiyah di seluruh penjuru Indoensia.

Di amal usahanya ini, ribuan lapangan pekerjaan untuk perempuan terbuka lebar. Bekerja di lingkungan yang setara dan mendukung pergerakan perempuan untuk berkarya. Pun, melalui bidang pendidikan inilah, ‘Aisyiyah mengajak kaum perempuan untuk tidak lagi berdiam diri di rumah. Perempuan harus bergerak tanpa batas. Menempuh pendidikan, meraih impian, berdaya, dan bebas bekerja. Entah sebelum ia menikah atau sesudah menikah ia boleh menentukan pilihan hidupnya tanpa tekanan dari siapapun. Apalagi tekanan dan dominasi dari laki-laki. Prinsip kesetaraan ini membuat saya mengagumi ‘Aisyiyah sebagai lembaga pemberdayaan perempuan yang berlandaskan pada ajaran-ajaran Islam.

BACA JUGA  Pemerintah Kota Solok Raih Opini WTP ke-6 Kali dari BPK

Selanjutnya juga dikutip dari laman Wikipedia, saat ini Aisyiyah telah dan tengah melakukan pembinaan sebanyak 86 kelompok bermain/pendidikan anak usia dini, 5865 Taman kanak-kanak, dan tingkat sekolah lainnya yang tersebar di Indonesia. Bahkan di Sumatera Barat saja sudah sangat banyak didirikan sekolah TK Aisyiyah, yang tersebar di berbagai daerah di Sumatera Barat.

Seperti yang saya lihat bahwa sudah banyak perempuan Aisyiyah yang sudah berperan dan bekerja salah satunya di yayasan Aisyiyah, bahkan terlihat yayasan Aisyiyah memberi dukungan sepenuhnya untuk perempuan yang sudah berumah tangga. Seperti jam menyusui jika ada salah satu gurunya yang memiliki balita. Juga disediakan tempat penitipan anak di salah satu area sekolah. Agar apapun peran yang dilakukan oleh perempuan ‘Aisyiyah tidak menutup akses mereka dalam bekerja dan meningkatkan potensi diri. Cuti melahirkan, cuti menikah, dan berbagai keringanan lainnya, meyakini bahwa sekolah ‘Aisyiyah adalah sekolah ramah perempuan.

Bahkan sederet program pemerintah baru-baru ini dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, seperti pelatihan Sekolah Penggerak dan Pendidikan Profesi Guru (PPG), bebas diakses bagi semua guru perempuan di sekolah ‘Aisyiyah. Sekolah mendukung penuh dan memberikan waktu untuk mereka bisa meningkatkan kualitas diri. Konsep pemberdayaan perempuan dengan Islam berkemajuan yang dimiliki ‘Aisyiyah membuat perempuan Indonesia terus semangat memacu diri; bebas bermimpi dan meraih harapan setinggi mungkin.

Keberadaan lembaga pendidikan yang dikelola oleh Perempuan aisyiyah menjadi bukti bahwa gerakan dan organisasi perempuan telah memainkan peran penting dalam rangka membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sebagaimana diamanahkan oleh undang-undang pendidikan nasional. Perempuan yang berdaya memiliki peran yang penting dalam membangun karakter anak-anak di sekolah, karena dari perannya menjadi seorang guru lahirlah seorang pemimpin yang kelak menjalankan berbagai kebijakan-kebijakan. Diharapkan kebijakannya mendukung penuh misi ‘Aisyiyah dalam pemberdayaan perempuan sebagai khalifatul ardh yang berdasarkan pada Islam rahmatal lil’alamin. (Oleh: Dahlia Farina, NIM: 23010087, Mahasiswa PPs UM SUMBAR)

BACA JUGA  4 Wanita Ditangkap Satreskrim Polres Payakumbuh Karena Judi

REFERENSI:
https://harian.disway.id/read/751196/kiprah-aisyiyah-dalam-memajukan-pendidikan-adalah-bukti-nyata-gerakan-perempuan/15,diakses:30/12/23
Fitria M. Nisa, Siti Maziyah. (2020). (Peranan Aisyiyah dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini), Jurnal Historiografi, Vol. 1, No. 1: 38-49
https://muhammadiyah.or.id/eksistensi-dan-peran-aisyiyah-memajukan-perempuan-indonesia-diganjar-penghargaan/diakses:29/12/23
website: Pimpinan Pusat Muhammadiyah (Redaksi) : Muhammadiyah Cahaya Islam berkemajuan

Facebook Comments

- Advertisement -
- Advertisement -