spot_img

Pj. Bupati Ikuti Rakornas Inflasi Tahun 2024, Presiden RI Himbau Kepala Daerah Untuk Waspada “Neraka Iklim”

Mentawai, SuhaNews – Pj. Bupati Kepulauan Mentawai, Fernando Jongguran Simanjuntak, S.St.,Pi.,M.Pi, mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2024 secara online pada Jum’at (14/06/2024).

Rakornas ini mengusung tema “Pengamanan Produksi dan Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok Untuk Mendukung Stabilitas Harga.”

Rakornas pengendalian inflasi 2024 bertujuan untuk mendorong sinergi antara Kepala Daerah dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam menstabilkan harga dan ketahanan pangan nasional. Selain itu, kebijakan pemulihan ekonomi di daerah diharapkan dapat menghasilkan kebijakan pengendalian inflasi yang komprehensif sebagai masukan untuk kebijakan nasional.

Dalam sambutannya, Presiden Republik Indonesia mengingatkan para kepala daerah untuk waspada terhadap tantangan masa depan terkait isu iklim dan pangan. Mengutip peringatan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, Presiden menyebut dunia sedang menghadapi “neraka iklim”.

“Kita harus tetap waspada, hati-hati, tidak boleh lengah. Tantangan ke depan tidak mudah. Saya kira Bapak-Ibu semuanya sudah mendengar warning dari Sekjen PBB bahwa dunia menuju pada neraka iklim. Ngeri. Neraka iklim. Suhu akan mencapai rekor tertinggi lima tahun ke depan, hati-hati,” ujar Presiden di hadapan para gubernur, bupati, dan walikota se-Indonesia saat membuka Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Negara, Jakarta.

Presiden menambahkan bahwa dalam satu tahun terakhir, Indonesia telah mengalami gelombang panas ekstrem. Ia menyoroti suhu panas di India yang mencapai 50 derajat Celcius dan di Myanmar mencapai 45,8 derajat Celcius.

Jika situasi ini dibiarkan, menurut Food and Agriculture Organization (FAO), pada tahun 2050 dunia akan mengalami kekeringan yang berdampak pada kekurangan pangan. Oleh karena itu, Presiden menekankan pentingnya mengantisipasi kekeringan dan gelombang panas yang dapat mempengaruhi produksi pangan dan inflasi.

BACA JUGA  Profil: Rusman Edi sebagai Duta Penyuluh Agama Islam Award Sumatera Barat 2024. 

“Artinya apa? Jangan main-main urusan kekeringan. Jangan main-main urusan gelombang panas. Larinya nanti bisa ke inflasi. Begitu stok tidak ada, produksi berkurang. Produksi berkurang, stok tidak ada. Artinya harga pasti akan naik. Otomatis itu. Hukum pasar memang seperti itu,” jelas Presiden.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut, Presiden telah menginstruksikan Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerjasama dengan TNI untuk memasang pompa-pompa air. Setidaknya, sekitar 20 ribu pompa akan dipasang di daerah-daerah produksi pangan, terutama daerah penghasil beras. (yy).

Baca Juga :

Facebook Comments

Google News