Padang, SuhaNews – Ketua FKUB Kota Bukittinggi diwakili Sekretaris, Drs. H. Gazali bersama Hj. Tri Andriani Djusair, S. Ag, MH (Wakil Bendahara) dan Syafrial, SH (Anggota) mengikuti Silatda Tokoh Agama dan Lembaga Keagamaan Provinsi Sumatera Barat yang di Gelar FKUB Provinsi Sumatera Barat, Selasa 16 September 2025 di Istana Gubernur Provinsi Sumatera Barat. Hadir Wakil Walikota Padang H Maigus Nasir.
Kegiatan yang diikuti Kabid, Pembimas, Kalimantan KUB Kanwil Kemenag Sumbar, Kepala Kemenag Kab/Kota, MUI, PGI, KWI, PHDI, Permabudha, Pengurus FKUB, PW. Muhammadiyah, PW. NU, DPW Perti, LKAAM, Bundo Kanduang, Ormas Kristen, Ormas Katolik, Ormas Hindu dan Ormas Budha ini menghadirkan narasumber Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI, Adib Abdushomad, Plt. Kakanwil Kemenag Sumatera Barat, H. Edison, Perwakilan Gubernur Sumbar dan Ketua FKUB Provinsi Sumatera Barat, Prof. Duski Samad.
Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI, Adib Abdushomad, memberikan apresiasi tinggi terhadap kondisi kerukunan umat beragama di Sumatera Barat.
Dalam kesempatan tersebut, Adib juga mensosialisasikan dua program utama PKUB Pusat Harmoni Award dan Sistem Peringatan Dini (Early Warning System/EWS) “Si Rukun”.
Adib mengumumkan bahwa Sekretariat Jenderal Kemenag akan segera menggelar Kick Off Meeting untuk memulai penilaian Harmoni Award untuk FKUB Proaktif. Penghargaan ini akan diberikan kepada FKUB tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang dinilai paling agresif dan praktis dalam membina kerukunan.
“Penilaian akan berlangsung pada Oktober-November, dengan penganugerahan pada awal Desember. Untuk itu, kami harap partisipasi aktif dari Plt. Kanwil Kemenag Provinsi, Ketua FKUB, dan seluruh jajaran,” jelas Adib.
Ia menekankan bahwa instrumen penilaian akan sangat memperhatikan bukti nyata (evidence) dan dukungan dari Pemerintah Daerah.
Menyikapi dua daerah di Sumbar yang belum membentuk FKUB, Adib menegaskan komitmennya untuk tidak menggunakan pendekatan top-down.
“Pendekatannya bukan feel best approach, tetapi love is a proudly. Silakan jika sudah ada chemistry yang baik dan dirasa perlu, maka dibentuk. Jangan dipaksa, yang penting kita sudah memfasilitasi,” ujarnya. Ia menyerahkan sepenuhnya proses pembentukan kepada inisiatif masyarakat (bottom-up).
Program lain yang menjadi sorotan adalah peluncuran E-Warning System (EWS) “Si Rukun”, sebuah aplikasi deteksi dini untuk konflik berdimensi sosial keagamaan. Sistem ini dirancang untuk memantau dinamika kerukunan secara real-time.
“Lebih baik memelihara kerukunan sebelum konflik terjadi daripada menyesal setelahnya. Damai adalah pondasi, sebuah investasi,” tegas Adib.
Prof Duski Samad dalam materinya memberikan peringatan keras agar komitmen terhadap kerukunan tidak sampai “bangkrut”. “Jangan sampai kita distigma oleh media, atau dicurigai memiliki kepentingan tertentu. Investasi kita di bidang kerukunan jangan sampai bangkrut. Itu tagline-nya,” tegasnya.
Ia lantas membantah keras segala stigma negatif tentang kerukunan di Sumbar. “Tidak ada bukti historis, tidak ada bukti empiris, dan tidak ada bukti ilmiah yang mengatakan Sumatera Barat itu tidak rukun. Di mana pun komunitas Minang berada, mereka selalu mampu beradaptasi dengan masyarakat setempat. Ini adalah investasi sejarah, investasi budaya, dan investasi kearifan lokal masyarakat Minangkabau,” papar Duski.
Duski menekankan bahwa peran serta dan kesadaran para pimpinan daerah sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kerukunan. Menurutnya, pertemuan seperti Silatda ini bukan sekadar acara teknis-akademis, tetapi harus mampu menggugah semua pihak untuk mencari solusi bersama.
“Kerukunan itu lahir dari rangkulan, dari salaman, dari pertemuan, dan dari dialog. Minimal dengan adanya ruang dialog ini, kita bisa mendengar dan mengumpulkan aspirasi untuk kemudian merekomendasikannya kepada pemerintah, sesuai dengan tugas dan fungsi FKUB,” ujarnya.
Ia menutup pernyataannya dengan menekankan tiga poin kunci kerukunan harus menjadi agenda serius semua stakeholder, kerukunan adalah investasi berharga, dan FKUB diharapkan dapat efektif menjadi penjaga harmoni tersebut, terutama dalam menghadapi tantangan di masa depan. (**/Syafrial)
Berita Terkait :
Facebook Comments