Lima Puluh Kota, SuhaNews – Sebagai kesiapan dan kemandirian dalam penerapan Kurikulum Merdeka pada Tahun Pelajaran 2023/2024, MTsN 3 Lima Puluh Kota menggelar kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka dan Manajemen Berbasis Madrasah, 29 s.d 30 Mei 2023 di Hotel Santika Bukittinggi.
Workshop diikuti tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 63 peserta. Workshop dibuka langsung oleh Kepala Kantor Kemenetrian Agama Kabupaten Lima Puluh Kota, H. Irwan. Dengan mendatang narasumber handal, Feri Fren, kegiatan workshop diikuti penuh semangat oleh seluruh peserta.
Baca juga: Kemenag Bukittinggi Gelar Pembinaan Kurikulum Merdeka Bagi Guru MTs/MA
Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mengasah minat dan bakat peserta didik semenjak dini dengan fokus kepada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi. Kurikulum Merdeka dapat diartikan sebagai kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Feri Fren dari BBPMP SUmbar menjelaskan bahwa sesuai kebijakan Kementerian Agama, Implementasi Kurikulum Merdeka pada madrasah diterapkan secara bertahap mulai Tahun Pelajaran 2022/2023.
Dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka, madrasah dapat memilih dua opsi yaitu, madrasah masih menggunakan kurikulum 2013, dengan menerapkan beberapa prinsip Kurikulum Merdeka, dengan mengreasikan dan memberi inovasi dalam mengembangkan kurikulum.
“Madrasah memiliki fleksibilitas dalam mengelola pembelajaran dan asesmen sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya yang dimiliki,” ujarFeri Fren.
Kedua, Madrasah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan memberi layanan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang beragam bakat, minat dan kemampuannya. Madrasah melaksanakan pembelajaran kolaboratif berbasis proyek, terutama dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin.
Kurikulum merdeka, jelas Feri Fren, mengutamakan strategi pembelajaran berbasis proyek. Artinya, peserta didik akan mengimplementasikan materi yang telah dipelajari melalui proyek atau studi kasus, sehingga pemahaman konsep bisa lebih terlaksana.
Nama proyek ini adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Proyek ini sifatnya lintas mata pelajaran. Melalui proyek ini, peserta didik diminta untuk melakukan observasi masalah dari konteks lokal dan memberikan solusi nyata terhadap masalah tersebut.
“Kemampuan tenaga pendidik untuk memahami bakat dan minat masing-masing peserta didik, adalah tugas dan tanggung jawab tenaga pendidik. Dengan kecanggihan zaman sekarang, tenaga pendidik harus melek teknologi. Metode klasikal tidak lagi menjadi daya tarik bagi peserta didik. Dengan memanfaatkan teknologi, tenaga pendidik harus kreatif dan inovatif dalam penyajian media pembelajaran,” lanjut pemateri dari BBPMP Sumbar ini.
Terakhir Feri berharap, dari workshop yang diadakan ini diharapkan Kurikulum Merdeka bisa diterapkan di MTsN 3 Lima Puluh Kota pada tahun pelajaran 2023/2024 agar semakin meningkatkan pengetahuan dan kualitas tenaga pendidik.(YE/Nina)
Facebook Comments