Adat Negatif, Ini Penjelasan Kakankemenag 50 Kota

Lima Puluh Kota, SuhaNews – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lima Puluh Kota, H. Irwan mengatakan bahwa Adat atau kebiasaan seseorang ada yang bersifat positif, dan tidak jarang ada yang bersifat negatif. Keduanya akan sama-sama berdampak kepada pribadi yang bersangkutan.

“Sifat negatif bisa saja hilang dari diri seseorang selama ia berkomitmen dan mau untuk berubah,” ujar Irwan saat memberikan amanat dalam Apel Pagi Senin (5/6) di halaman kantor setempat.

Baca juga: Pemkab Solsel Ajak Masyarakat Adat Berkolaborasi dengan Pemerintah Majukan Daerah

Dalam kehidupan sehari-hari akan terlihat kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh prang-orang yang bersifat negatif, diantaranya adalah, pertama santai dan tidak mau mengatur diri. Orag yang tidak mau mengatur diri akan mudah dibawa arus zaman. Tidak memiliki prinsip hidup.

“Rumput yang kecil sekalipun tidak akan mau diseret arus. Hanya daun kering yang akan mengikuti kemana air mengalir. Orang yang memiliki sifat positif tidak akan tinggal diam, ia akan bergerak meraih apa yang menjadi tujuan hidup,” ungkap kepala kantor.

“Selanjutnya yang ke dua adalah, merasa bahwa diri sudah ahli. Orang yang merasa paling ahli tidak akan mau belajar, dan itulah orang yang sombong. Setiap orang punya keahlian dan kekurangan, termasuk pemimpin. Pimpinan bukanlah orang yang paling benar., maka dengan diskusi, bergaul dengan banyak orang, membangun musyawarah, akan didapat pelajaran yang berharga.

Selanjutnya kepala kantor mengatakan, kebiasaan orang bersifat negatif yang ke tiga adalah takut dengan kegagalan. Kegagalan dan keberhasilan itu satu paket. Orang yang takut gagal hanya orang yang tidak mau melangkah. Manusia diberi energi untuk melakukan sesuatu, bukan diberi energi untuk memikirkan hasil sesuatu, karena itu adalah ranah Yang Maha Kuasa.

BACA JUGA  Pjs Bupati Solsel Jasman Rizal Putuskan Tutup Belajar Tatap Muka

Kebiasaan pemilik sifat negatif ke empat adalah tidak percaya diri. Setiap manusia memiliki sisi kemampuan rendah dalam dirinya, dan memiliki kemampuan yang lebih disisi lain. Untuk itu kepala kantor mengajak untuk tidak takut mencoba, karena kesalahan adalah batu loncatan untuk memperbaiki diri.

Kebiasaan negatif terakhir adalah, tidak mau melakukan sesuatu yang baru, sehingga kehidupannya menjadi stagnan. Maka lakukanlah perubahan demi perbahan dengan cara terbaik. Kepala kantor menyebut, apa yang diuraikannya adalah untuk kemajuan dan memaksimalkan kinerja ASN nya, dan bentuk konsistensi dan tanggung jawab moral sebagai pimpinan. (Nina)

Baca juga: Ribuan Calon Peserta Didik Baru Padati Kampus MAN 1 Kota Bukittinggi

Facebook Comments

- Advertisement -
- Advertisement -