“Banyak siswa yang tak datang ujian karena jalan longsor dan hujan masih turun sehingga orang tua mereka tak mau ambil resiko,” ujar Kepala SMPN 1 Tigo Lurah Kab. Solok H. Nofriadi, Sabtu (14/12)
Sudah seminggu, sejak Senin (9/12) lalu beberapa longsor mulai melanda sepanjang jalan dari Sirukam menuju Batu Bajanjang ibukota kecamatan Tigo Lurah. Bukan hanta satu atau dua titik longsor, tetapi ada beberapa belasan titik yang membuat jalan tak bisa dilalui kendaraan roda empat. Bahkan dibeberapa titik roda dua pun sulit melintas.
Selain longsor dari bukit yang menimbun badan jalan, pada beberapa lokasi juga ada badan jalan yang longsor ke jurang. Salah satunya di Km. 41. Disini badan jalan yang terban masuk jurang panjangnya mencapai 30 meter dan meruntuhkan lebih separoh dari lebar jalan.
Bencana ini selainmerusak jalan, juga merusak jaringan listrik. Beberapa tiang listrik terlihat miring karena ondasinya tergerus longsor dan kabelnya juga dihantam pohon yang tumbang. Akibatnya listrik juga mati.
Ketika masyarakat mempertanyakan hal ini pada PLN, jawabnya belum bisa diperbaiki karena jaringan listrik dari Lembah Gumanti yang melintasi hutan belantara belum bisa ditembus karena kondisi alam tidak mendukung, jadi cukup berbahaya bila listrik dinyalakan.
Kondisi ini dikeluhkan oleh para guru di SMA dan SMP di Tigo Lurah, karena menganggu pelaksanaan ujian. Siswa umumnya tinggal jauh dari sekolah. Selain itu kondisi ini juga menganggu proses PBM salah satunya pencatatan nilai dan hasil ujian yang tidak bisa memakai aplikasi karena ketiadaan listrik. Sebagai gantinya proses kembali ke manual.
Hal ini diungkapkan oleh Habibullah, Pengawas SMP yang melaksanakan monitoring dan evaluasi ke SMPN 1 Tigo Lurah.
Masih dari cerita dari Habibullah, saat melewati titik yang parah terkena longsor pengguna jalan kesulitan menembus “lunau” yang menggenangi jalan ataupun jalan yang mengecil akibat terban. Beberapa pemuda membantu pengendara mengangkat motor yang tentu saja memberi mereka uang jasa.
Kondisi ini dibenarkan oleh Putra Handayani, salah satu warga Batu Bajanjang Tigo Lurah. Ia menambahkan selain longsor dan trban di beberapa lokasi sepanjang rute Sirukam -Batu Bajanjang juga terjadi penurunan permukaan badan jalan dan aspal yang retak. Kondisi ini tentu saja berpotensi jalan terban atau longsor.
“Walu masih bisa dilewati, pada jalan yang turun ini terasa begelombang dan bila tidak hati-hati pengendara bisa jatuh'” sebut Handa.
Hingga kini belum ada penanganan menyeluruh pada lokasi-lokasi yang rusak akibat bencana selama seminggu terakhir. Akibatnya masyarakat Tigo Lurah kembali terancam terisolir serta biaya ekonomi kembali meningkat akibat pasokan dari Solok sekitarnya juga payah. Red
Berita Terkait :
Facebook Comments