Padang. SuhaNews – Bupati Solok, H. Gusmal membuka pelatihan tata kelola homestay, pondok wisata dan dan rumah wisata se-Kabupaten Solok di Kyriad Bumi Minang Hotel Padang, Kamis, 17 September 2020.
Acara ini dihadiri oleh Kadis Pariwisata Nasripul Romika, Kabag Humas Syofiar Syam, . Kabag BPBJ Khairul. Peserta Pelatihan Tata Kelola Homestay dan Pondok Wisata.
“Pelatihan tata kelola Homestay, pondok wisata, rumah wisata tahun 2020 merupakan salah satu jenis pelatihan yang dilokasikan oleh Kemenparekraf RI untuk Kabupaten Solok,” ujar Nasripul Romika.
Kabupaten Solok, jelas nasripul, dianggap memiliki potensi untuk pengembangannya, mengingat homestay sebagai salah satu bentuk akomodasi berbasis masyarakat. Selain itu Kemenparekraf juga melihat indikator dari sisi kuantitas homestay yang telah ada di Kabupaten Solok. Saat ini lebih dari 50 buah homestay sebagai salah satu persyaratan untuk pelaksanaan pelatihan.
“Kabupaten Solok sebagai salah satu daerah tujuan prioritas pariwisata di Propinsi Sumbar belum memiliki sarana akomodasi yang cukup dan representatif, sehingga diharapkan homestay lebih berperan dalam memenuhi aspek tersebut,” jelas Nasripul,
Pelatihan tata kelola homestay tahun 2020 ini, jelas Nasripul, sebagai wujud untuk meningkatkan kualitas SDM pengelola industri pariwisata daerah khususnya homestay, Meningkatkan pertumbuhan homestay untuk menunjang amenitas pariwisata Kabupaten Solo, meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, dan menggerakkan potensi daerah untuk meningkatkan daya sang pariwisata.
“Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan selama tiga hari, 16 s.d 18 September 2020 bertempat di Kyriad Bumi Minang Hotel Padang,” jelas Nasripul Romika.
Peserta, jelas Nasripul, akan melakukan study lapangan ke pulau kapo-kapo di Kabupaten Pesisir. Adapun jumlah eserta pelatihan homestay atau rumah wisata tahun 2020 sebanyak 40 orang, yang berasal dari pemilik dan pengelola homestay dari desa wisata kampung budaya dan pengelola destinasi wisata yang memiliki homestay yang ada di Kab. Solok.
Selama pelatihan, peserta didampingi oleh Dinas Ppariwisata, masyarakat pelaku wisata yang bersertifikat serta satu orang koordinator pedamping. Sementara Narasumber kegiatan adalah akademesi pelaku homestay yaitu Dr. Sari Lenggogeni, Direktur TDC Unand, Bundo Fat Pemilik dan Pengelola homestay di Pulau Kapo-kapo, yang juga pengiat wisata Sumbar.
Sementara Bupati Solok , H. Gusmal mengatakan bahwa Industri jasa sektor pariwisata telah memberikan kontribusi dan berperan penting dalam pembangunan perekonomian, pengembangan wilayah maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat, melalui kontribusi dalam menyumbangkan devisa.
“Pariwisata berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menciptakan lapangan kerja baru,” ujar Gusmal.
Di samping mempunyai peranan sosial, budaya dan lingkungan, jelas Bupati, sektor wisata juga berperan aktif pada kerangka pelestarian SDA dan budaya.
“Kabupaten Solok adalah salah satu daerah yang mempunyai sektor wisata dan alam yang indah. Dianugrahi 5 danau dan mempunyai kultur masyarakat dengan budaya khusus,” kata Bupati Gusmal.
Kabupaten Solok, jelas Gusmal, dianggap tepat dalam menyajikan/pengembangan wisata pedesaan/desa wisata sehingga patut kiranya kita terus berbenah. Wisata pedesaan menjadi salah satu tujuan bagi wisatawan. Karena itu desa wisata seyogyanya dibentuk dengan mengedepankan gaya hidup dan kualitas hidup masyarakat pedesaan.
“Desa wisata dibentuk dengan konsep kembali ke alam serta menawarkan kehidupan masyarakat yang lebih alami serta menampilkan kekayaan budaya daerah setempat. Homestay merupakan bagian dari daya tarik wisata pedesaan ini,” ujar Gusmal.
Merujuk kepada visi daerah, jelas Bupati, sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2016-2021, di tahun ini Kabupaten Solok difokuskan kepada beberapa capaian indikator pembangunan di sektor pariwisata yang masih belum optimal diantaranya pengelolaan objek wisata secara profesional demi peningkatan pertumbuhan industri pariwisata.
“Untuk menunjang pengembangan sektor pariwisata daerah perlu kiranya dilakukan bentuk kegiatan seperti pembinaan, bimbingan, pelatihan serta pengawasan demi peningkatan kapasitas SDM masyarakat pelaku sektor pariwisata. yang berkarakter dan berjiwa entepreneurship terutama bagi pengelola homestay, pondok wisata, rumah wisata,” jelas Gusmal.
Indikator pembangunan non fisik di sektor pariwisata Kabupaten Solok, papar Gusmal, telah ditetapkan 4 nagari piloting kampung budaya dan muncul beberapa desa wisata yang berbasis masyarakat sebagai bentuk sadar wisata.
Selain itu juga ada kelompok sadar wisata. Saat ini adasebanyak 25 pokdarwis. Sedangkan homestay yang sudah terdata sebanyak 95 buah. dari data tersebut menggambarkan semakin baiknya kesadaran masyarakat dalam menunjang sektor pariwisata sebagai sektor prioritas daerah.
‘Dengan terkelolanya homestay, pondok wisata/rumah wisata secara profesional akan menjadikan kampung budaya/desa wisata menjadi salah satu destinasi wisata dan diharapkan dapat meningkatkan citra pariwisata Kabupaten Solok,” Tandas Gusmal. Wewe
Baca juga:
Facebook Comments