Makkah, SuhaNews – Menunggu waktu keberangkatan ke Madinah yang dijadwalkan Kamis (20/7) ini berbagai kegiatan dilakukan jemaah haji khususnya Kloter 14 PDG asal Kabupaten Solok. Selain mengitari kota Makkah dan berbelanja oleh-oleh, tak sedikit pula yang menghabiskan waktu di Masjidil Haram.

Untuk mengisi jeda waktu solat Fardu, jemaah mengitari kawasan masjidil Haram yang arsitektur dan ornamennya membuat takjub umat Muslim apalagi yang pertama kali berkunjung ke Baitullah ini.

Ribuan Merpati ramah menyapa jemaah di pelataran masjid sambil berebutan makanan yang ditebar oleh jemaah. Beberapa diantaranya tak canggung mengambil makanan di telapak tangan jemaah.

Makanan terdiri butiran jagung, gandum dan biji-bijian lainnya dijual oleh pria berkulit gelap perawakan khas Arab seharga 5  Khomsah) Riyal Arab Saudi per kantongnya.

Pelataran ini tak hanya menarik jemaah dari Indonesia, banyak juga dari negara lain yang menghabiskan waktunya duduk sambil menyaksikan Merpati beterbangan. Beberapa dianyaranya juga ada sambil memegang dan membaca Al Qur’an.

Lokasi ini akan sepi begitu waktu solat datang, jemaah yang tadinya terhibur oleh ribuan Merpati akan bergerak bersiap melaksanakan solat. Jauh sebelum azan dikumandangkan saf-saf yang tersedia sudah diisi oleh beragam jemaah yang dapat dilihat negara asal dari penampilannya.

jemaah Indonesia terutama laki-laki sebagian besar lebih suka memakai celana panjang dan baju koko atau kemeja, tak jarang juga hanya berkaos oblong putih. Semantara jemaah dari Asia Barat terutama dari negara-negara sekitar Jazirah Arab lebih suka memakai baju gamis lengkap dengan sorban atau hanya peci putih penutup rambut.

Sambil menunggu waktu solat salah satu kesempatan ajang silaturahmi sesama muslim. Diantaranya dengan Samsir Alam dan Abdurrahim, dua lelaki ramah asal Bangladesh, negara muslim yang terletak di Asia Selatan.

Di kesempatan lain juga bertemu dengan Rahimiah, asalnya dari Bangladesh juga namun telah sukses sebagai pengusaha super market di Italia. Dalam percakapan dengan bahasa Inggris seadanya, ia bercerita pengalamannya sebelum ke Italia dia pernah menjadi buruh pabrik pembuatan skrup di Singapura. Dengan pria ramah inipun sempat bertukar nomor whatsapp.

Ada juga pasangan suami istri asal Jepang yang berprofesi sebagai pengusaha travel di negera matahari terbit tersebut. Mungkin karena profesinya yang berada di lapangan sehingga penampilannya juga terlihat santai dan gaul namun tetap islami.

Saat tahalul, muslim dari Vietnam juga ramah menyapa dan tak menolak saat diajak berfoto sebagai kenang-kenangan sama-sama menunaikan ibadah haji tahun ini.

Salah satu yang membuat nyaman di Baitullah ini adalah tingginya rasa persaudaraan yang ditunjukan oleh umat muslim yang berkumpul ini disini untuk umrah maupun salat. Perawakan orang Asia Tenggara yang lebih kecil dibanding warga Asia Barat, Afrika maupun Eropa dan Amerika tetap nyaman karena mereka juga tidak mau “bersilantas angan” kepada yang lebih kecil ini. Dodi | Fendi

Berita Terkait :

• Haji 2023, Pertemuan di Masjidil Haram dari Sakampuang Hingga Beda Benua
• Sakit, 1 Jemaah Haji Kabupaten Solok Pulang Lebih Awal
• Jemaah Haji Gelombang II Pulang ke Tanah Air Mulai Hari Ini 19 Juli