Arosuka, SuhaNews – Menjelang puncak ibadah haji, sebanyak 180 jemaah asal Kabupaten Solok menjalani skrining kesehatan intensif, Sabtu, 31 Mei 2025 di Posko Kesehatan lantai 7 Hotel Alalaa, Makkah.
Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan kondisi fisik jemaah prima, terutama menghadapi fase krusial ibadah seperti wukuf di Arafah dan lempar jumrah di Mina.
Baca juga: Haji 2025, Merakat Silaturrahmi Orang Solok di Tanah Suci
Skrining digelar diikuti oleh 162 jemaah tergabung dalam Kloter 13 Padang, sementara 18 orang lainnya merupakan bagian dari Kloter 15 Padang.
Pendamping Jemaah Haji Kabupaten Solok, H. Elafki, melalui pesan WhatApps, mengatakan pemeriksaan ini merupakan langkah preventif untuk mengantisipasi gangguan kesehatan, terutama bagi jemaah lanjut usia dan penderita penyakit kronis.
“Skrining ini penting untuk memantau kondisi jemaah menjelang puncak ibadah. Kita fokuskan pada kelompok rentan agar mereka tetap fit saat menjalani wukuf dan rangkaian ibadah lainnya,” ujar Elafki.
Tahun ini, Kementerian Agama RI menerapkan tiga skema pelaksanaan hajiyakni Murur, Tanazul, dan Safari Wukuf. Untuk jemaah Kabupaten Solok yang tergabung dalam Kloter 13 dan Kloter 3 PDG, diterapkan skema Tanazul.
“Dalam skema ini, jemaah tidak diwajibkan bermalam di tenda Mina usai melontar jumrah Aqabah. Sebagai gantinya, mereka akan kembali ke hotel untuk beristirahat dan hanya kembali ke Jamarat untuk melaksanakan lempar jumrah selanjutnya,” jelas Elafki.
Skema Tanazul, jelas Kepala Satpol PP dan Damkar ini, sangat membantu jemaah yang fisiknya tidak memungkinkan bermalam di Mina. Apalagi hotel tempat menginap hanya sekitar satu kilometer dari Jamarat.
Waspadai Cuaca Ekstrem
Cuaca panas ekstrem di Makkah juga menjadi perhatian serius. Suhu yang melonjak tajam meningkatkan risiko kesehatan, terutama bagi jemaah dengan riwayat diabetes, hipertensi, dan penyakit kronis lainnya.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi telah mengunjungi hotel tempat jemaah Kabupaten Solok menginap dan mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan di tengah suhu yang mencapai titik ekstrem.
“Kami diminta ekstra hati-hati. Fokus pada edukasi, kontrol makan, asupan cairan, dan istirahat cukup menjadi prioritas,” tambah Elafki.
Selain skrining kesehatan, tim pendamping haji Kabupaten Solok juga mengintensifkan pendampingan spiritual, edukasi ibadah, serta monitoring kesehatan harian. Tujuannya agar jemaah dapat menjalani seluruh rangkaian ibadah dalam kondisi fisik dan mental yang optimal.
“Kami berharap seluruh jemaah bisa menjalankan rukun dan wajib haji dengan lancar, serta kembali ke tanah air dalam keadaan sehat dan memperoleh predikat haji mabrur,” tutup Elafki. Wewe
Baca juga: Lebih Separoh Lansia, Pendampingan Kesehatan Jemaah Haji Kloter 13 PDG Dimaksimalkan
Facebook Comments