SuhaNews – Gempa yang menguncang Pasaman Barat, Jumat (25/2) pagi meluluh lantarkan beberapa nagari di kawasan tersebut, tak sedikit warga yang meninggalkan rumah karena rusak dan tinggal di pengungsian. Salah satunya adalah Kantor Kemenag kabupaten Pasaman Barat di Simpang Empat.
Selain memberikan tempat untuk warga yang mengungsi Kantor Kemenag Kabupaten Pasaman Barat juga menerima dan menyalurkan bantuan untuk para korban utamanya dari jajaran Kementerian Agama.
Gempa yang terjadi Jumat (25/2) pukul 08.39 magnitudo 5,2 dengan gempa susulan 6,1 telah mengakibatkan rusaknya rumah warga, tempat ibadah dan sekolah. Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sore ini tercatat ada 10 korban meninggal dunia. 4 orang di Pasaman Barat dan 6 di Pasaman.
Menteri Agama diwakili Plt. Kepala Biro HDI, Thobib Al Ashar meninjau langsung kondisi pasca gempa, Sabtu malam (26/2). Kunjungan Thobib Al Ashar ke Pasaman Barat dan Pasaman ini didampingi Kepala Kanwil Kemenag Sumbar H. Helmi dan Kakan Kemenag Pasaman Barat, H. M. Nur.
Turut Hadir Kakan Kemenag Kabupaten Limapuluh Kota, H. Naharudin, Kakan Kemenag Kab Solok H. Zulkifli, Kakan Kemenag Kota Payakumbuh, H. Ramza Husmen dan Kakan Kemenag Padang Pariaman H. Syafrizal
Sebelum menyerahkan bantuan ke titik lokasi gempa, Kepala Biro mendata rumah ibadah dan madrasah yang rusak akibat gempa atau longsor pasca gempa. Ada beberapa mesjid yang mengalami kerusakan cukup parah sehingga rata dengan tanah.
Sementara di Kantor Kemenag Pasaman Barat sendiri didirikan posko pengungsian bagi korban gempa. Dikatakan Kakan Kemenag Pasaman M. Nur, posko ini menampung 136 orang yang berasal dari masyarakat Nagari Kajai Kecamatan Talamau.
“Masyarakat Kajai ini diungsikan karena khawatir akan terjadi galodo jika turun hujan. Kondisi pengungsi sampai saat ini masih dalam keadaan sehat namun masih membutuhkan bantuan sembako, obat obatan dan selimut,” ungkap M. Nur.
Diceritakan M. Nur, posko ini berawal dari menumpang tidur keluarga kementerian Agama Pasaman Barat di teras kantor dan aula. Melihat kondisi ini muncul rasa prihatin sehingga berdiri posko pengungsian yang saat ini sudah berjumlah 136 orang.
“Sumber dananya dari sumbangan sukarela dari pegawai Kementerian Agama Pasaman Barat, madrasah, KUA majlis taklim dan donatur lain yang tidak mengikat” terang M. Nur.
Pada kesempatan itu, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sumatra Barat, H. Helmi memberikan apresiasi yang tinggi kepada jajaran Kankemenag Pasaman Barat. Ini salah bentuk simpati dan empati kita terhadap musibah.
Untuk itu ia mengimbau seluruh jajarannya untuk meningkatkan kesalehan sosial. Sesuai dengan visi Kemenag diantaranya mewujudkan masyarakat yang soleh dan moderat, maka kesalehan sosial juga harus ditingkatkan.
“Mari kita tunjukkan kesalahen sosial kita saat terjadi musibah ini. Kita bantu saudara-saudara kita yang menjadi korban gemp.  Kita berikan pencerahan rohani agar tetap sabar menerima setiap ujian ini,” pesan Kakanwil mengingatkan.
Dari pantauan di lapangan saat ini para pengungsi dalam keadaan sehat belum ada yang sakit. Namun butuh bantuan berupa sembako, obat obatan dan pakaian atau selimut. Rina|Moentjak
Berita Terkait :
Facebook Comments