M. Yusuf Aunur Sabri ; Public Speaking

Public Speaking

oleh : M. Yusuf Aunur Sabri, Pranata Humas Ahli Muda Kantor Kemenag Kabupaten Pasaman

Allah SWT menciptakan manusia dan mengajarkan pandai berbicara, dijelaskan dalam Al Qur’an surat Ar Rahman ayat 3-4. Setiap kita bisa berbicara, namun tidak semua yang mampu berbicara di depan umum dengan mudah dan menarik untuk didengar.
Untuk berbicara di depan umum harus membutuhkan skill atau kemampuan dan teknis yang bisa dipelajari siapapun.
Dalam hal ini berkenaan dengan ilmu komunikasi. Dalam ilmu komunikasi kita kenal dengan istilah public speaking. Apa itu?
Secara harfiah public speaking merupakan kemampuan untuk berbicara di depan khalayak umum.
Mengutip konsep Dasar Public Speaking, secara etimologi adalah istilah dalam bahasa Inggris yang terdiri dari dua suku kata. Pertama yaitu kata “public” yang berarti umum atau khalayak umum, serta kata “speaking” berarti berbicara. Singkatnya pengertian public speaking adalah ilmu yang mempelajari kemampuan berbicara di depan khalayak umum.
Jika kita hubungkan firman Allah SWT dalam surat Ar Rum ayat 4 dengan ilmu komunikasi, maka Public speaking terbilang penting.
Allah SWT berpesan agar berbicara atau berkomunikasi dengan baik. Begitu pula dalam dunia komunikasi, sangat diperlukan penyampaian-penyampaian kepada publik secara baik dan menarik, misalnya presentasi, memimpin rapat, membawakan acara, dan lainnya.
Dengan kemampuan public speaking yang baik, kamu bisa menyampaikan gagasan, ide, informasi atau hal lainnya dengan baik.
Berikut, penulis paparkan tips bagi pemula melakukan publik speaking, mengutip dari sejumlah pendapat sumber :
Percaya Diri , Berbicara di depan umum dimulai dari keyakinan dan keberanian. Kedua hal ini merupakan kunci utama untuk meningkatkan rasa percaya diri sekaligus mengasah kemampuan public speaking. Kamu harus yakin bahwa kamu mampu mengeluarkan ide atau pendapat dengan kata yang mudah dimengerti orang lain. Meskipun merasa gugup, cobalah untuk bersikap lebih berani. Lambat laun, kamu akan terbiasa menghadapi banyak orang.
Rutinlah berlatih minimal selama 30 menit setiap hari. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan membantu kamu menguasai topik bahasan. Pastikan kamu telah menguasai materi dengan baik hingga paham dan hafal di luar kepala. Penguasaan topik akan mendorong kamu berbicara dengan lebih percaya diri kepada audiens. Kamu juga akan menunjukkan bahwa kamu mampu menyampaikan dan menjawab setiap pertanyaan yang mungkin akan diajukan oleh audiens.
Lakukan Eye Contact , bukan hal mudah untuk melakukan kontak mata dengan orang lain, terutama yang belum kamu kenal. Namun, hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan kedekatan antara kamu dengan audiens. Cara ini juga sekaligus meyakinkan audiens mengenai materi pembicaraan. Bisa dibilang, kontak mata merupakan salah satu kunci keberhasilan public speaking.
Jika kamu merasa gugup memandang mata audiens secara langsung, maka alihkan tatapan kamu ke bagian dahi atau batang hidung. Usahakan arah pandangan kamu tidak hanya terfokus pada satu titik, melainkan menyebar ke sisi lain. Menahan pandangan dalam waktu lebih lama juga efektif menghilangkan kegugupan dan membuat kamu lebih fokus menyampaikan materi.
Bicara Perlahan, berbicara secara perlahan dengan artikulasi jelas agar audiens mudah memahami informasi tersebut. Karena, apabila berbicara dengan cepat bisa menghilangkan artikulasi, dan audiens pun tidak mengerti apa yang kita bicarakan atau sampaikan.
Perhatikan Intonasi Suara, tak berbeda dengan kontak mata, intonasi suara juga menjadi salah satu faktor kesuksesan public speaking. Meskipun tampak sepele, intonasi suara dapat mendorong rasa ketertarikan dan keyakinan yang dimiliki audiens. Melalui intonasi, kamu bisa menunjukkan emosi dan perasaan kepada audiens.
Semangat, rasa bahagia, dan bangga yang berasal dari intonasi suara kamu akan menyalurkan perasaan yang sama terhadap audiens. Hindari berbicara dengan intonasi suara datar karena hanya akan membuat audiens merasa bosan dan tidak memperhatikan materi yang kamu sampaikan. Atur intonasi suara supaya audiens tetap fokus hingga akhir presentasi.
Hindari Suara Jeda, seperti “hm”, “aa”, “err”, “mm”, “uuh”, atau “engg” merupakan hal yang normal dilakukan ketika kamu merasa bingung melanjutkan pembicaraan. Namun, alangkah lebih baik apabila suara jeda diganti dengan hening. Berbicara dengan lebih perlahan juga dapat membuat kamu lebih rileks saat menyampaikan informasi sekaligus efektif menghabiskan jatah waktu yang diberikan.
Fokus ke Poin Penting, selain menghemat waktu, hal ini tidak akan membuat audiens merasa bosan dengan pembahasan yang terlalu lama dan berbelit. Audiens lebih menyukai pembahasan yang ringkas dan padat.
Manfaatkan Bahasa Tubuh, menggambarkan kesiapan dan kepercayaan diri kamu. Postur tubuh yang kaku dengan bahu tertunduk bisa diartikan sebagai tanda gugup. Sementara postur tubuh tegak dengan kepala terangkat menggambarkan bahwa kamu siap dan percaya diri. Melakukannya hal ini juga akan membuat tubuh lebih rileks sehingga kamu makin nyaman berbicara di depan audiens.
Agar perhatian audiens tetap fokus terhadap apa yang kamu sampaikan, kamu bisa menambahkan sedikit gerakan tangan. Jangan ragu menggunakan ekspresi wajah dengan intonasi suara yang tepat.
Jangan Terpaku Pada Kesalahan, ketika kamu berbicara dan melakukan kesalahan, tak perlu merasa panik. Ingatlah bahwa setiap manusia melakukan kesalahan, sekecil apa pun itu. Kunci untuk mengurangi kepanikan dan menghindari situasi canggung adalah dengan menutupi kesalahan itu. Jangan terpaku pada kesalahan apalagi menunjukkan rasa bersalah kamu melalui ekspresi wajah. Selain dapat membuyarkan fokus, kepanikan hanya akan membuat semua audiens menyadari kesalahan yang kamu lakukan. Cobalah untuk tarik napas dan lanjutkan penyampaian materi.
Semoga bermanfaat
Mengutip dari beberapa sumber.

Berita Terkait :

Facebook Comments

BACA JUGA  Memaksimalkan Layanan Haji Ramah Lansia
- Advertisement -
- Advertisement -