Bukittinggi, SuhaNews – Dalam upaya memperkuat layanan pendidikan, MTsN 1 Bukittinggi melaksanakan Workshop di Hotel Grand Bunda Bukittinggi, Rabu dan Selasa dan Rabu, 18- 19 November 2025.
“Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pendidik mengenai konsep Program Pendidikan Inklusif dalam bingkai Kurikulum Berbasis Cinta dengan pendekatan Deep Learning,” ujar Kepala MTsN 1 Bukittinggi Dra. Hj. Eva Anggraini.
Baca juga: Hadirkan Kasi Penmad, MIN 3 Agam Gelar Workshop Kurikulum Berbasis Cinta
Workshop hari pertama menghadirkan narasumber Ali Mutasar, M. Pd., Tim Pengembang Kurikulum Kanwil Kemenag Sumbar, dengan materi Growth Mindset, dan Deep Learning dengan KBC. Juga tampil Pengawas Madrasah di Lingkungan Kemenag Kota Bukittinggi Yenti Gusmira, S.Pd, MM. menyampaikan materi Strategi, Metode dan Model Pembelajaran.
Pada hari ke 2 pelaksanaan workshop pokok pembahasan yaitu penerapan Pendidikan inklusif di madrasah dengan menghadirkan narasumber yaitu Ketua FPMI Sumatera Barat Nurhidayati, ST, MM dan PraktisI Pendidikan dari UIN Imam Bonjol Padang Suryadi Fajri S.PdI, M.Pd Narasumber menyampaikan materi tentang:
1. Konsep Dasar dan Regulasi Pendidikan Inklusif di Madrasah
2. Identifikasi dan Asesmen Kebutuhan Belajar Peserta Didik
3. Strategi Pembelajaran Diferensiasi dan Adaptasi Kurikulum
4. Pengelolaan fasilitas Ramah Anak dan inklusif
5. Penyusunan Program Pembelajaran
Kegiatan berlangsung interaktif dengan sesi diskusi, simulasi kasus, serta praktik modifikasi pembelajaran. Para guru sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan karena dinilai relevan dengan kondisi keragaman siswa di madrasah.
Pada sesi siang hari kedua Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bukittinggi H. Eri Iswandi MA menyampaikan Materi Pembinaan ASN sekaligus menutup rangkaian Kegiatan workshop GTK MTsN 1 Bukittinggi.
Eri Iswandi menyampaikan menjawab tantangan dunia pendidikan modern untuk mempersiapkan generasi emas, dituntut bagi tenaga pendidikan dan Kependidikan untuk menpersiapkan strategi pendidikan yang tepat.
“Tenaga pendidik hendaknya mampu menjaga dan meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya dalam mendidik generasi bangsa,” ujar Eri Iswandi.
Kepala MTsN 1 Bukittinggi Dra. Hj. Eva Anggraini menyampaikan bahwa penerapan program pendidikan inklusif dalam kurikulum berbasis cinta dengan pendekatan deep learning merupakan wujud komitmen madrasah memberikan layanan yang adil dan humanis kepada seluruh siswa.
“Madrasah harus menjadi tempat yang aman, nyaman, serta dapat mengakomodasi kebutuhan seluruh peserta didik, termasuk mereka yang memiliki hambatan belajar. Melalui workshop ini kita berharap guru semakin terampil menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak,” ujar beliau.
Melalui workshop ini, MTsN 1 Bukittinggi terus berbenah dan berinovasi menuju madrasah yang humanis, serta mampu memberikan kesetaraan layanan terbaik bagi seluruh peserta didik tanpa kecuali. Syafrial
Baca juga: Dibuka Kakan Kemenag, MAN 3 Kota Padang Gelar Lokakarya



Facebook Comments