SuhaNews – Pada penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M ini, untuk kali pertama Indonesia akan menerapkan skema murur dalam pola pergerakan jemaah di masa puncak haji. Murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jemaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.
Skema murur ini, rencananya akan diikuti oleh 25 persen jemaah haji Indonesia atau sekitar 55 ribu orang. Mereka yang akan diprioritaskan ikut dalam skema murur ini adalah para jemaah dengan risiko tinggi (risti), lanjut usia (lansia), disabiltas, serta para pendamping lansia.
Hal ini dikemukakan Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Subhan Cholid. Menurut Subhan, penerapan murur ini dilakukan sebagai ijtihad serta ikhtiar untuk menjaga keselamatan jiwa jemaah haji Indonesia. Di samping itu, menurut Subhan, pemerintah juga telah memikirkan bagaimana ritual pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan sesuai dengan syariah.
“Termasuk, kita juga telah memikirkan penyediaan kerikil untuk lontar jumrah. Jadi, meski pun tidak turun di Muzdalifah jemaah tidak perlu khawatir tidak dapat kerikil. Itu kami bekali sejak jemaah ada di Arafah,” terang Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid di Makkah, Jumat (7/6/2024).
“Pihak Mashariq menyiapkan kantong berisi kerikil sejumlah 70 buah. Ini cukup untuk keperluan lontar jumrah Aqobah hingga selesai nafar tsani,” imbuhnya.
Pemberian kerikil ini, lanjut Subhan, akan dilakukan bersamaan dengan pemberian snack berat yang ditujukan sebagai layanan konsumsi di Muzdalifah.
Suasana Jemaah Haji Kabupaten Solok tahun 2023 di Muzdalifah
“Jadi nanti, di saat jemaah di Arafah, akan ada pembagian kantong kerikil beserta snack berat untuk di Muzdalifah. Nah ini dua-duanya dibawa. Jangan ditinggal di Arafah ya,” pesan Subhan.
“Snacknya dikonsumsi oleh jemaah saat di Muzdalifah, terutama bagi mereka yang tidak ikut murur. Sambil menunggu pemberangkatan ke Mina bisa sambil konsumsi snack berat. Sementara, untuk kantong kerikilnya nanti akan kita gunakan saat melakukan lontar jumrah di Mina,” sambungnya. Indah
BErita Terkait :
- PPIH Sediakan Konsumsi Selama di Armuzna, Jemaah Haji Tak Perlu Bawa Beras dan Magicom
- PPIH Siapkan Safari Wukuf untuk Jemaah Haji Yang Sakit
- Pentingnya Manasik, Haji Tidak Sah Bila Jemaah Tinggalkan Salah Satu Rukun
- Jelang ke Arafah, Jemaah Haji Kabupaten Solok Ikuti Screning kesehatan
- Hari Arafah Semakin Dekat, Jemaah Haji Kabupaten Solok Mantapkan Manasik
- Jemaah Haji Wajib Gunakan Smart Card, Ini Prosedur Masuk Arafah
- Puncak Ibadah Haji, 450 Bus Shalawat Berhenti Beroperasi
- PPIH Siapkan 4 Citybus per Maktab untuk Mabit di Muzdalifah
- Jelang Menuju Arafah, Jemaah Haji Kabupaten Solok Ikuti Manasik di Hotel
- elang wukuf di Arafah, Ini Dokumen Yang mesti Disiapkan Jemaah
Facebook Comments