Begitu Pandemi Covid-19 melandai, Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat langsung bangkit dan berlari. Nagari yang terletak sekitar 60 km dari pusat Pemerintahan di Arosuka ini mulai memperkenalkan diri ke dunia luar.
“Selama tahun 2022 ini, wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari Malaysia datang ke Talang Babungo,” ujar Ketua Kampung Berseri Astra (KBA), Kasri, Selasa (27/12/2022) di Jorong Tabek, Nagari Talang Babungo.
Baca juga: Menilik Desa Wisata KBA Tabek, Talang Babungo,bersama Uda Uni Kabupaten Solok
Saat ditemui, Kasri bersama beberapa orang penggiat KBA, sedang melayani tamu dari Jakarta. Tamu dari Jakarta ini, sengaja datang ke KBA Tabek untuk melihat berbagai aktivitas di KBA ini, seperti makanan tradisional ampiang, kilang tebu tenaga manusia, serta batik tulis KBA Tabek Talang Babungo.
“Sejak awal 2022, KBA Tabek mulai mengembangkan usaha batik tulis,” ujar Kasri.
Usaha batik tulis ini, jelas Kasri didampingi Owner Batik Tulis KBA Tabek, Risa Ramadani, diawali dengan membekali warga KBA dengan keterampilan membatik pada Desember 2021.

“KBA mendatangkan instruktur dari Batik Tulis Salingka Tabek, Koto Baru, Kabupaten Solok,” jelas Kasri.
Kegiatan dilakukan secara mandiri. Bahkan para peserta, menyiapkan bekal makan siang dan dan kudapan dari rumah masing-masing. Semangat untuk bisa membatik begitu membara. Keterampilan batik tulis bukan sebatas untuk diketahui, tetapi akan menjadikan KBA kian bersinar dan sinarnya itu menyebar ke berbagai wilayah.
“Usai mengikuti pelatihan membatik, Koperasi Serba Usaha Ekonomi Desa (KSU-UD) Tabek, Nagari Talang Babungo langsung memfasilitasi para pembatik pemula ini,” ujar Wirdatul Husna, salah seorang pembatik di KBA Tabek ini.
Batik Tulis KBA Tabek Talang Babungo langsung dilirik. Batik tulis ini bukan saja sebagai cinderamata bagi yang berkunjung, tetapi mulai dipesan oleh lembaga maupun sebagai pakaian seragam kantor.
KBA Tabek mampu bangkit lebih cepat dan bergerak untuk berlari. Kunjungan wisatawan kembali lancar. Ada yang datang bersama keluarga, teman, sehabat, ada juga yang datang berombongan, atau dalam jumlah banyak.
“Setelah pandemi Covid-19 melandai, kamar homestay bertambah. Sekarang, tersedia 50 kamar untuk tamu yang ingin menginap,” ujar Kasri.
Homestay di sini dibagi ke dalam tiga kelas yakni kelas A, B dan C. Pengunjung cukup membayarRp200.000 untuk kelas A, Rp180.000 untuk kelas B dan Rp150.000 untuk kelas C. Wisatawan bisa menimati paket wisata yang ditawarkan KBA Tabek ini.
“Kita menawarkan paket wisata tradisi dan wisata alam yang menakjubkan,” tambah Kasri.
Kalau sebelumnya KBA Tabek menjadi tujuan utama wisatawan, sekarang ada destinasi lain yang tidak kalah menariknya, yakni Pincuran Puti, yang berada di Jorong Taratak Jarang/Kayu Jangguik. Lokasinya sekitar 2.4 KM dari KBA Tabek. KBA Tabek dan Pincuran Puti pun menjadi paket wisata yang menarik.
“Talang Babungo memiliki tiga program utama,” jelas Wali Nagari Talang Babungo, Hafizur Rahman.
Tiga program utama itu, jelas Hafizur Rahman adalah one jorong one destinasi wisata, one jorong one sanggar, dan one jorong one rumah tahfiz.
Baca juga: Bupati Solok Lakukan Launching Eskavator di Nagari Talang Babungo
Setiap jorong diberi peluang untuk mengembangkan destinasi wisata di wilayah masing-masing. Pincuran Puti termasuk salah satu destinasi wisata yang berada di Jorong Taratak Jarang/Kayu Jangguik. Kawasan wisata ini diresmikan lebih awal dibandingkan dengan kawasan wisata lainnya di nagari ini.
“Kini, Kawasan Wisata Pincuran Puti sudah menghasilkan pemasukan bagi nagari. Kawasan ini dikelola oleh Bumnag (Badan Usaha Milik Nagari),” jelas Hafizur Rahman.

Pincuran Puti, jelas Hafizur Rahman, tidak sekedar melihat air terjun, kawasan ini mampu membuat Wakil Gubernur Audy Joinaldy dan para undangan terkesima akan keindahan dan kealamiannya.
Melihat apiknya penataan kawasan ini, banyak yang menduga jika Pemerintahan Nagari mendatangkan arsitek khusus untuk membenahi kawasan wisata ini. Dugaan itu ternyata salah, pemerintahan nagari hanya memanfaatkan ‘arsitek’ dalam nagari.
“Kami memanfaatkan 100 persen tenaga kerja lokal,” ujar Hafizur Rahman.
Jorong Taratak Jarang ini berbatasan langsung dengan Jorong Tabek,yang menjadi pusat KBA Talang Babungo. Taratak Jarang mengandalkan Pincuran Puti sebagai kawasan wisata baru di Talang Babungo. Di sini juga tersedia camping ground, arena bermain, kolam renang, mandi pincuran, cafe dan fasilitas lainnya.
“Wisatatan yang tidak memanfaatkan area camping ground, bisa memanfaatkan homestay yang ada di KBA Tabek,” jelas Kasri.
Diresmikannya Pincuran Puti oleh Wakil Gubernur Sumbar pada Desember 2021 lalu, ikut mmebangkitkan gairah KBA Tabek. Karena sekarang bisa menjadi paket wisata yang menarik.
“KBA Talang Babungo memiliki homestay terbanyak di Sumatera Barat,” jelas Kasri.
Jarang ada satu jorong atau satu nagari yang memiliki homestay begitu banyak, 50 kamar. Sebelum pandemi Covid-19, nyaris tiap pekan ada saja yang berkunjung ke KBA Tabek Talang Babungo ini. Selama masa pandemi, kunjungan memang menurun karena adanya larangan berkumpul dalam jumlah banyak. Sekarang, KBA Tabek kembali tersenyum, homestay kembali menjadi pilihan.
Tabek, Talang Babungo ini masuk dalam program Kampung Berseri Astra (KBA) sejak 2016. KBA Talang Babungo termasuk satunya-satunya nagari yang masuk program KBA di Sumatera Barat.
Nagari Talang Babungo, jelas Hafizur Rahman, terdiri atas tujuh jorong. Ketujuh jorong tersebut adalah Talang Barat, Talang Timur, Tabek, Taratak Jarang Kayu Jangguik, Silanjai, Taratak Dama dan Jorong Bulakan.
Semua jorong diharapkan memiliki destinasi wisata andalan, sebagai wujud dari program one jorong one destinasi wisata.
“Pemerintahan Nagari mendorong setiap jorong bisa tumbuh dan berkembang dengan keunikan masing-masing,” jelas Hafizur Rahman.
Diresmikannya Destinasi Wisata Pincuran Puti oleh Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy menjadi langkah maju bagi Talang Babungo. Inilah kawasan wisata, yang dikembangkan oleh sebuah jorong atau nagari yang diresmikan oleh Wakil Gubernur.
“Pincuran Puti membangkitkan semangat jorong lainnya di Talang Babungo untuk maju bersama,” jelas Hafizur Rahman.

Jika setiap jorong sudah membenahi kawasan wisata masing-masing, maka ia akan membuat paket wisata khusus dan unik, yang bisa membuat wisatawan puas saat berkunjung ke Talang Babungo ini.
Senyum Sumringah dari KBA
Pandemi Covid-19 tidak membuat Talang Babungo mengubur impiannya untuk bangkit, membangun dan berlari. Melalui tiga program utama, nagari di bagian Selatan Kabupaten Solok ini mampu berinovasi melalui pengembangan destinasi wisata.
“Kami optimis one jorong one destinasi wisata bisa membawa Talang Babungo tersenyum,” ujar Hafizur Rahman.
Seyum itu sudah mulai terlihat. Pincuran Puti mengawali senyum dari KBA Talang Babungo. Ratusan pengunjung memadati kawasan yang baru diresmikan oleh Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy pada Minggu, 26 Desember 2021 lalu.
“Pincuran Puti akan dijadikan sentral dari paket wisata di Talang Babungo,” jelas Hafizur Rahman.
Baca juga: Jumat Barokah Polres Solok, Berbagi Dengan Duafa di Talang Babungo
Semua destinasi wisata di Talang Babungo, jelas Hafizur Rahman, akan dikelola oleh Bumnag (Badan Usaha Milik Nagari). Karena itulah, ia telah membentuk Bumnag tersebut. Bahkan para pengurus Bumnag sudah merancang beberapa program untuk ‘menjual’ kawasan wisata ini.
“Kita akan membuat paket wisata yang unik dan menarik,” ujar Febri Yoki Heriko, Ketua Bumnag Talang Babungo.
Wisatawan datang ke Talang Babungo bukan sebatas menikmati alamnya, tetapi bagaimana bisa membuat mereka betah dan ingin kembali ke nagari ini. Paket wisata seperti itu harus dibangun dan diciptakan, mengingat Talang Babungo tidak di jalan lintas.
“Wisatawan sengaja datang ke sini karena merindukan sesuatu, yang tidak ditemukan di tempat lain,” ujar Febri Yoki Heriko meyakinkan.
Ia memang belum mengekspos paket wisata yang dimaksud karena belum semua jorong menyelesaikan destinasi wisatanya. Ada destinasi wisata lainnya, seperti Air Malanca dan Air Taburo.
“Baik Air Malanca maupun Air Taburo termasuk destinasi yang unik karena hanya ada dua di Indonesia,” ujar Hafizur Rahman.
Pembatik Berbagi Senyum
Ketika setiap jorong berbagi senyum melalui destinasi wisata, KBA Tabek menggeliat melalui batik. Sebanyak 22 ibu-ibu diajarkan membantik. Mereka belajar membatik dari dasar hingga mahir dari Sanggar Batik Salingka Tabek, Koto Baru.
Sanggar Salingka Tabek baru eksis tujuh tahun terakhir, tetapi, pangsa pasar batiknya bukan lagi sebatas Sumatera Barat atau Sumatera. Pesanan datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan wisatawan dari Malaysia dan Singapura beberapa kali membeli batik Salingka Tabek ini.
“Kita berusaha berbagi dengan kaum ibu dari KBA Talang Babungo ini,” ujar Yusrizal, pemilik sekaligus instruktur batik ini.
Yusrizal meyakinkan jika masa depan batik sangat menjanjikan. Bahkan pada masa pandemi Covid-19 sekalipun, ia tidak merasakan dampaknya, Penjualannya justru meningkat daripada sebelumnya.
“Pada 2021 ini, penjualan batik Salingka Tabek mencapai Rp200 juta lebih,” jelas Yusrizal.
Sementara sepanjang 2022 ini, ia bersama tim kreatifnya menyelesaikan pesanan dari berbagai daerah. Memasarkan batik secara online ternyata membuat batik tulis dikenal lebih cepat, aplaagi selama masa pandemic Covid-19.
Pada tahun 2020, jelas Yusrizal, omsetnya sekitar Rp165 juta. Saat itu, karena ada larangan berkumpul dan larangan berkunjung bagi wisatawan. Sanggar Batik Salingka Tabek pun tidak bisa menerima tamu, walau sekedar melihat dan membeli batik.
“Para pembatik KBA Tabek ini diharapkan bisa membantu untuk memenuhi pesanan atau mencari pasaran sendiri,” jelas Yusrizal, yang juga sudah bekerjasama dengan ASITA Riau.
“Batik Tulis KBA Tabek akan menjadi mitra, bukan pesaing bisnis,’ ujar Yusrizal.

Yusrizal ingin para ibu yang belajar membatik ini, bisa membantunya memenuhi pesanan yang kian padat. Sanggar Salingka Tabek tinggal memenuhi pesanan. Jika ada yang menginginkan batik dari Salingka Tabek harus antri berbulan-bulan.
“Kami sampai kehabisan stok karena padatnya pesanan” jelas Yusrizal.
Ia tidak menduga, batik Salingka Tabek bisa mendunia dalam waktu singkat. Beberapa pembatik yang dibimbingnya pun sudah banyak yang mandiri. Namun mereka tidak pernah melupakan Batik Salingka Tabek.
“Kami tetap menjalin mitra dengan Batik Tulis Salingka Tabek yang sudah menjadi mentor di KBA Tabek Talang Babungo ini” ujar Pelni Eliza, Seksi Diklat di KBA Tabek.
Sanggar Batik Tulis Salingka Tabek bukan sebatas berbagi ilmu, sanggar ini juga merangkul para pembatik yang dilatihmya untuk menjadi mitra. Sanggar sendiri kewalahan untuk memenuhi permintaan pesanan dari konsumen.
“Kita bersyukur karena bisa berbagi kebahagiaan dan bangkit bersama” jelas Yusrizal.
Yusrizal optimis dari KBA Tabek Talang Babungo ini juga akan muncul pembatik professional. Jika ada yang dianggapnya mampu memenuhi standar Batik Salingka Tabek, maka ia segera memberinya kepercayaan untuk menyelesaikan pesanan.
Ketika Batik Salingka Tabek tersenyum bahagia karena padatnya pesanan, Yusrizal optimis dari KBA Tabek inipun akan terlihat senyum pembatik.
Rumah Panggung Mengejar Guinness World Records
KBA Tabek belum berhenti meggeliat. Masih ada mimpi besar yang ingin diwujudkan. Dalam usia tujuh tahun ini, KBA Tabek berharap bisa menyelesaikan pembangunan Rumah Panggung terpanjang di dunia.
“Rumah ‘Panggung’ Pintar ini akan menjadi ikon baru di KBA Talang Babungo,” jelas Kasri, Ketua KBA Talang Babungo.
KBA ini, jelas Kasri, bukan saja dikenal di Indonesia. Ada wisatawan dari Mesir, Turki, Swedia, Spanyol, Cina, Malaysia dan Vietnam yang berkunjung ke KBA (Kampung Berseri Astra) Talang Babungo ini. Wisatawan mancanegara ini ingin melihat dari dekat bagaimana kampung ini bisa tumbuh dan berkembang menjadi kampung inpiratif.
Jika Rumah Panggung bisa diselesaikan, jelas Kasri, maka bangunan ini akan difungsikan sebagai Rumah Pintar, sumber inspirasi dan akan menjadi ikon baru KBA Talang Babungo. Rumah ini bukan hanya akan menjadi kebanggakan Tabek Talang Babungo, tetapi bakal menjadi ikon kabupaten, provinsi bahkan nasional.
“Dengan dana sekitar Rp250 juta, Rumah Panggung ini akan tercatat dalam Guinness World Records (The Guinness Book of Records),” jelas Kasri.
Ia optimis, nilai bangunan bisa di atas Rp800 juta karena ratusan warga akan bekerja dengan sukarela membangun Rumah Panggur, yang difunngsikan sebagai Rumah Pintar ini.
Rumah ini, jelas Kasri, akan dibangun berukuran 4 x 100 meter, yang dibangun di atas ruas jalan kampung. Pembangunannya pun tidak akan mengganggu ekosistem yang sudah ada. Kendaraan bermotor dan pejalan kaki, tetap bisa memanfaatkan jalan yang sudah dibangun.

“Saat ini, Rumah Panggung yang sudah dibangun baru berukuran 4 x 20 meter,” jelas Kasri.
Kasri bersama para penggiat KBA Tabek kian optimis jika Rumah ‘Pintar’ Panggung ini bakal menjadi ikon KBA ini. Apalagi setelah Karya Kasri, Rumah Pintar Menghapus Air Mata Anak Kampung pernah menjadi juara pertama Nasional dalam lomba antarKBA se-Indonesia.
Apalagi, pada tahun 2019 atau dalam usia tiga tahun sejak masuk program KBA, jelas Kasri didampingi Asnimar, pengelola Rumah Pintar, KBA Talang Babungo menjadi KBA terbaik kedua di Indonesia. (Waitlem)
Baca juga: Kunjungi Kampung Tageh Talang Babungo, Bupati Solok Tinjau UMKM



Facebook Comments