SOLOK – Nagari Saniangbaka, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok bukan hanya terkenal dengan kesuksesan para perantaunya, juga kental dengan keberhasilan warganya sebagai tokoh politik dan pemimpin di Solok.
Mantan Wali Kota Padang, Fauzi Bahar berdarah Saniangbaka, mantan Anggota DPD RI Nofi Candra, yang kini menjadi Balon Bupati Solok juga berasal dari nagari tapian Danau Singkarak ini.
Wali Kota Solok Zul Elfian, yang kini berjuang untuk periode kedua juga termasuk Warga Saniangbaka yang sukses. Anggota DPRD Kabupaten Solok Septrismen, mantan Anggota DPRD Kabupaten Solok Edi Sumanto, Bakal Calon Walikota Solok Ismael Koto. Tentu masih banyak tokoh lainnya yang berhasil di dunia politik dan pemerintahan, apalagi jika menyebut perantaunya di berbagai daerah di Indonesia.
Di Nagari Saniangbaka inilah, bakal calon (Balon) Bupati Solok, H. Capt Epyardi Asda, M.Mar terakbhir membagikan zakat maalnya. Tuntas sudah, sebanyak 74 nagari di Kabupaten Solok disambangi Epyardi Asda bersama timnya untuk berbagi rezeki.
Setiap kali penyaluran zakat ini, ratusan warga terlihat antusias menunggu kehadiran Epyardi Asda. Ia disambut seperti melepas kerinduan, warga berebut bersalaman atau menyapa mantan anggota DPR RI tiga periode ini.
Pembagian zakat maal keluarga Epyardi Asda ini sudah berlangsung sejak Ramadan 1441 H lalu. Karena padatnya kegiatan dan banyaknya nagari yang harus dikunjungi, maka baru berakhir pada Selasa (28/7/2020) lalu.
“Ini merupakan Zakat maal keluarga besar saya,” ujar Epyardi Asda.
Dari awal dijelaskannya, zakat maalnya pada 2020 ini mencapai Rp5 miliar. Zakat diberikan dalam bentuk paket sembako. Karena pada masa pandemi Covid-19, Epyardi Asda bersama tim juga membagikan masker secara gratis kepada masyarakat saat pembagian zakat.
“Pada awalnya zakat yang dibagikan di Nagari Saniangbaka sebanyak 700 paket, namun bertambah menjadi 841 paket,” jelas Epyardi Asda.
Melihat sambutan masyarakat yang antusias, membuat ayah dari Anggota DPR RI Athari Ghauti Ardi terharu. Sejak awal kedatanganEpyardi terlihat tidak henti melemparkan senyum, menyapa ramah, sambil berjabat tangan dengan warga yang menyambutnya.
“Kami tidak melihat jika Epyardi Asda arogan, kasar, dan tidak ramah,” ujar seorang warga berkomentar.
Yang lain pun menyela, kalau memang Epyardi Asda arogan, kasar, dan tidak ramah, mana mungkin ia bisa duduk tiga periode sebagai anggota DPR RI. Jarang ada tokoh Sumbar yang bisa duduk selama tiga periode sebagai anggota DPR RI.
Bahkan setelah ia tidak lagi menjadi anggota DPR RI, kini anaknya Athari Ghauti Ardi juga terpilih sebagai anggota DPR RI dari PAN. Ini membuktikan jika Epyardi Asda dekat dengan masyarakat.
“Saya ingin mengabdi di kampung halaman,” ujar Epyardi Asda.
Banyak yang mempertanyakan mengapa putra Singkarak ini mencalonkan diri sebagai Bupati Solok. Apalagi yang dicari?
“Banyak yang bertanya hal itu, Saya hanya ingin membangun Kabupaten Solok,” ujar Epyardi Asda.
Pembagian zakat ini, jelas Epyardi Asda, bukan kali ini saja. Tetapi sudah berlangsung selama 15 tahun terakhir. Zakat ini juga sebagai ucapan terima kasih kepada masyarakat Kabupaten Solok, yang telah memilihnya sebagai anggota DPR RI tiga periode serta mengantarkan anaknya , Athari Ghauti Ardi sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024. Wewe
Baca Juga:
Facebook Comments