SuhaNews – Silek Art Festival Kota Solok kembali akan digelar pada Agustus 2021. Berbagai persipan sudah dilakukan, termasuk rapat bersama Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat dan Dinas Pariwisata Kota Solok.
Rapat Silek Art Festival diikuti oleh Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat Dra.Gemala Ranti.M.Si, Tuo Silek Kota Solok sekaligus Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat H.Daswippetra Dt Manjinjiang Alam,M.Si, Kepala Dinas Pariwisata Kota Solok Hj. Elvy Basri,SE, MM, Ketua LKAAM Kota Solok H.Rusli Malin Marajo, Ketua Kerapatan Adat Lubuak Sikarah, Direktur Silek Art Festival Ediwar,S.Sn,Mhum,Ph.D dan kurator serta tim produksi Silek Art Festival.
“Silek Art Festival ini dilaksanakan untuk ketiga kalinya. Pada awalnya dilaksanakan pada tahun 2018 dan tahun 2019, sementara tahun 2020 tidak dilaksanakan akibat wabah covid-19,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat,Dra.Gemala Ranti.SE, sebagamana dilansir Beritanda1.com.
Baca juga: Pemenang Festival Sastra Mursal Esten tahun 2020 Jurusan Bahasa Indonesia FBS UNP Diumumkan
Pada tahun 2021, jelas Gemala Ranti, direncanakan dilaksanakan pada 18– 1 Agustus 2021. Pembukaannya akan diousatkan di Taman Pramuka, Pulau Belibis Kota Solok.
Gemala Ranti menambahkan pencak silat sudah ditetapkan oleh Unesco sebagai “warisan budaya tak benda” pada tahun 2019 lalu.
“Festival ini dimaksudkan untuk ini melestarikan filosofi dan makna – makna yang ada pada silek itu sendiri,” tambah Gemala Ranti.
Sementara Tuo Silek Kota Solok H.Daswippetra Dt Manjinjiang Alam,M.Si menyambut baik pelaksanaan Silek Art Festival di Kota Solok.
“Silek kata dia adalah budaya bela diri yang mengandung nilai – nilai seni tradisional dan filsafat,” jelas Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat ini.
Saat ini, jelas Daswippetra Dt Manjinjiang Alam, perguruan silek di Kota Solok yang aktif dan sudah terdaftar pada dinas pariwisata sebanyak 18 sasaran silek. Pada awalnya berjumlah 22 sasaran.
Untuk memperkuat silaturahmi sesama sasaran silek, diadakan arisan dengan cara saling mengunjungi sasaran silek setiap satu bulan sekali.
“Selaku tuo silek di Kota Solok kami berharap melalui kegiatan ini, selain untuk melestarikan budaya, kita juga dapat mengantisipasi kenakalan remaja dan pengaruh negatif terhadap sebagian kelakuan remaja yang terpengaruh dengan game online,” ucap Daswippetra.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Solok, Hj. Elvy Basri, SE, MM mengatakan Silek Art Festival merupakan program Indonesiana dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Untuk tahun 2021, Silek Art Festival memiliki konsep yang berbeda dibandingkan tahun sebelumnya.
Di mana pada tahun 2021 berbentuk“silek camp” yaitu para peserta akan mengikuti camping selama tiga hari yang bertempat di Bumi Perkemahan Taman Pramuka Pulau Belibis Kelurahan Kampung Jawa.
“Selama ini kami selalu mendukung program budaya di Kota Solok dan bekerjasama dengan lembaga adat seperti LKAAM. Seperti pembinaan serta pendampingan terhadap sasaran silek yang terdaftar pada Dinas Pariwisata sebanyak 18 sasaran silek,” kata Elvy Basri.
Sementara itu Direktur Silek Art Festival Ediwar mengatakan, Silek Art Festival merupakan sebuah program yang mengangkat jati diri silek dan memunculkan nilai – nilai yang tersimpan di dalamnya. Silek adalah bayangan wujud asli kepribadian leluhur minangkabau, silek merupakan rumusan seluruh pengetahuan dan pemahaman leluhur minangkabau.
“Kami berharap pelaksanaan Silek Art Festival tahun 2021 ini lebih baik dari 2 (dua) tahun sebelumnya,”ucapnya.
Sesuai rencana Silek Art Festival akan dilaksanakan Pembukaannya di Kota Solok pada tanggal 18 Agustus 2021 dan akan di lakukan penutupan di Kabupaten Pasaman Barat pada tanggal 31 Agustus 2021.
Kegiatan ini akan diikuti oleh lima Kota dan Kabupaten di Sumatera Barat dengan menampilkan Kota Solok dengan Silek Camp, dari Kabupaten Sijunjung Alek Nagari, Kota Payakumbuh Pameran Senjata-senjata yang berhubungan dengan Silek, Kabupaten Pasaman Barat dengan penampilan seni silek, Kabupaten Dharmasraya menampilkan Silek Panian.
Selain itu akan diadakan Seminar tentang kekuatan-kekuatan silek yang ada di daerah dan akan didokumentasikan, karena telah masuk dalam warisan dunia yang harus dilestarikan.
“Untuk pelaksanaan nantinya kita dibantu oleh kurator dan tim produksi, guna mensukseskan kegiatan ini,”katanya. (*)
Baca juga: Pertama di Sumbar, Festival Ritual Nagari di Gelar di Desa Wisata Kubu Gadang
Facebook Comments