spot_img

Tausiah Ramadan, 3 Kelompok Manusia Setelah Menerima Warisan Al Qur’an

Tausiah Ramadan, 3 Kelompok Manusia Setelah Menerima Warisan Al Qur’an

oleh : Hadi Sulman, S.Ag, Penyuluh Agama Islam Kantor Kemenag Kabupaten Solok

Al Qur’an merupakan wahyu Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang kemudian diariskan kepada umatnya sebagai tuntunan dan pedoman hidup. Namun dalam perjalanannya, manusia yang menerima warisan Baginda Rasulullah bermacam hingga dapat dikelompokan menjadi tiga.

Firman Allah SWT dalam surat 35 Fathir : 32 yang artinya : Kemudian kitab itu (Al-qur’an) Kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih diantara hamba-hamba Kami. Lalu diantara mereka ada yang menganiaya diri sendiri dan diantara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah SWT, yang demikian itu adalah karunia yang besar

OEMAR BAKRY, Pengarang Tafsir RAHMAT, menjelaskan  Firman Allah dalam Qs.35 Fathir ayat 32. Pada ayat 31 sebelumnya dijelaskan bahwa wahyu Allah SWT Al-Kitab (Alqur’an) adalah wahyu yang benar, wahyu yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya.

Allah SWT mewariskan kitab Alqur’an kepada hamba-hamba pilihan-Nya, Setelah menerima warisan Alqur’an, baik membaca, menterjemahkan dan mengambil pelajaran di dalamnya, maka manusia terbagi kepada 3 kelompok :

  1. Manusia yang menganiaya dirinya sendiri, Dinamakan juga dengan golongan kiri. Mereka menzhalimi diri sendiri disebabkan maksiat yang dilakukannya, baik dalam hal yang dilarang seperti melaksanakan hal yang dilarang, maupun biasa meningglakn kewajiban. Perkataannya tidiak sesuai dengan perbuatannya
  1. Manusia yang melakukan kewajiban dan juga melakukan kesalahan, mereka merasa puas diposisi aman, patuh, tdak berupaya melakukan amalan yang terbaik atau tidak meningkatkan amal, namun disisi lain mereka juga melakukan kesalahan yang disengaja. Kebaikannya sebanding dan kejahatannya. Mereka seperti ini juga dinamakan dengan golongan kanan
  2. Manusia yang lebih dahulu berbuat kebaikan. Mereka dinamakan dengan golongan Al-Muqarrabun. Tidak sekedar patuh dan memiilih posisi aman, tetapi memilih yang terbaik dalam beramal sesuai dengan kemampuan dan tetap berupaya diposisi terdepan dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT, kebaikannya lebih banyak dari keburukannya, mereka termasuk kelompok yang istimewa

Mereka bersungguh-sungguh dalam memanfaatkan waktu, tenaga, kesehatan dan kesempatan untuk beramal shaleh demi mengharpkan keridhaan Allah SWT.

BACA JUGA  Walikota Pariaman Genius Umar Lantik 133 Pejabat Eselon

Mereka bersegera menuju peluang ampunan Allah SWT yang sangat luas

Mereka berniat untuk berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan

Mereka berusaha bagaimana agar sesuai perkataannya  dengan perbuatannya

Artikel Terkait :

Facebook Comments