Koto Baru, SuhaNews. Setelah diberitakan oleh SuhaNews bahwa gerbang MTsN 2 Solok (MTsN Koto Baru) dan sebagian halaman madrasah berkubang lumpur pada Selasa (3/12), atas mediasi Camat dan Wali Nagari digelar pertemuan pada Rabu (4/12) yang juga dihadiri oleh pengembang.
Dalam pertemuan yang berlangsung diruang kepala MTsN 2 Solok ini turut hadir Zainal Jusmar, M.Si mewakili Camat Kubung, PLT Wali Nagari Koto Baru Herlinovi, S.Sos, Wali Nagari Terpilih Afrizal Khaidir sebagai tokoh masyarakat, Kepala Jorong Bawah Duku Desfi Yandra bersama Silfitri staf kantor wali nagari Koto Baru.
Kepala MTsN 2 Solok Marta Rinalson yang didampingi Kaur TU Dodi Waldi menyampaikan kondisi yang terjadi pada Selasa (3/12) pagi. Akibat lumpur ini akses masuk ke madrasah jadi terganggu dan sebagian halaman madrasah menjadi kubangan lunau.
Tak hanya itu, beberapa tanaman dan bunga yang ada di halaman MTsN 2 Solok ini juga rusak setelah disapu lumpur dari proyek perumahan diseberang madrasah.
Selain halaman MTsN 2 Solok, lumpur dan material yang hanyut dari jalan dan lokasi proyek Gardena Maisa 7 ini juga berserakan di jalan Koto Baru – Muaro Paneh.
Sementara H. Saparudin selaku pengembang meminta maaf atas dampak yang ditimbulkan dari usaha perumahannya ini. Ia mengatakan kegiatan proyek terhenti karena izin yang belim tuntas. Kini izin tersebut hampir keluar dan proyek segera dilanjutkan.
Pihaknya berjanji akan memperbaiki drainase dipinggir jalan Koto Baru-Muaro Paneh agar material dan lumpur tidak menyeberang jalan.
SuhaNews yang mencoba menghubungi beberapa peserta rapat membenarkan hasil pertemuan tersebut. Termasuk Afrizal Khaidir sebagai tokoh masyrakat. Ia mengatakan kalau pengembang berjanji akan memperbaiki jalan masuk perumahan yang sedang dibangun, dan akan melanjutkan pembangun proyek karena izin telah dikantongi.
Dalam percakapan ini juga ditanya tentang dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan perumahan Gardena Maisa 7 ini pada irigasi Banda Sonsang Koto Baru yang mengairi ratusan hektar sawah. Jawabnya hingga saat ini belum ada pengaduan masyarakat kecuali air banda keruh saat hujan.
“Kalau untuk material masuk banda Sonsang tidak ada, karena pengembang sudah berjanji akan membangun dam setinggi 2 meter lebih”, sebut Afrizal.
Namun satu hal yang disesalkan, setelah bengkalai proyek perumahan ini memberi bencana pada kampus MTsN 2 Solok, pihak pengembang hanya meminta maaf. Tanpa adanya sikap peduli atas dampak proyek mereka, baik mengangkat lunau di jalaman MTsN 2 Solok atau mengirim tenaga bantuan agar halaman madrasah ini bersih kembali. Moentjak.
BACA JUGA :
Kakanwil Kemenag Sumbar Apresiasi Penerapan Prokes di MTsN 2 Solok
Facebook Comments