Koto Baru, SuhaNews. Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Solok menggelar pelatihan Mubaligh yang diikuti 42 peserta, Rabu (06/10) di aula Hubbul Wathan Kantor Kemenag.
Pembinaan Mubaligh oleh DMI ini dibuka oleh kepala Kantor Kemenag Kabupaten Solok, DR.H.Helmi,M.Ag yang didampingi Ketua DMI Kab.Solok H.Syamsir,S.Pd.I.
Ketua DMI Kab.Solok, H.Syamsir dalam laporannya menyampaikan bahwa 42 peserta merupakan utusan dari 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Solok serta pengurus DMI Kab.Solok serta dari Prima DMI.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas mubaligh dalam berdakwah ditengah masyarakat, baik cara penyajian materi hingga strategi agar sajian dakwah dapat diterima dan dipahami masyarakat dengan baik.
Disampaikan juga, selain tujuan sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Panitia tadi, kegiatan ini untuk menunjukan peran DMI dalam pemberdayaan masjid sebagai lembaga dakwah.
“Selain tempat ibadah, masjid juga sebagai lembaga dakwah, majelis ilmu dan sharing ilmu keagaman,” jelas H Syamsir.
Syamsir menyebut, DMI mengajak masyarakat melalui pengurus Masjid untuk menyemarakan tempat ibadah dengan beragam kegiatan keagamaan. Selain majelis Taklim, majelis tahsin, kelompok kajian ilmu, wirid remaja dan sebagainya.
“Kita ingin masjid dan surau yang ada di kabupaten Solok bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga majelis ilmu. Kepada peserta yang mengikuti kegiatan ini untuk dapat membagi ilmu dan mengembangkannya ditemat masing-masing nantinya,” pungkas H.Syamsir.
Menutup sambutannya H.Syamsir mengucapan terima kasih pada BAZNS Kab.Solok dan Kantor Kemenag yang tekah ikut mendukung kegiatan ini.
Kepala Kantor Kemenag kab.Solok Dr.H.Helmi,M.Ag yang membuka kegiatan ini mengucapkan terima kasih kepada DMI yang telah ikut meningkatkan kualitas mubaligh melalui pembinaan ini.
“Mubaligh berperan dalam menyampaikan pesan pemerintah tentang pembangunan dan kehidupan beragama. Lebih dari itu, mubaligh juga ikut menciptakan kenyamanan bagi suasana kehidupan beragama di masyarakat, kami mengajak Mubaligh untuk ikut menggerakan moderasi beragama ditengah masyarakat,’ ujar Helmi.
Helmi menjelaskan,ditengah gencarnya pengaruh era globalisasi dan pengaruh arus informasi dapat menyebabkan tergerusnya budaya leluhur, yang secara tidak langsung juga berpengaruh pada tatanan kehidupan dan sosial masyarakat.
“Untuk itu diperlukan penguatan moderasi beragama oleh semua lini, pengurus masjid, tokoh agama, tokoh adat dan pihak lain. Salah satunya mubaligh menghidupkan fungsi surau dan masjid sebagai pusat kajian dan majelis ilmu strategi pengajian berbasis long life education dan tata kelola surau dengan manajemen yang modern yang tetap mengedepan kearifan lokal,” Helmi menjelaskan.
Menutup sambutannya, Helmi berharap para peserta pelatihan yang digagas oleh DMI ini akan menjadi mubaligh yang kaya secara SDM, mantap dalam strategi dakwah dengan metode yang menguatkan Moderasi Beragama lewat pengaplikasian kearifan lokal sebagai salah satu kekuatan dakwah. Fendi
Berita Terkait :
Facebook Comments