Pesisir Selatan, SuhaNews – Kelompok wanita Nagari Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan ciptakan Batik Mangrove.
Mereka memanfaatkan potensi hutan mangrove untuk menemukan pewarna dalam membuat kerajinan batik. Motif yang dibuat tidak jauh dari biota laut, seperti ikan, penyu, terumbu karang.
“Hasil pewarna dari alam yang ada di sekitarnya, dapat menemukan beberapa warna seperti merah, coklat, hitam, dan kuning,” jelas Hidayanti (50) seorang pengerajin batik.
Baca juga: Pengrajin Batik Kota Pariaman Bentuk Koperasi ‘Pesona Minang’
Para pembatik, jelasnya, memanfaatkan limbah dari hutan mangrove yang ada di lingkungan sekitar yang dijadikan pewarna dalam membantik, sehingga disebut dengan batik mangrove.
Nagari Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Pessel merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Sungai Pisang, Kecamatan Bungus, Kota Padang. Daerah ini masuk dalam daerah tujuan wisata bahari.
Selain melaut, penduduk menggantungkan diri ke industri pariwisata bahari Kawasan Mandeh yang sedang digandrungi wisatawan lokal dan mancanegara.
“Sejak pandem Covid-19i, industri pariwisata mati suri. Perekonomian masyarakat terganggu,” ujarnya.
Ibu-ibu yang biasanya menjual makanan kepada wisatawan di sekitar kawasan Mandeh, terpaksa menggantungkan perekonomian kepada suami yang bekerja sebagai nelayan,” ucap David Hidayat (33) pelopor berdirinya usaha batik mangrove di Nagari Sungai Pinang.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Hadi Susilo mengatakan bahwa batik dari mangrove ini bisa menjadi salah produk andalan dari Pesisir Selatan terutama Nagari Sungai Pinang.
“Kita telah melihat potensi ini, diharapkan ini bisa berkembang dan mampu menjadi potensi yang bisa diandalkan,” ujar Hadi Susilo.
Ia berharap ekonomi masyarakat kembali bergairah apalagi di tengah kondisi pandemi sekarang ini. Potensi mangrove di Nagari Sungai Pinang sangat banyak dan mangrove merupakan satu potensi yang melimpah.
“Semoga dengan pengolahan Mangrove menjadi kopi dan batik bisa meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Diharapkan warga bisa berinovasi dalam berkreasi mengolah mangrove sehingga bisa mengambil nilai ekonomi dari program ini. (*/We)



Facebook Comments