Alahan Panjang, SuhaNes – Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf RI, Florida Pardosi bersama Dewan Juri ADWI 2024 Ary Suhandi dan Vindex Tengker lakukan Visitasi dan Kunjungan Lapangan 50 Besar Desa ADWI 2024 di Desa Wisata Alahan Panjang, Rabu, 21 Agustus 2024 di The Sovia Alahan Panjang.
Acara ini juga dihadiri Forkopimda, Jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Solok, Armen, AP, MM, Kepala OPD, Camat Lembah Gumanti Andi Sofiani, S.Sos., Pj. Walinagari Alahan Panjang, Dahri, SH, Ketua Pengelola Desa Wisata Alahan Panjang Vega Denia Surya, dan Pegiat Wisata Alahan Panjang.
Baca juga: Kategori Desa Wisata Maju, Kubu Gadang Raih Penghargaan ADWI Kemenparekraf
Walinagari Alahan Panjang Dahri mengatakan bahwa nama Desa Wisata ini ialah Desa Wisata Danau Diateh Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat.
“Perjalanan menuju Desa Wisata ini dibutuhkan sekitar 4 Jam dari Padang dengan jarak kurang lebih 60 Km,” ujar Dahri.
Dalam perjalanan menuju ke Desa Wisata Alahan Panjang, para pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang luar biasa mulai dari pemandangan bukit barisan, Gunung Talang, kebun teh, dan terakhir akan disambut keindahan alam Danau Kembar dengan suhu udara yang dingin.
“Alahan Panjang dikenal dengan sebutan Nagari Dingin Tanpa Salju,” tambah Dahri.
Prestasi Nagari Alahan Panjang diantaranya Nagari Terbaik I Tingkat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008, Wisata Bursa Inovasi Desa, Juara II Nagari Terbersih Tingkat Kabupaten Solok Tahun 2022, dan Lencana Desa Mandiri Tahun 2023.
Ketua Pengelola Desa Wisata Alahan Panjang Vega Denia Surya menjelaskan bahwa daya tarik Desa Wisata Alahan Panjang ialah pemandangan alamnya yang indah didukung dengan wilayah perbukitan dan keberadaan Danau Diateh yang merupakan salah satu bagian dari Danau Kembar.
“Dengan udara yang sejuk dan suhunya dingin sehingga Desa Wisata kita ini juga sering disebut dengan Nagari Dingin Tanpa Salju,” jelas Vega Denia Surya.
Selain dari daya tarik alam, jelas Vega Denia Surya, juga ada daya tarik wisata buatan seperti wisata Balai Sawah Tangah yang merupakan pasar wisata dengan tema kearifan local.
Area ini dibangun bersama pokdarwis dan masyarakat, yang terletak di pinggir Danau Diateh tepatnya di Jorong Usak Nagari Alahan Panjang.
“Ciri khas dari pasar ini ialah dari pakaian yang dikenakan para pedagang yang merupakan pakaian tradisional nenek moyang kami atau biasa kami sebut baju saisuak,” jelas Vega Denia Surya.
Untuk berbelanja di pasar ini, jelas Vega Denia Surya, hanya bisa menggunakan koin yang kami sediakan, untuk mendapatkan koin ini pengunjung bisa menukarkannya dengan uang tunai atau pun bisa secara cashless dengan metode scan QRIS di gerbang masuk Balai Sawah Tangah ini.
Di sini juga memiliki Kesenian dan Kebudayaan. Dalam menjaga kelestariannya secara bersama-sama berkolaborasi antara Niniak Mamak, Bundo Kanduang dan para generasi muda di Alahan Panjang.
Dalam Hal Ekonomi Kereatif (Ekraf), papar Vega Denia Surya, selain dari kuliner, juga memiliki kriya pengrajin kayu. Hal ini dapat dilihat dari bangunan-bangunan dan villa yang ada di Desa Wisata Alahan Panjang ini. Kulinernya, selain dari masakan tradisional kita juga memiliki kuliner lamang hitam (Lamang Siarang) satu-satunya di Indonesia dan bisa ditemukan di sini.
Dalam hal fashion atau pakaian, saat ini tengah dikembangkan Batik Motif Lado Kambuik yang merupakan Cabe Asli Alahan Panjang dengan pewarna alami buah asli Alahan Panjang Terong Pirus, untuk Hak Paten dari motifnya sudah kita dapatkan dari Kemenkumham dan untuk pewarnanya saat ini masih dalam proses kepengurusan.
Terkait Akomodasi di Desa Wisata Danau Di Ateh Alahan Panjang pengunjung tidak perlu khawatir, karena di sini kita sudah punya lengkap mulai dari Guest House, Home Stay, Villa maupun Hotel. Sementara untuk sanitasi/toilet pengunjung tidak perlu khawatir karena kita sudah menyediakan sarananya di sepanjang desa wisata ini.
Karena saat ini sudah memasuki era digital, Desa Wisata Danau Diateh Alahan Panjang saat ini juga sudah menggunakan teknologi digital dalam promosi, pengurusan administrasi dan keuangan.
“Desa Wisata Danau Diateh Alahan Panjang juga memiliki maskot yakni seekor Naga yang disebut Nagote (Naga Danau Diateh). Hal ini diangkat dari legenda terbentuknya Danau Kembar yang mana dahulu dikisahkan bahwa ada Naga yang mati dan membentuk dua buah Danau yang disebut Danau Kembar,” jelas Vega Denia Surya.
Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf RI Florida Pardosi menyatakan jika Desa Wisata Danau Diateh Alahan Panjang masuk 50 Besar Desa Wisata Terbaik di Indonesia.
“Yang menjadi tantangan bukanlah untuk memasuki 50 Besar Desa Wisata, namun bagaimana nantinya setelah menjadi 50 Besar Desa Wisata Terbaik, bisa mempertahankannya,” ujar Florida Pardosi.
Semenjak tahun 2021 hingga saat ini, jelas Florida Pardosi, sudah ada 15 Desa Wisata di Provinsi Sumatea Barat. Diharapkan Desa-desa Wisata yang sudah memperoleh Anugerah Desa Wisata dapat membawa dan merangkul desa-desa lainnya untuk menjadi Desa Wisata Terbaik. Wewe
Baca juga: Masuk 75 Besar ADWI 2023, Nagari Lawang Dinilai Kementerian Parekraf
Facebook Comments