spot_img

Memburu Matahari Senja di Teluk Sirih

Saya ingin bercerita tentang Teluk Sirih. Entah dari mana akan dimulai. Nyaman, menyenangkan, dan menggoda, begitulah kalau sudah berada di sini.
Menikmati Teluk Sirih dalam 24 jam terasa belum cukup. Wajar jika ada yang ketagihan untuk kembali ke sini. Belum lama dari sini kembali ke sini. Menunggu senja menjelang menjadi godaan tersendiri.

“Saya sudah dua kali dalam enam bulan terakhir bermalam di sini,” ujar wanita paruh baya yang datang bersama keluarga besarnya. Padahal ia tinggal di Padang.

Baca juga: Komite III DPD Ri Cantumkan Norma Ramah Disabilitas dalam Perubahan UU Pariwisata

Bukan hanya bersama suami dan anak, ia datang bersama cucu dan minantu. Kembali memesan penginapan yang sama.

“Anak-anak merasa nyaman bermain di sini,” tambahnya.

Baru saja turun dari mobil, anak-anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu sudah langsung berburu ayunan. Mereka berebutan untuk bermain di ayunan yang berada di pinggir pantai itu.

Teluk Sirih bTidak hanya bisa bermain ayunan, ada juga yang mencari Umang-umang di tepi pantai. Sementara yang lain merendam diri di ombak kecil ini.

Glamping Teluk Sirih, yang berada di jalan Padang Painan, Desa Tekuk Sirih, Kota Padang ini menjadi pilihan untuk berlibur keluarga dan komunitas.

Pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu bisa menikmati suasana sore jelang malam di sini. Memburu matahari terbenam menjadi sajian yang tidak bisa dilewatkan. Menghadirkan kenangan tersendiri.

Indah. Menggoda. Ingin melihat kembali. Cuaca cerah menambah bumbu senja dan semakin enak untuk dinikmati.

Menjelang malam, kiranya kian banyak yang datang. Mereka datang berkelompok. Bisa tiga atau lebih, termasuk yang jumlahnya belasan orang.

Camping Ground, vila dan rumah pohon semua terisi. Gazebo pun terisi hingga larut malam.

BACA JUGA  Pelaku UMKM di Sumberjaya Bekasi Sambut Positif Pelatihan Digital Marketing Universitas Paramadina

Beberapa komunitas menggelar acara di pinggir pantai. Yang lain duduk di Gazebo. Lainnya lagi berkaraoke. Bahkan kolom renang yang ada di dekat pintu masuk dan kafe tetap terisi hingga malam hari.

Siang hari, suasana memang sedikit hiruk. Kala komunitas menggelar acara. Semua memakai pengeras suara. Tidak ada yang merasa terganggu karena masing-masing fokus pada komunitas dan acara yang digelar.

Hembusan angin pantai, di perbukitan nan hijau ini,  memberi rasa nyaman dalam diri.

Tidak peduli ada suara yang berbenturan. masing-masing fokus pada komunitasnya.

Teluk Sirih cPada awalnya Teluk Sirih dikenal dengan PLTUnya. Apalagi sepertiga pasokan listrik untuk wilayah Sumatera Barat berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Sirih yang berkapasitas 2 x 112 Megawatt (MW) ini.

PLTU ini berlokasi di Jalan Padang Painan Km 25, Desa Teluk Sirih Kota Padang. Jalan menuju PLTU Teluk Sirih berupa perbukitan yang berkelok-kelok. Karena itulah suasana adem dan nyaman sudah terasa begitu kita mulai memasuki jalan menuju Teluk Sirih.

Jaraknya yang mencapai sekitar 57 kilometer (km) dari Bandara Minangkabau, dan dapat ditempuh dalam 1,5 jam menggunakan kendaraan bermotor tidak menjadi penghalang bagi wisatawan pemburu akhir pekan. Wewe

Baca juga: Datangi Kementerian Pariwisata, Wabup Solok: Pariwisata Harus Terkoneksi dengan Sapta Pesona

Facebook Comments