Makkah, SuhaNews – Setelah mengumpulkan kerikil yang akan digunakan untuk melontar di Jamarat, jemaah haji Indonesia sempat tertahan di Muzdalifah karena bus yang akan membawa ke Mina terjebak macet.
“Situasi ini menjadikan kita melatih kesabaran, karena sesungguhnya ibadah haji adalah uji kesabaran hati dan uji fisik,” ujat salah satu jemaah yang enggan ditulis namanya.
Disebutnya, kondisi ini tak seburuk catatan kelam seperti terowongan Mina di tahun 90an silam. Dan kondisi ini tidak hanya dialami oleh jemaah haji asal Indonesia, tetapi juga jemaah dari negara lain.
“Kita memaklumi kepadatan lalu lintas dalam wilayah terbatas namun harus melayani jutaan umat yang sama-sama melaksanakan rukun haji,” ulasnya bijak.
Karena adanya keterlambatan dari Muzdalifah menuju Mina, agenda jemaah untuk melontar jumrah juga mengalami penyesuaian. Baru saat senja beranjak malam sekitar pukul 19.55 Waktu Arab Saudi, jemaah bergerak menuju Mina melewati terowongan Mina.
Melewati terowongan sepanjang 3 km ini memberi pengalaman spritual bagi jemaah, mulai dari perjalanan ini yang merupakan bagian dari rukun haji, sampai sejarah terowongan Mina yang beberapa kali menimbulkan korban jiwa karena padatnya jemah yang melintas hingga berdesak-desakan.
Sepanjang jalan jemaah berzikir dan melafazkan talbiyah hingga tak terasa sudah sampai di Jamarat. Ada beberapa lantai yang tersedia untuk melontar dan setiap lantai dihubungkan dengan eskalator, sehingga jamaah tidak perlu bersusah-susah menaiki tangga.
Butuh waktu sekitar dua jam bagi jemaah untuk menempuh perjalanan Mina – Jamarat pulang dan pergi termasuk waktu untuk melontar.
Merunut pada sejarah, melontar jumrah ini diambil dari kisah Nabi Ibrahim AS saat hendak menyembelih putranya Ismail AS. Kepatuhan Nabi Ibrahim akan printah Allah dihalang-halangi oleh Iblis yang terus menggodanya untuk membatalkan niatnya. Tak ingin niatnya gagal, Nabi Ibrahim melempari Iblis dengan batu hingga tujuh kali. Peristiwa ini kemudian diikuti jemaah haji dengan Jumrah Ula (pertama)
Gagal menggoda Nabi Ibrahim, Iblis melanjutkan menggoda istrinya Siti Hajar dengan tujuan agar rencana Nabi Ibrahim menyembelih anaknya Ismail dibatalkan. Siti Hajar juga kukuh pendiriannya, ia pun melempari Iblis dengan kerikil, yang kemudian diperingati sebagai melontar jumrah wustha (pertengahan).
Terakhir, Iblis menggoda Ismail AS, agar ia menolak disembelih ayahnya Nabi Ibrahim AS untuk mengikuti perintah AS. Seprti ayah dan ibunya, Ismail AS juga melempari iblis dengan kerikil yang kemudian menjadi melontar Jumrah Aqabah.
“Alhamdulillah hingga saat ini jemaah di Kloter 14 yang berasal dari Kabupaten Solok, Kota Solok, Kabupaten Solok Selatan, kota Sawhlunto dan kota Padang dalam keadaan sehat dan bisa menjalankan seluruh rukun haji,” ujar Bustami, Ketua Kloter 14 di Mina.
Terkait ibadah lontar jumrah ini, Bustami menyebutkan bahwa jemaah Kloter 14 mengambil Nafar Awal.
Sisi menarik lainnya dalm ibadah kali ini adalah banyak petugas kebersihan yang disiagkan pemerintah Arab Saudi, mereka berasal dari berbagai negara dan ras. Selian menjaga kebersihan mereka juga sigap memberikan bantuan pada jemaah yang melintas. Dan tak ayal mereka pun menjadi ladang infaq para jemaah. Sambil mengangguk seraya mengucapkan syukron pada jemaah yang berinfaq pada mereka.Dodi | Dewi | Fendi
Berita Terkait :
- Usai berdoa di Arafah, Jemaah Bergerak ke Muzdalifah
- Air Mata di Arafah, Khutbah BMW Ajak Jemaah Muhasabah Diri
- Hari Ini Wukuf di Arafah, Maktab 56 Khatibnya BMW dan Muazinnya Dodi Waldi
- Jelang Wukuf, Jemaah Haji Nikmati Suasana Padang Arafah
muzdalifah muzdalifah muzdalifah muzdalifahÂ
Facebook Comments