spot_img

Hijrah dan Spirit Rahmah El-Yunusiyyah

Peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw dan para pengikutnya bukan sekadar perpindahan dari Mekah ke Madinah. Lebih dari itu, hijrah untuk membawa cahaya terang Islam agar kian benderang.

Letak hijrah bukan sekadar perubahan lebih baik, namun agar tauhid mampu bergerak dalam peran-peran kehidupan. Hijrah adalah gerak semesta yang terlebih dahulu dipondasi kecintaan kepada Sang Pemilik Semesta.

Dalam upaya hijrah ini, sebagaimana Nabi Muhammad Saw di Mekah, pendidikan tauhid merupakan dimensi penting. Rahmah El-Yunusiyyah pun menyadari hal tersebut, sehingga pendidikan yang diikhtiarkannya bukan soal kemanusiaan semata.

Rahmah El-Yunusiyyah mengharapkan agar kaum perempuan tak rendam karam dalam lembah kejahiliyahan. Sebelum dimensi Ibu Pendidik, beliau menginginkan agar kaum perempuan terlebih dahulu memiliki rasa kecintaan yang sempurna terhadap Islam dan tak mengalpakan tujuan penciptaan. Allah Swt berfirman, “Dan tiada Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku.”(Qs. adz-Dzariyat: 56).

Dengan landasan transedensi ini, kaum perempuan dalam spirit Rahmah El-Yunusiyyah diarahkan untuk melakukan gerak perubahan terhadap “masjarakat yang hidoep sekarang”. Yang pertama dan utama, kaum perempuan menjadi Ibu Pendidik bagi anak-anaknya dalam lingkungan keluarga. Di lingkungan pendidikan formal sebagai Ibu Pendidik bagi murid-muridnya. Begitu juga Ibu Pendidik dalam lingkungan masyarakat. Apa pun profesi dan pekerjaan, semua dilakukan dalam bingkai pengabdian kepada Tuhan.

Perempuan melakukan kerja-kerja mendidik dalam lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan formal, dan lingkungan masyarakat agar generasi bangsa ini juga mampu berkhidmat dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa dan juga memahami kewajibannya terhadap bangsa dan tanah airnya.

Sebagaimana prinsip Rahmah El-Yunusiyyah, setiap ilmu perlu dipelajari. Tak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Ilmu-ilmu yang menunjang kemaslahatan bagi kebangunan kehidupan selayaknya dikembangkan dan didayagunakan.

BACA JUGA  Tabligh Akbar di Masjid Raya Lima Kaum, Wabup Richi sebut Pemuda Agen Perubahan

Kaum perempuan berkewajiban membawa generasi bangsa ini ke arah “kemadjoean”. Kelak, mereka akan membawa Indonesia sebagai bangsa yang mulia dan dihormati. Indonesia, meminjam istilah Rahmah El-Yunusiyyah, menjadi bangsa yang jikalau diukur sama panjang dan bila ditimbang sama berat dengan bangsa-bangsa yang telah berkemajuan.

Dengan momentum Tahun Baru 1443 Hijriyah ini, semoga kita kian menyadari bahwa ilmu dan pendidikan lebih penting dalam gerak kemajuan bangsa. Wallahu a’lam. (Hendra Sugiantoro)

Facebook Comments

Guru Bagaikan Santan Kelapa