SuhaNews– Usai memimpin evakuasi warga di RT 7 Kelurahan Balai-Balai, Kecamatan Padang Panjang Barat (PPB) yang terkurung banjir, Wali Kota, H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano langsung meninjau satu persatu lokasi banjir di Kota Padang Panjang. Banjir akibat hujan deras yang berlangsung dari jelang Maghrib hingga pukul 21.30 WIB itu, dilaporkan melanda sejumlah RT di tujuh kelurahan.
Berbekal ponco dari plastik terpal bening yang dipinjamnya dari petugas evakuasi, Fadly berjalan kaki mengunjungi lokasi banjir di Petak Babak RT 5 Balai-Balai. Didampingi Sekdako, Sonny Budaya Putra, A.P, M.Si, Kepala BPBD Kesbangpol, I Putu Venda, SSTP, M.Si dan sejumlah anggotanya, Camat Padang Panjang Barat, Fiori Agustian, SIP, serta Lurah Balai-Balai Icip Harianto, S.Th.I, Wako Fadly Amran memastikan kondisi warga yang tengah bersih-bersih di rumahnya. Di lokasi ini ada 16 KK yang menghuni Gang Rajawali tersebut.
“Kalau ada kebutuhan Bapak Ibu malam ini laporan saja. Nanti kami fasilitasi. Pak Camat, lurah akan bantu. Silahkan sampaikan,” katanya saat berdialog dengan warga.
Usai dari Petak Babak, di tengah hujan yang masih mengguyur deras, Fadly berjalan kaki menyusuri RT 3, 4, 5 Kelurahan Pasar Baru, PPB yang tak jauh dari RT 5 Balai-Balai. Air setinggi betis mengalir deras dari pekarangan samping Masjid Raya Jihad terus ke pemukiman warga. Disebutkan RT setempat, luapan air tali bandar yang tak mampu menampung debit air dari kawasan hulu, masuk ke puluhan rumah bahkan Masjid Nurul Islam.
“Banjir seperti ini, terakhir kami alami pada 2018 lalu,” kata Mala, warga setempat.
Lurah Pasar Baru, Donal Harmoko, S.H menyebutkan pihaknya masih berada di lapangan mendata seluruh rumah warga yang terdampak.
Lorong-lorong sempit yang disusuri Wako Fadly beserta rombongan, nyaris semuanya dialiri derasnya air. Sementara cucuran hujan belum juga berhenti.
Hampir satu jam meninjau lokasi dan memastikan keamanan warga di Pasar Baru, Fadly Amran kembali ke RT 7 Balai-Balai yang proses evakuasi warganya sudah selesai.
Sekitar pukul 21.30 WIB, rombongan bertolak menuju Kelurahan Ngalau, Kecamatan Padang Panjang Timur (PPT). Jalan Ahmad Yani yang sejak hujan melanda sore hingga malam itu, sempat tidak bisa dilintasi kendaraan bermotor, air sudah mulai susut. Di RT 6 kelurahan ini, tujuh rumah juga digenangi banjir setinggi paha.
“Rumah kami digenangi air setinggi mata kaki, Pak. Tapi tetangga di belakang, ada yang rumahnya sampai setinggi lutut,” lapor Ragil.
Lurah Ngalau, Dani Afriko, S.Sos melaporkan kondisi yang terjadi di kelurahannya. Selain RT 6, penanganan cepat agar banjir ini tak terulang adalah memperbaiki drainase yang ada di sepanjang Jalan A. Yani.
“Air yang merendam ruas jalan, mulai dari PAUD Humairah hingga di depan Masjid Taqwa Ngalau, tidak mengalir lancar ke Sungai Lubuak Janggan yang ada di sisi kanan PAUD,” sebutnya.
Sekretaris Lurah, Riki Hamdi, S.H kepada Kominfo menjelaskan, banjir terjadi dari luapan bandar irigasi di Tami dan sejumlah tali bandar lainnya. Sementara ada beberapa polongan air yang sudah runtuh dan menyumbat aliran air sehingga meluap hingga ke jalan. Akibatnya jalan utama itu tidak bisa dilintasi kendaraan selama berjam-jam.
Kepada lurah dan sekretaris, Wako Fadly meminta mereka untuk kondisi saat itu memastikan kebutuhan warga dulu. “Pastikan makan malam mereka, dan kebutuhan lainnya. Mengingat kawasan di sini lampu padam, tentu menyulitkan warga untuk beraktivitas. Untuk penanganan banjir, akan segera kita carikan solusi bersama pihak terkait,” ujarnya.
Dari Ngalau, rombongan kemudian bergerak menuju Kelurahan Pasar Usang, PPB. Di RT 2 yang tak jauh dari Markas Pemadam Kebakaran, juga dihajar banjir.
“Ada 37 rumah yang terdampak, Pak. Sebagian sudah menyusut. Tadi sempat setinggi lutut,” sebut Ketua RT 2, Muthia Dalni.
Hujan yang sudah mulai berhenti, tidak menyurutkan niat wali kota muda itu untuk mengunjungi kawasan lain yang dilaporkan juga mengalami banjir. Dari Pasar Usang, rombongan langsung bertolak ke RT 1, Jambu, Kelurahan Ekor Lubuk, PPT. Di sini dilaporkan dua rumah warga direndam banjir hingga setinggi atap.
Setiba di lokasi, dua rumah itu diketahui milik Mala dan Erita. Mereka sudah dievakuasi. Sementara enam rumah lainnya sempat terendam air setinggi lutut.
“Sepertinya aliran sungai di bawah rel kereta api yang persis berada di belakang rumah Mala dan Erita ini, ada yang menyumbat. Sehingga air meluap. Kejadian seperti ini terakhir terjadi pada 2018,” sebut seorang warga.
Dari Jambu, rombongan langsung menuju RT 8 Sigando. Di Kacang Kayu, delapan rumah direndam banjir setinggi betis. Sementara di Lasuang, tiga rumah juga digenangi air setinggi lutut.
“Di Lasuang ada lima rumah, dua lainnya berada di ketinggian. Sebanyak 15 warga Lasuang dievakuasi ke rumah kami di Kacang Kayu. Sementara 10 lainnya memilih bertahan di sana,” terang Sekretaris RT 8, Husni Marwiyah, S.Sos kepada Kominfo.
Jarum jam yang sudah menunjukkan pergantian hari dari Jumat ke Sabtu dinihari, tidak menyurutkan niat Wako Fadly untuk meninjau lokasi lainnya. Rombongan bertolak ke RT 6 Tanah Pak Lambik, PPT. Banjir sudah susut, dan sebagian besar warga sudah tidur.
“Air mengalir dari atas. Tepatnya dari Lapangan Tembak Secata B, turun ke bawah tempat kami bermukim. Setiap hujan deras, kami was-was,” jelas Eka Sapta kepada Fadly.
Lantaran warga sudah tidur dan gerimis kembali turun, rombongan membatalkan kunjungan ke RT 2 Tanah Pak Lambik yang juga dilaporkan banjir. Sekitar pukul 00.30 WIB, tinjauan lapangan diakhiri.
“Kita akan segera rapatkan kondisi banjir ini. Harus ada solusi cepat, tepat dan tanggap dalam mengantisipasi dan menangani agar tidak terulang kembali. Secepatnya kita rapatkan ini,” kata Wako Fadly kepada Sekdako Sonny dan rombongan. Rel
Baca juga:
Facebook Comments