spot_img

Kenang Perjuangan Rasulullah, Jemaah Haji Kab. Solok Kunjungi Jabal Tsur

SuhaNews – Untuk mengenang perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakan ajaran Islam dan mensyiarkannya di jazirah Arab hingga berkembang ke seluruh dinai seperti sekarang, Jemaah Haji Kabupaten Solok melakukan ziarah keberapa situs bersejarah tersebut.

Tidak semua jemaah yang ikut, terumata Lansia dan jemaah dengan resiko tinggi dan sedang, sebagaimana arahan dari Petugas Kloter. Karena ini sifatnya hanya ziarah.

Sebanyak 97 jemaah berangkat menggunakan dua bus yang masing-masingnya berisi 48 dan 49 jemaah. Adapun tempat yang dikunjungi adalah Jabal Tsur, Jabal Rahmah, Jabal Nur serta Tan in.

Tempat pertama yang dikunjungi adalah Jabal Tsur yang diatasnya terdapat gua Tsur yang menjadi salah satu tonggak sejarah penting dalam perjuangan Nabi Muhammad SAW. Gua ini terletak sekitar 7 km dari pusat kota Makkah arah ke Thaif. berada di ketinggian760 meter di atas permukaan laut. Bukit ini terdiri dari batu-batu besar dan banyak dikelilingi oleh padang pasir.

Di puncak bukit terdapat masjid kecil yang dikenal sebagai Masjid Jabal Tsur, tempat di mana para jamaah haji dan umrah melakukan ibadah dan ziarah. Selain itu, di sekitar bukit terdapat banyak pohon-pohon kurma yang menjadi sumber pangan bagi penduduk setempat.

Dalam sejarahnya gua tsur digunakan Rasulullah untuk bersembunyi dari kejaran kaum kafir Qurays. Rasulullah bersembunyi digua ini selama 3 hari dengan ditemani Abu BAqar Siddiq. Sempitnya gua ini membuat Rasukulah kesulitan menyembunyikan badan dan membuat cemar Abu BAqaar karena sedikit saja kaki Rasulullah bisa terlihat dari luar.

Allah memberikan pertolongan pada Rasulullah, di mulut gua bersarang laba-laba menutupinya dengan jaring- jaring tebal. Sementara di sebelah mulut gua bersarang pula merpati dan bertelur di sana. Seperti disebutkan dalam al-Qua’an Surat At-Taubat ayat 40, berbunyi Sedang di salah satu daripada dua orang ketika kedua-duanya berada di dalam gua.

Kaum Quraisy yang mengepung Rasulullah SAW akhirnya menyerah karena menganggap tidak mungkin gua itu dimasuki orang untuk bersembunyi. Rasulullah dan Abu Bakar kemudian keluar dari gua Tsur, lalu naik onta yang dibawakan oleh Abdullah bin Uraiqit atas pesan Abu Bakar. Abdullah sendiri ketika itu belum lagi memeluk Islam.

BACA JUGA  3 Rumah Terbakar di Nagari Baringin, Wabup Tanah Datar Serahkan Bantuan

Dari Bukit Tsur, Rasulullah SAW ditemani Abu Bakar dan Amir bin Fuhairah, seorang penggembala kambing milik Abu Bakar, berangkat menunju Madinah dengan Abdullah bin Uraiqit sebagai penunjuk jalan. Peristiwa ini menandai awal hijrah Nabi Muhamamad SAW dari Makkah Al Mukarramah ke Madinah Al Munawwarah.

Setelah Jabal Tsur, rombongan jemaah haji Kabupaten Solok berkunjung ke Jabal Rahmah, sebuah bukit yang terletak di Padang Arafah, sekitar 20 kilometer dari Kota Mekah, Arab Saudi. Dalam bahasa Arab, “Jabal” berarti gunung atau bukit, dan “Rahmah” berarti kasih sayang. Maka, Jabal Rahmah sering diartikan sebagai “Bukit Kasih Sayang.”

01901 haji 2025 ziarah jabal nur

Dilansir situs BPKH, Di puncak Jabal Rahmah terdapat sebuah monumen batu berbentuk persegi panjang sebagai penanda titik pertemuan Nabi Adam dan Hawa. Bagi umat Islam, bukit ini memiliki makna simbolis sebagai tempat penuh kasih sayang dan ampunan Allah. Jabal Rahmah juga menjadi salah satu tempat penting yang dikunjungi oleh para jemaah haji, khususnya saat melaksanakan Wukuf di Arafah, yang merupakan salah satu rukun utama dalam ibadah haji.

Di Jabal Rahmah ada tiga peristiwa bersejarah, yakni pertemuan Adam dan Hawa yang terpisah setelah mereka diturunkan dari surga. Dalam ajaran Islam, setelah melanggar larangan Allah di surga, Nabi Adam dan Hawa dihukum dengan diturunkan ke bumi, dan keduanya terpisah di tempat yang berbeda. Nabi Adam dan Hawa harus menjalani hidup di bumi sebagai bagian dari proses tobat dan pelajaran untuk menjadi hamba yang taat.

Setelah berpisah dalam waktu yang lama, mereka akhirnya dipertemukan kembali oleh Allah di Jabal Rahmah sebagai bentuk kasih sayang dan pengampunan dari-Nya. Peristiwa ini dianggap sangat bersejarah karena menjadi awal kehidupan manusia di bumi dan juga menjadi simbol bahwa Allah Maha Pengampun bagi mereka yang benar-benar bertobat.

Kemudian, Jabal Rahmah juga dikenal sebagai tempat di mana wahyu terakhir dari Allah Swt. diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Wahyu ini, yang dikenal sebagai Surat Al-Maidah ayat 3 berisi pesan bahwa agama Islam telah sempurna dan Allah telah meridai Islam sebagai agama umat manusia.

BACA JUGA  Wakil Walikota Solok Lepas Kontingen Raimuna Nasional Tahun 2023

Turunnya wahyu ini di Jabal Rahmah menandai kesempurnaan Islam sebagai panduan hidup bagi seluruh umat manusia. Wahyu terakhir ini juga menjadi penutup dari rangkaian wahyu yang diterima oleh Rasulullah saw. selama masa kenabiannya.

Terakhir, di Jabal Rahmah, Rasulullah SAW menyampaikan Khotbah Wada’ atau khotbah perpisahan di Padang Arafah. Khotbah ini disampaikan pada saat Rasulullah melaksanakan ibadah haji terakhirnya sebelum wafat, dan khotbah ini berisi pesan-pesan penting yang menjadi pedoman hidup bagi umat Islam.

Dalam Khotbah Wada’, Rasulullah menyampaikan beberapa ajaran pokok yang mencakup persatuan umat, perlindungan hak-hak manusia, dan pentingnya keadilan. Rasulullah menekankan persaudaraan antar sesama umat Islam, perlindungan hak-hak perempuan, dan melarang penindasan serta penyalahgunaan kekuasaan.

Khotbah tersebut merupakan wasiat dari Rasulullah kepada umat Islam dan hingga kini menjadi salah satu pesan yang diabadikan dalam ajaran Islam. Bagi umat Islam, Khotbah Wada’ memiliki nilai yang sangat penting karena mengandung prinsip-prinsip dasar yang menjadi pedoman hidup, baik dalam beribadah kepada Allah maupun dalam berinteraksi dengan sesama manusia.

Dalam kesempatan tersebut, Jemaah Haji Kabupaten Solok juga berkunjung ke Jabal Nur atau yang dikenal juga dengan Gunung Cahaya. Gunung ini dianggap sebagai saksi bisu atas perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, di mana beliau sering menyendiri untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jabal Nur memiliki bentuk yang menonjol, dengan ketinggian sekitar 624 meter dari permukaan laut.

Struktur permukaannya terdiri dari batu-batuan terjal dengan sudut kemiringan mencapai sekitar 60 derajat. Puncak gunung ini berbentuk tajam dengan ketinggian sekitar 200 meter, dan untuk mencapai puncaknya, pengunjung memerlukan waktu sekitar 30 menit.

Pemandangan dari puncak Jabal Nur memberikan sudut pandang yang indah ke arah kota Mekkah, termasuk Masjidil Haram yang tampak jelas dari kejauhan. Jarak antara Jabal Nur dengan Masjidil Haram sekitar 5 kilometer di sebelah utara Mekkah, menjadikannya cukup mudah diakses. Tempat ini memiliki arti penting karena merupakan tempat Nabi Muhammad SAW mengasingkan diri dan merenung, terutama di dalam Gua Hira, sebuah ruang kecil yang memiliki panjang sekitar 1,75 hasta, tempat beliau menerima wahyu dari Allah melalui perantaraan Malaikat Jibril.

BACA JUGA  Senator H. Jelita Donal Tanggapi Pengurangan Masa Tinggal Jemaah Haji

Gua Hira dianggap sebagai titik awal penyebaran cahaya Islam, yang kelak membawa perubahan besar bagi umat manusia. Nabi Muhammad SAW berdiam di dalam gua ini untuk menyendiri, jauh dari hiruk-pikuk kota Mekkah yang pada saat itu banyak dipenuhi dengan praktik-praktik yang tidak sejalan dengan ajaran tauhid. Wahyu pertama yang diterima di tempat ini menjadi momen awal bagi Nabi Muhammad SAW untuk memulai risalah kenabian, yang akhirnya membawa dampak besar bagi peradaban dunia.

Ziarah hari Selasa (18/6) kemarin ditutup dengan kunjungan ke Tan’im, Masjid Tan’im atau juga dikenal sebagai Masjid Aisyah menjadi lokasi favorit bagi jamaah untuk bermiqat atau mengambil tempat untuk berganti pakaian ihram dan kemudian berniat melakukan umrah sunah. Lokasi ini merupakan batas tanah Haram terdekat.

01901 haji 2025 ziarah masjid aisyah

Tan’im berjarak sekitar 7 kilometer di utara Masjidil Haram. Dengan demikian, hanya diperlukan waktu sekitar 15 menit dengan menggunakan mobil dari lokasi hotel jamaah haji Indonesia menuju Tan’im. Dibandingkan dengan lokasi miqat yang lain seperti Ji’ranah dan Hudaibiyah, Tan’im menjadi yang paling dekat. Sulman | Fendi

Berita Terkait :

Facebook Comments