Menemukan Keseimbangan: Efisiensi dalam Perspektif Islam
Oleh : Tasrif
Efisien berarti melakukan segala sesuatu secara benar, tepat dan akurat, yang bertujuan untuk menetapkan hal yang benar.
Dalam ajaran Islam, prinsip efisiensi selalu bertitik tolak kepada beberapa prinsip yaitu,
Pertama prinsip keseimbangan (tawazun) prinsip ini terdapat di dalam surat al-Qasas ayat 77,
“Dan Carilah pada apa yang telah dianugerahi Allah kepadamu ( kebahagiaan) di negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada mu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Hidup harus seimbang, selamat di dunia dan selamat hidup di akhirat kelak. Menikmati dunia suatu keharusan tapi jangan sampai lupa akhirat ke tempat yang lebih abadi sepanjang masa.
Hendaknya kita selalu berbuat ke arah yang lebih baik, memberikan keberkahan dan kebaikan akan apa yang diperbuat selama ini.
Kedua, prinsip pencapaian kemanfaatan. Terdapat dalam surat Ali Imran ayat 191
” (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Sesuatu yang kita lakukan hendaknya ada nilai manfaat yang kita perbuat, dapat memberikan andil yang terbaik akan apa yang kita lakukan. Kita bekerja dengan ikhlas, bekerja dengan cerdas dan bekerja dengan tuntas, sehingga memberikan hasil yang terbaik akan apa yang kita lakukan. Lakukan akan apa yang diperbuat dan dapat memberikan harapan yang diinginkan.
Pada dasarnya segala yang kita lakukan semata-mata hanya ibadah dengan nilai-nilai ibadah yang diperbuat memberikan manfaat yang diperoleh. Sehingga membawa keberkahan dalam hidup dan kehidupan. Berkah dengan memberikan kesenangan dan kebaikan.
Ketiga, prinsip tidak mubazir, terdapat dalam surat Bani Israil ayat 26-27
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang-orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. ”
Segala sesuatu yang diperbuat hendaknya ada manfaat dikemudian harinya, jangan kita merasa lebih hebat padahal kita hanya sekedar membanggakan akan apa yang dilakukan. Selalu memberi dengan jalan yang benar dan penuh perhatian sehingga memberikan arti yang sangat penting.
Keempat, prinsip adil, terdapat dalam surat al-Maidah ayat 8 dan surat An-nisa’ ayat 135,
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencian terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwa lah kepada Allah, sesungguhnya Allh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ” (QS. Al-Maidah ayat 8)
Prinsip keadilan, meletakkan sesuatu pada tempatnya. Adil meletakkan sesuatu pada tempatnya sehingga memberikan arti akan makna yang diperbuat, jangan sampai melakukan sesuatu yang tidak pada tempatnya.
Jangan sampai kita berlaku tidak adil, karena berbeda pandangan dan berbeda golongan. Keadilan ditegakkan tidak memandang status dan kedudukan, tidak memandang latar dan belakang yang terjadi. Keadilan memberikan arti yang sesungguhnya sehingga memberikan harapan yang terbaik dalam hidup dan kehidupan.
Efisiensi lebih memerhatikan sarana-sarana dalam melaksanakan segala sesuatunya dan efektivitas itu berkaitan dengan hasil akhir atau pencapaian sarana organisasi. (070824)
#1 Berjalanlah di jalan yang benar, agar bisa selamat hidup di dunia dan diakhirat kelak
#2 Sejuknya Hujan, Hangatnya Kepedulian: Mari Selamatkan Bumi
Facebook Comments