Sejuknya Hujan, Hangatnya Kepedulian: Mari Selamatkan Bumi
Oleh : Tasrif
Hujan mulai membasahi bumi. Tanah yang gerbang mulai bersemi dengan menyerap seisinya. Udara yang penuh debu sudah terasa penuh sejuknya. Semuanya karena Karunia Tuhan Yang patuh di syukuri atas segala pemberian yang diberikannya kepada kita.
Kesenangan kembali kepada para petani, sudah mulai turun sawah, karena hampir tiga bulan lamanya sawah yang tak beririgasi, hanya mengharap dari tadah Hujan yang datang dari turunnya hujan dari langit.
Musim kemarau sudah dilewati, karena banyaknya sumur yang tak berisi lagi, disebabkan air sumur yang sudah mengering. Suasana panas yang menyengat di siang hari membawa nuansa tersendiri sehingga air es yang bercampur dengan pokat, mangga dan jenis buah-buahan lainnya menambah dahaga karena panas di luar dan di dalam.
Namun, ketika musim hujan tiba, suasana berubah. Orang merasa adem.ayem, tak panas jiwa dan naluri karena disiram air hujan yang menyejukkan suasana dan keadaan. Tetapi, bagi yang berada dipinggiran kali sungai, apalagi di lereng bukit dan sekitarnya merasa penuh kewaspadaan. Jangan-jangan tiba air bah yang tak disangka-sangka akibat hujan yang begitu lebat.
Kenapa? Karena disekitar lereng bukit sudah mulai beralih fungsi karena banyaknya villa baru dalam waktu yang tak pasti.
Tempat penyerapan air yang biasanya begitu pesona, pohon yang rindang dan akar yang kuat bisa menyerap air untuk bertahan agar tidak deras dari Hulu ke hilir. Sebab air terus mengalir dari yang tinggi kepada yang rendah dengan jalan yang dilalui.
Tak bisa kita menghadang apabila air bah datang seketika, ditambah lagi endapan bukit yang mudah bisa membawa bekas lumpur ke tempat yang rendah.
Tentu, kewaspadaan itu terus datang, apalagi sudah pernah datang galodo akibat gunung Marapi yang mengeluarkan erupsi dan datang pula hujan lebat terjadi bahaya yang menghampirinya.
Namun, karena kita yang serakah dan haus segalanya dan ulah kita juga yang banyak berbuat kerusakan dimana-mana, membawa dampak yang tidak baik.
Mau tak mau kita harus memperhatikan dan introspeksi diri, Kenapa kita banyak melakukan kerusakan baik pada orang-orang yang tak akan sadar akan ambisi dan kepentingan sesaat demi memperturutkan hawa nafsunya.
Musuh sesungguhnya, melawan hawa nafsu agar bisa mengendalikan diri dengan baik.
Fenomena alam memberikan isyarat bagi kita untuk selalu melestarikan alam agar mendapatkan keberkahan pada nantinya. (030824)
#1 Berjalanlah di jalan yang benar, agar bisa selamat hidup di dunia dan diakhirat kelak
Facebook Comments