spot_img

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Mentode Eksperimen

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Mentode Eksperimen

Oleh : SRI  NELLYWARTI. SPd.SD, Guru SDN 08 Guuak Malalo 

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui penguasaan seseorang terhadap bahan yang sudah diajarkan. Purwanto (2009: 44) mengatakan bahwa hasil belajar dapat dijelaskan dengan  memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menujuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara  fungsional. Menurut Djamarah dan Zain (2010: 106) mengungkapkan bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi.

Di dalam pembelajaran guru harus dapat memilih metode yang tepat agar pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Poppy K. Devi (2010: 1) menyatakan bahwa metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Banyak  metode  yang dapat  digunakan  oleh  guru dalam  pembelajaran. Poppy K. Devy (2010: 3) mengungkapkan bahwa beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) eksperimen (4) diskusi (5) bermain peran, (6) simulasi dan (7) bermain peran. Berdasarkan metode-metode yang ada diperlukan kejelian dan ketelitian guru dalam menentukan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, materi pembelajaran, dan kondisi sekolah.

Satu di antara metode yang dapat digunakan di dalam pembelajaran IPA yaitu metode eksperimen. Metode eksperimen menurut Poppy. K. Devi (2010: 9) yaitu sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Heri Rahyubi (2012: 241) mengartikan metode eksperimen yaitu metode atau cara di mana guru dan murid bersama-sama mengerjakan suatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat suatu aksi.

BACA JUGA  Coppa Italia: Menang 3-1, AC Milan Singkirkan AS Roma dari Semifinal

Kelebihan metode eksperimen menurut Heri Rahyubi (2012: 241) mengungkapkan kelebihan metode eksperimen, yaitu. (1) Dapat membuat siswa lebih percaya diri atas kebenaran dan kesimpulan berdasarkan percobaan sendiri. (2) Siswa dapat mengembangkan sikap mengadakan studi eksplorasi tentang ilmu dan  teknologi.  (3) Akan  terbina manusia  yang  membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan  yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA menurut Permen 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (2006:484) diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Secara umum dapat disimpulkan, yaitu penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penggunaan  metode eksperimen  dalam  pembelajaran  IPA  tentang sifat-sifat cahaya dapat meningkatkan aktivitas fisik siswa. Penggunaan  metode  eksperimen  dalam  pembelajaran  IPA  tentang  sifat-sifat cahaya dapat meningkatkan aktivitas mental siswa siswa. Penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dapat meningkatkan aktivitas emosional siswa.

Untuk melaksanakan belajar dengan metode eksperimen memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mempu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode eksperimen dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

Untuk meningkatkan proses interaksi maupun aktivitas belajar mengajar di kelas, disarankan  kepada  guru  agar  memahami perbedaan  kemampuan  setiap  siswa, yaitu dengan melakukan pengelompokan dalam kelompok yang heterogen dikarenakan serta dapat mengurangi kesenjangan belajar siswa yang berkemampuan  tinggi  dengan  siswa  yang  berkemampuan sedang  dan  rendah dalam memahami pelajaran. ***

BACA JUGA  Walikota Solok Zul Elfian Umar Buka Puasa Sunnah Senin Bersama

Baca Juga :

Facebook Comments