Semangat Kebersamaan Menghasilkan Solusi
Oleh : Yogi Imam Perdana, Lc,. M.Ag
Sangat menarik perbincangan yang dilakukan oleh Aa Gym dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau biasa kita kenal dengan Kang Emil pada Rabu (15/4) malam melalui live straming di Instagram. Perbincangan santai mengenai strategi melawan virus corona yang akhir-akhir ini menghebohkan seluruh jagat raya. Diskusi yang dilakukan begitu cair namun tetap terpancar rona optimis dari kedua tokoh bagaimana sesegera mungkin mengakhiri perjuangan melawan corona ini.
Dari pembicaraan yang dilakukan itu ada satu ide besar yang dapat penulis simpulkan, bahwa tidak bisa kita menghadapi wabah ini dengan kecamata politik, karena kalau dengan kecamata politik akan selalu saja ada kesalahan yang terlihat dari kebijakan yang dilakukan pemerintah. Akan tetapi kita musti melihat permasalahan ini dengan kecamata solusi mencari penyelesaian. Betapa tidak, ketika kita mampu bahu membahu bekerja sama mencarikan solusi, insya Allah masalah yang besar ini akan cepat segera teratasi, begitu kira-kira yang coba ingin dikatakan oleh Kang Emil.
Beliau memberikan contoh negara India, bagaimana kegagalan lockdown yang diterapkan oleh pemerintahnya mengakibatkan banyak terjadi antrian panjang akibat minimnya pasokan barang pangan sehingga terjadi kerumunan masa yang tidak terkendali dan itu bisa berpotensi kepada penularan virus corona yang masif. Selain itu juga dapat berpotensi terjadinya penjarahan. Maka jangan sampai karena perut kita kosong sehingga iman kita menjadi lemah.
Hal itu disebabkan karena sebelum diberlakukan lockdown, permasalahan perut tidak dipersiapkan dengan matang terlebih dahulu, sambung Kang Emil. Argumen yang beliau sampaikan itu menurut hemat penulis sangatlah beralasan pasalnya tidak mungkin masyarakat dipaksa diam di rumah sedangkan di saat yang bersamaan mereka juga dipaksa kelaparan di rumah.

Maka disinilah pentingnya kebersamaan. Kalau kita lihat sekarang hampir dipastikan mayoritas masyarakat menengah ke bawah terpapar dampak ekonomi dari wabah corona ini. Namun di sisi lain pemerintah juga tidak bisa berbuat banyak untuk membeking ketahanan pangan dari masyarakat yang kekurangan, kalau pun dibantu oleh pemerintah maka tidak akan pernah bisa cukup, maka disinilah peran kebersamaan kita sebagai umat manusia untuk saling berbagi kepada saudara kita, baik kepada yang se-aqidah maupun yang se-bangsa dan se-tanah air.
Ketika merasa punya kelebihan rezki maka di sinilah momen terbaik bagi kita untuk menolong saudara kita. Kalau pun kita tidak punya uang untuk membantu mereka paling tidak kita mengajak serta memfasilitasi orang untuk berinfaq. Karena sebuah kebaikan yang bisa kita tularkan kepada orang lain akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda. Selagi orang lain mengamalkan amalan itu karena kita yang mempelopori, maka akan mengalir juga pahalanya kepada kita.
Kemudian ditambahkan juga oleh Kang Emil bahwa untuk melawan virus corona ini kita harus mempersiapkan 3 benteng. Pertama, Benteng pencegahan, ini adalah benteng yang paling kuat untuk bisa menghadapi wabah ini, pasalnya dari sini kita bisa menutup pintu masuk wabah ini secara masif. Seperti menjaga kebersihan, menghindari keramaian dan sebagainya. Meskipun ini cendrung mudah untuk dilaksanakan tapi seringkali disepelekan.
Kedua, Benteng pelacakan, dengan melakukan pemeriksaan dan pengecekan melalui rapid test. Ini penting untuk kita bisa menentukan dimana saja peta penyebaran wabah ini sehingga tahu dimana saja kita harus membasminya. Ibarat kita bertarung di atas ring tinju kita harus mengetahui “shadow boxing” (peta musuhnya) jangan sampai kita meninju kemana sedangkan kita tidak tahu dimana musuh berada.
Ketiga, Benteng perawatan, inilah benteng terakhir yang bisa kita gunakan menghadapi musuh corona ini. Tapi seringkali banyak orang menganggap ini benteng pertama, karena kebiasaan kalau sakit maka jalan pertama adalah pergi berobat. Padahal penyakit yang kita lawan kali ini adalah pandemi (yang sudah menjangkit hampir seluruh negara), bukan penyakit biasa. Maka butuh usaha ekstra pula untuk melawannya.
Akan tetapi, kata Kang Emil benteng ketiga ini tidak akan berfungsi apa-apa kalau kita tidak memperkuat benteng pertama dengan selalu disiplin menjaga diri dari hal-hal yang berpotensi penularan wabah ini. Buktinya kata Beliau hampir tidak ada anak sekolah yang ada di Provinsi Jawa Barat yang positif corona. Artinya ini adalah kelompok masyarakat yang disiplin.
Akhirnya dalam diskusi tersebut Aa Gym menyimpulkan bahwa sekarang yang kita butuhkan adalah 3 hal. Pertama, Semangat bersaudara, kita musti tanamkan dalam diri kita bersama bahwa dalam melakukan perjuangan melawan virus ini musti kita memperkuat ikatan persaudaraan kita, baik itu saudara se-aqidah, se-bangsa atau pun saudara sesama umat manusia karena dengan itulah timbul rasa cinta dan semangat mengasihi antar sesama untuk saling menguatkan dan berbagi.
Kedua, Semangat solusi, bahwa jangan lagi ada kalimat saling menyalahkan antara kita. Yang paling dibutuhkan adalah apa kontribusi yang bisa kita berikan untuk mengurai permasalahan agar bisa segera diselesaikan. Ketiga, Semangat sukses bersama, kita juga musti menyatukan persepsi bahwa ketika kita punya misi sukses bersama, kita tidak mungkin membiarkan saudara kita mengalami kesengsaraan sendirian, semestinya kita juga harus bahu membahu untuk meringankan beban saudara kita.
Semoga masa yang sulit ini akan segera berakhir, karena dengan semangat kebersamaan segala yang sulit akan jadi mudah dan ringan. Kemudian sebentar lagi kita juga akan menyambut bulan suci Ramadhan. Kita berharap semoga Ramadhan tahun ini bisa kita tunaikan dengan lancar dan khidmat tanpa ada gangguan sedikitpun Insya Allah, Amin.
Tulisan Yogi Imam Perdana. LC., MA Lainnya :
Facebook Comments