spot_img

Balon Bupati Solok, Sapayuang Balain Raso

AROSUKA – Pacah kongsi mewarnai pilkada serentak 2020.  Desra Ediwan-Sabrana sudah lama bergandengan, lalu menghilang. Sabrana diganti oleh Agus Syahdeman sebagai balon (bakal calon) Wakil Bupati Solok mendampingi Desra Ediwan. Namun belum lama bergandengan, Ketua DPD Demokrat Kabupaten Solok itu mundur.

Belum terjawab tanya masyarakat yang menjadi penyebabnya, pacah kongsi antara Epyardi Asda-Yulfadri Nurdin juga menyeruak. Yulfadri Nurdin mengambil langkah baru, maju sebagai balon Bupati Solok. Padalal sudah sekitar 17 tahun mantan politisi PPP ini bersama.

Tinggal dua pekan menjelang mendaftar diri ke KPU, dukungan partai ;politik masih abu-abu. Balon Bupati Solok belum ada yang melakukan deklarasi dukungan partai maupun pasangannya. Sementara balon independen bernasib sama, menunggu verifikasi faktual dari KPU.

Inilah politik, sangat dinamis dan terus bergulir di jalan bergelombang dan penuh tikungan. Segala kemungkinan bisa saja terjadi. Sekalipun Yulfadri Nurdin selama ini memposisikan diri sebagai Balon Wakil Bupati Solok, namun seperti balapan F1, bisa saja menelikung di tikungan, Yulfadri Nurdin justru finis sempurna, merebut Arosuka 1.

Dalam pekan ini, tentu akan lahir sejumlah kejutan. Ketika Yulfadri Nurdin sudah menyatakan siap head to head dengan Epyardi Asda mendapatkan BA 1 H, lalu siapakah wakil Epyardi Asda, siapakah yang akan mendampingi Desra Ediwan, lalu siapa pula yang akan melaju bersama Nofi Candra.

Keberadaan Maigus Tinus dan Iriadi pun tidak bisa diabaikan. Tokoh rantau ini juga ingin membangun kampung halaman. Lobi-lobi masih berlangsung. Bisa jadi dua tokoh ini justru merebut partai besar yang saat ini belum memutuskan pilihan. Begitu juga dengan Adli, yang sebelumnya juga gencar memperkenalkan diri.

Kini Kabupaten Solok terbuka untuk siapa saja. Semuanya masih ‘Tagak Surang’. Belum ada yang memastikan pasangan. Negosiasi antarbalon dan antarpartai masih berlangsung. Kehadiran Poros Baru di tingkat provinsi,  bisa saja mengalir ke Kabupaten Solok. Semuanya masih mencair. Mana tahu ada pula poros baru di Kabupaten Solok. Bisa saja koaliasi partai yang berbeda.

BACA JUGA  Bupati Solok Terima Kunker Pangdam 1/ Bukit Barisan di Chinangkiak Dream Park

Lalu siapakah yang akan memimpin Kabupaten Solok lima tahun ke depan. Sabar. Warga Solok harus sabar, Pilkada Serentak kali ini penuh kejutan. Sama halnya dengan kejutan corona, kadang landai, kadang membludak, kadang menghilang. Jadi kalau saat ini terjadi pacah kongsi, bertukar pasangan, mohon dimaklumi. Ini politik bukan matematika.

Menjelang pendaftaran ke KPU awal September nanti, warga Kabupaten Solok hanya bisa menduga-duga. Dugaan itu bisa benar, bisa saja meleset jauh. Balon yang sudah mengkampanyekan dirinya melalui Baliho, bisa saja menghilang, bertukar dengan baliho  baru dan balon baru. Bisa saja nama yang tidak tersebut selama ini, tiba-tiba muncul ke permukaan,  Bisa juga para balon yang memproklamirkan diri sebagai balon Bupati, tiba-tiba berubah pikiran, maju sebagai wakil atau sebaliknya.

bupatiYang pasti, inilah demokrasi, basilang kayu di tungku di sinan api mako hiduik. Karena induak-induak sudah memasak dengan kompos gas, makanya politik instan pun terjadi. Semuanya ingin cepat dan tanpa proses panjang yang melelahkan. Risikonya, ya, ia bisa pula berubah dengan cepat.

Sudahlah, kita abaikan saja dulu pasangan masing-masing, sekarang mari kita tatap baliho yang ada, ada Desra Ediwan Anantanur, mantan Wakil Bupati Solok dua periode, ada Epyardi Asda, mantan anggota DPR RI tiga periode, ada Nofi Candra, mantan anggota DPD RI, ada Yulfadri Nurdin, saat ini Wakil Bupati Solok, Adli akademisi dan politisi, ada juga Maigus Tinus, pengusaha yang ingin mengabdi di pemerintahan, Iriadi Dt. Tumanggung, mantan birokrat di rantau, yang ingin membangun kampung halaman. Ada pula Hendra Saputra-Mahyuzil, calon independen yang bisa saja membuat kejutan.

Bukankah politik itu dinamis, kehidupan dinamis, demokasi juga dinamis, maka biarkan balon bupati dan balon wakil bupati bergerak mengikuti gelombang.

BACA JUGA  Pascabanjir, BNPB Serahkan Bantuan Dana Siap Pakai ke Pemko Padang

Sudahlah, untuk sementara nikmati syair saja lagu Minang, Sapayuang Balain Raso. Bisa jadi ketika hujan reda, mereka kembali bersatu. Tunggu saja. Wewe

Baca Juga:

Facebook Comments