SuhaNews – Seorang ibu, warga Jorong Sikilang, Nagari Sungai Aua, Kecamatan Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Ibnu Sina, Simpang Empat.
“Jalan dari Jorong Sikilang ke Sasak sangat buruk, sehingga tidak bisa memacu kendaraan menuju SImpang Empat,” ujar Nedi, kakak dari Arsila Wati, 32 tahun, sang ibu yang meregang nyawa sebelum mendapat pertolongan medis.
Sebagaima dilansir Padangkita.com, Jumat (17/7/2020), Asnila Wati baru saja melahirkan bayinya di Pustu Jorong Sikilang sekitar pukul 09.00 WIB. Karena plasenta bayi belum keluar, sementara Pustu tak punya peralatan medis. Karena itulah, Arsila Wati dirujuk ke rumah sakit Ibnu Sina yang berada di pusat kabupaten Pasaman Barat di Simpang Empat.
“Peralatan medis di Pustu tidak memadai, ambulance juga tidak ada, sehingga harus dirujuk menggunakan mobil pick up milik warga untuk ke rumah sakit,” ujar Nedi.
Lebih dari 40 kilometer, jelas Nedi, berupa jalan bebatuan dan pasir dengan kondisi memprihatinkan. Jalan tersebut membentang dari Jorong Sikilang ke Jorong Maligi, dan menuju jalan aspal Sasak-Simpang Empat.
“Asnila Wati harus meregang nyawa sebelum dapat pertolongan medis, karena kondisi jalan yang rusak parah itu,” jelas Nedi sedih.
Dibutuhkan waktu lebih dari dua jam, jelas Nedi, untuk bisa sampai ke Rumah Sakit Ibnu Sina di simpang empat. Ia baru bisa sampai ke rumah sakit sekitar pukul 11.30 WIB. Namun sanga adik sudah menghembuskan nafas terakhirnya di perjalanan.
“Di rumah sakit, Arsila Wati tak sempat mendapat parawatan, karena dia sudah meninggal dalam perjalanan. Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah Arsila Wati dibawa kembali ke Sikilang,” jelas Nedi.
Sebelumnya, jelas Nedi, juga sudag ada warga yang meregang nyawa dalam perjalanan menuju rumah sakit. Ada juga yang melahirkan dalam perjalanan karena terlambat mendapat pertolongan medis.
“Kondisi jalan yang buruk diperparah dengan kontur tanah yang bergelombang dan berlubang. Ketika hujan, jalan tak bisa dilalui karena berubah seperti sungai,” jelas Nedi.
Jorong Sikilang, jelas Nedi, masih terisolir. Hingga sekarang, belum ada akses jalan yang layak dilalui. Satu-satunya akses keluar-masuk Sikilang adalah perkebunan sawit yang sulit dilalui kendataan bermotor.
Jorong Sikilang terletak di dekat pantai. Ada ratusan kepala keluarga (KK) yang bermukim di jorong ini. Untuk menuju Sikilang harus melewati kawasan perkebunan sawit.
“Jalan sangat parah sehingga tidak bisa memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi,” ujar Wazir, sang sopir yang menolong membawa Asnila Wati ke rumah sakit.
Asnila Wati meninggalkan 3 orang anak yang masih kecil-kecil. Kini ketiganya harus menjadi piatu, sang ibu pergi untuk selamanya dalam usia muda, 32 tahun. (*/Wewe)
Sumber: Padangkita.com.
BACA JUGA
- Berniat Menghadiri Wisuda Sang Putri, Mas Ridwan Asal Padang Panjang Tewas Kecelakaan
- Kecelakaan di Sungai Pua, Pengendara Motor Meninggal Dunia
- Tabrakan 2 Sepeda Motor di Solsel, 1 Meninggal Dunia
- 2 Remaja Tewas di Dasar Jurang, Diduga Jatuh dari Motor
- Kecelakaan Beruntun di Indarung, Sopir Truk Meninggal Dunia
Facebook Comments