Koridor Emas Kabupaten Solok: Ketika Jalan Nasional Disulap Jadi Magnet Wisata
Oleh: Syaiful Rajo Bungsu
Ada kalimat bijak yang menyatakan bahwa jalan bukan sekadar tempat untuk melintasi, tapi juga ruang untuk menyaksikan, belajar, dan berhenti sejenak. Pandangan itu terasa benar ketika kita melintasi jalan nasional sepanjang ±3 kilometer yang menghubungkan Kota Solok ke Alahan Panjang. Jalan beraspal halus ini membelah lanskap hijau yang menakjubkan: kebun teh yang tersusun rapi, bukit-bukit bergulung di kejauhan, serta udara dingin yang sejuk menusuk kulit. Namun, di balik keindahan itu, ada ironi yang menyentuh: potensi luar biasa ini belum diolah secara maksimal sebagai ruang wisata.
Aset Besar yang Belum Diolah
Alahan Panjang dikenal luas sebagai daerah agroklimat dataran tinggi dengan ketinggian antara 1.400–1.600 meter di atas permukaan laut. Suhu berkisar antara 16–24°C sepanjang tahun. Inilah habitat ideal untuk tanaman teh, hortikultura, serta wisata alam berbasis ekosistem dan budaya. Di kawasan ini, PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI) mengelola lebih dari 1.500 hektare kebun teh yang telah beroperasi sejak era kolonial Belanda, menjadikannya salah satu kebun teh tertua di Sumatera.
Namun, hingga saat ini belum ada integrasi langsung antara kebun teh PTPN VI dan strategi pengembangan pariwisata daerah. Padahal menurut Data Dinas Pariwisata Sumbar (2023), kunjungan wisata ke kawasan Solok Selatan–Solok Raya meningkat 12,4% pascapandemi, namun masih rendah lama tinggal dan tingkat belanjanya.
Peluang dari Jalan Nasional
Jalan nasional Padang/Solok–Alahan Panjang – Muara Labuh – Kerinci tidak hanya padat kendaraan, tapi juga menghubungkan destinasi penting seperti Danau Kembar, hingga jalur ke Kerinci dan Jambi. Volume kendaraan harian mencapai lebih dari 8.000 unit menurut BPJN Sumbar (2023), menjadikannya koridor yang ideal untuk membangun wisata singgah (stop-by tourism).
Beberapa titik strategis di sepanjang jalan seperti dekat areal perbukitan kebun teh bisa disulap menjadi gardu pandang, kios oleh-oleh, pusat edukasi teh, dan taman kuliner khas Kabupaten Solok. koridor koridor koridor
Peran Kunci PTPN VI
Sebagai pemegang lahan yang dominan, PTPN VI tidak bisa hanya berdiri sebagai entitas korporasi tertutup. Data Kementerian BUMN menunjukkan bahwa pada 2024, sektor BUMN di bidang agroindustri mulai diarahkan untuk membuka akses publik dan program kemitraan berbasis lingkungan.
PTPN VI dapat memulai dengan program agrowisata terbatas, membuka beberapa areal kebun untuk kunjungan edukatif dan wisata petik teh. Bahkan, dengan mendirikan “Rumah Teh Nusantara” sebagai pusat edukasi, retail, dan kafe di salah satu persimpangan jalan nasional, mereka bisa mendapatkan nilai tambah secara ekonomi dan citra merek.
Lebih jauh, program ini dapat menyerap tenaga kerja lokal—terutama perempuan dan pemuda Nagari dalam bentuk pelatihan barista teh, pemandu wisata kebun, hingga pelaku usaha kecil berbasis teh.
Membangun Tanpa Melanggar Aturan
Pemanfaatan ruang milik jalan nasional (ROW) memang memiliki batasan. Namun, sesuai regulasi Permen PUPR No. 20 Tahun 2010, pemanfaatan ruang di luar badan jalan sepanjang koridor tetap diperbolehkan untuk sarana penunjang non permanen, dengan syarat tidak mengganggu keselamatan lalu lintas.
Melalui MoU antara Pemkab Solok dan PTPN VI, pemanfaatan koridor bisa diatur dalam skema investasi sosial dan CSR perusahaan, dengan dukungan perizinan dari BPJN dan PUPR. Titik-titik yang dibangun bisa dikembangkan dalam skema kemitraan dengan Koperasi Merah Putih, BUMNag atau koperasi wisata.
Transformasi Ekonomi dari Pinggir Jalan
Bayangkan dalam 3–5 tahun ke depan, setiap lima kilometer di sepanjang jalan nasional ini berdiri spot wisata mini yang estetis dan edukatif, lengkap dengan warung teh khas Kabuapten Solok, toilet bersih, bangku kayu, dan papan informasi digital yang bisa diakses wisatawan.
Ini bukan utopia. Ini model yang telah berhasil diterapkan di Ciwidey (Bandung), Pangalengan, dan Kayu Aro (Kerinci). Bahkan di Jepang, koridor wisata teh Shizuoka menghasilkan lebih dari 10 juta USD per tahun hanya dari agrowisata dan retail produk teh.
Jika Kabupaten Solok bisa meniru dengan karakter lokal dan kekuatan kolaborasi bukan tidak mungkin “Koridor Emas Solok” menjadi ikon baru pariwisata Sumatera Barat.
Penutup: Momentum yang Tak Boleh Lewat
Saat ini adalah momentum yang langka. Pemerintah pusat sedang mendorong hilirisasi dan ekonomi kreatif berbasis desa. PTPN sedang dalam restrukturisasi menuju tata kelola lebih terbuka. Masyarakat Solok, khususnya generasi muda, sedang haus akan ruang produktif.
Lebih dari itu, dukungan politik terhadap pembangunan kawasan ini berada dalam satu barisan yang solid. Bupati Solok, Jon Firman Pandu, serta Wakil Gubernur Sumatera Barat, Richi Aprian Vasco Rusemey keduanya kader Partai Gerindra memiliki posisi strategis dalam menyatukan arah pembangunan daerah dengan visi nasional. Di tingkat pusat, Andre Rosiade, anggota DPR RI Dapil Sumatera Barat I dan kader Gerindra yang duduk di Komisi VI yang membidangi BUMN, berperan penting dalam membuka pintu sinergi antara pemerintah daerah dan korporasi negara seperti PTPN VI agar pengembangan kawasan wisata sepanjang jalan nasional ini mendapat payung kebijakan yang kuat dan dukungan program konkret dari BUMN.
Jika semua ini tidak segera dirangkai dalam konsep pembangunan koridor wisata terpadu, maka yang tersisa hanya kabut pagi dan potensi yang terus lewat, hari demi hari, dari balik kaca mobil wisatawan.
Jika semua ini tidak segera dirangkai dalam konsep pembangunan koridor wisata terpadu, maka yang tersisa hanya kabut pagi dan potensi yang terus lewat, hari demi hari, dari balik kaca mobil wisatawan.
Sudah saatnya jalan nasional kita bukan sekadar penghubung, tapi menjadi destinasi itu sendiri. Maka dari pinggir jalan, Solok bisa mengubah arah sejarahnya.Karena di Kabupaten Solok, bahkan jalan pun bisa jadi tujuan.
“Gas Tipis-Tipis, Nikmati Kabupaten Solok dari Setiap Tanjakan!”
Baca Juga :
- Pesona Wisata Alahan Panjang yang Kian Menggoda
- Batu Bajanjang, Surganya Air Panas di Pelukan Gunung Talang
- Menata Danau Kembar, Etalasenya Kabupaten Solok
- Upaya Peningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Solok Melalui Pengembangan Sektor Pertanian
- Liburan, Mari Menikmati Keunikan Danau Kembar dengan Sensasi Berbeda
- Dukung Pariwisata Danau Talang, Hj.Husnah Wakafkan Musala Megah
- Pemuda Air Tawar Utara Buka Jalur Pendakian dari Danau Talang
- Camping, Cara Lain Menikmati Indahnya Danau Talang Kab. Solok
- Danau Talang, Destinasi Wisata Baru di Kab. Solok
Facebook Comments