Sijunjung, SuhaNews – Bupati Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir merespon laporan dan kegelisahan masyarakat terkait harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Kabupaten Sijunjung.
Terkait turunnya harga TBS Sawit, Bupati Sijunjung melalui Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekdakab Sijunjung, Muhadiris melakukan kunjungan dan hearing dengan pihak perusahaan PT Kemilau Permata Sawit dan PT Binapratama Sakato Jaya Kiliran Jao, Senin (16/5).
Baca juga: Pemerintah Kota Sawahlunto Berikan Subsidi Minyak Goreng
Bupati didampingi oleh Kepala Dinas (Kadis) Dagperinkop UKM, Yulizar, Kadis DPMPTSP, Jaheri Plt Kadis Diskominfo, David Rinaldo, Plt Kasat Satpol PP Damkar, Suhril, Dinas Pertanian, Camat Kamang Baru, Wali Muaro Takung, Iswadi, Wali Nagari Kunangan Parik Rantang, Syahbuddin Dt Sinaro, Ninik Mamak, tokoh masyarakat dan rombongan lainnya.
Saat ini PT KPS mematok harga untuk satu kilogram (kg) TBS Rp 1600 dan PT BPSJ Kiliran Jao Rp 1800 per kg.
“Kami ingin menelusuri apa yang terjadi di lapangan, sehingga tidak ada informasi yang simpang siur yang berkembang di masyarakat,” ujar Muhadiris.
Pemda bersikap netral, Kita tidak ingin saling merugikan. Perusahaan tidak rugi, petani juga tidak. Kita akan evaluasi secepatnya bagaimana solusi dari persoalan ini.
“Semoga kita bisa mendapatkan solusi terbaik untuk perusahaan dan masyarakat kedepan hendaknya,” tambah Muhadiris.
Manager operasional pabrik PT Kemilau Permata Sawit M. Sahid, menjelaskan merurun signifikanya harga sawit itu merupakan kebijakan dari pusat.
Terkait terjadinya antrian truk pengangkut sawit dikarenakan kapasitas pengolahan sawit setiap harinya tidak sesuai dengan sawit yang datang.
“Setiap harinya, kapasitas pengolahan TBS menjadi CPO hanya bisa menampung 150 sampai 170 mobil, tetapi yang datang sehari mencapai 400 mobil,” jelasnya.
Harga TBS sawit saat ini, jelas Sahid, merupakan ketetapan dari perusahaan pusat dan pihaknya hanya menjalankan.
Menurutnya, anjloknya harga juga disebabkan adanya larangan ekpor CPO oleh pemerintah pusat.
“CPO saat ini sudah menumpuk, saat ini kami membawa CPO ke daerah Dumai karena penampungan CPO di Padang sudah penuh,” tutur Sahid.
Senada, Mill manager PT BPSJ Kiliran Jao, Feri Firmansyah mengatakan, harga sawit anjlok juga merupakan dampak dari CPO yang dilarang untuk di ekspor.
“Kami berharap kepada Pemkab Sijunjung, untuk bisa menyampaikan kepada pemerintah pusat, agar ekspor CPO keluar negeri mulai dibuka,” bebernya.
Menurutnya, dengan dibukanya kembali ekspor, stok CPO tidak akan menumpuk, harga TBS bisa kembali stabil. (Noven/Hafiz)
Baca juga: Tanggapi BLT Minyak Goreng, LaNyalla: Oligarki Sawit Menang Hattrick
Facebook Comments