SuhaNews – Tiap hari ratusan bus antar kota antar propinsi (AKAP) yang melintas di jalan raya yang dioperasikan oleh berbagai perusahaan. Selain plat nomor polisi yang melekat, ada nomor pintu yang menjadi identitas diberikan oleh perusahaan. Namun yang menarik adalah julukan yang dibuat para sopir yang menjadi identitas bus tersebut.
Tidak hanya bus AKAP asal Sumbar yang memiliki julukan, bus-bus AKAP yang beroperasi di pulau Jawa hingga trans Jawa pun memiliki julukan. Setiap bus dengan sopir juga punya mania alias penggemar tersendiri.
Julukan yang melekat di bus ini, ada berupa kata-kata unik dan inspiratif seperti Excellent, Always, Tuan Muda, ada yang kependekan dari nama tempat seperti Gumala (guguak Malintang) Kasose (Koto Anau Solok Selatan) hingga Ford de Kock yang merupakan nama lain kota Bukittinggi yang diberikan Belanda
Beberapa perusahaan bus yang beroperasi di Sumbar juga memberikan nomor pintu sebagai identitas bagi bus tersebut. Sebut saja Gumarang Jaya Bersama yang mengoperasikan bus dengan nomor terkecil 1, hingga 45 dan seterusnya. Begitu juga dengan ANS, Transport Ekspres juga melekatkan angka di pintu setiap busnya.
Bus Gumarang Jaya Bersama ini juga memiliki julukan yang terpasang di busnya, mulai dari Oto Inyiak Den, Limau Kacang (salah satu icon nagari Kacang dipinggir danau Singkarak), Duta Budaya, Andalas dan masih banyak lainnya.
Begitu juga dengan ANS, meski telah diberikan nomor pintu, yang melekat dihati penumpang dan penggemar bus tetap julukan. Sebut saja 031 dengan kaptennya In Combo dikenal dengan julukan Alika, 034 yang dikemudikan sopir satu Id Pari dikenal dengan Julukan Koto Basaga. Dan yang paling sering membawa rombongan perantau di ANS ada Ngerans yang kini memakai armada Singel Glass Patriot dari karoseri Morodadi Prima.
NPM selain angka menyematkan huruf V yang merupkan singkatan dari Vircansa sebagai identitas yang dimulai dari V01 hingga V71. Ini sebagai penanda bus yang beroperasi adalah peremajaan oleh generasi ketiga perusahaan bus tertua di Sumatera Barat ini.
Di NPM nomor V series seakan hilang oleh julukan yang disematkan oleh Kaptennya, seperti V41 yang di awaki oleh Toni Khazanah, lebih dikenal bismania sebagi Khazanah, kemudian Aurara yang dikemudikan Mak Suli kependekan dari Anak Urang Rao-Rao.
Bahkan 10 armada terbaru NPM yang hadir dengan layanan Sutan Class juga memiliki julukan. Julukan ini dipindah dari armada lama yang dibawa oleh pengemudi yang dapat batangan baru (isitilah pengemudi tetap dalam dunia bus). Mulai dari Choga, Marcha, hingga Tuan Muda.
Sedangkan Epa Star, perusahaan bus AKAP yang berpusat di Palembang ini selain memberikan nomor pintu tiga digit disetiap armadanya juga menyertakan julukan bawaan dari karoseri dengan kata-kata bahasa Minang dan bahasa Palembang serta nama-nama tempat wisata. Sebut saja, Gaek Tangka, Udha Elle, Inyiak Balevis yang dipakai untuk armada jurusan Sumbar – Palembang. Julukan dipasang di bokong bus atau pintu bagasi belakang dari armada dengan chasis Hino AK tersebut.
Untuk armada terbaru yang memakai Mercedes Benz 1626, julukan disematkan di topi atau pembatas kaca depan, ada nama-nama tempat wisata di Sumbar maupun Sumatera Selatan seperti Ngarai Sianok, Danau Talang hingga Cheng Ho Mosque dan Si Pahit Lidah.
Armada bus AKAP lain yang beroperasi di Sumbar adalah Sembodo, bus yang identik dengan warna putih livery batik hitam merah ini menyematkan nomor seri di setiap armadanya, mulai dari SE901. Beberapa ada juga yang memakai stiker sebagai julukan namun belum familiar.
Yang unik adalah bus AKAP asal Sumatera Utara, PT. Antar Lintas Sumatera (ALS), perusahaan asal Kota Nopan yang kini berpusat di Medan ini setiap armadanya diberikan nomor tiga digit. Namun nomor ini bukanlah urutan armada dari terendah atau tertua hingga yang terbaru.
Angka terakhir dari tiga digit nomor pintu bus ALS menunjukan “Toke” atau pemiliknya. Artinya, pemilik bus dengan angka terakhir 1 (seperti 031) berbeda dengan pemilik bus angka terakhir 8 (seperti 358).
Meski telah diberi nomor sesuai dengan kepemilikan, tetap saja bus ALS dikenal oleh penggemarnya dengan nama melalui stiker yang ada di kaca atau badan bus, sebut saja Artis Bogor untuk ALS 133, Samalona untuk 358 yang memakai body Avante dari karoseri tentrem dan puluhan bus ALS lainnya dengan julukan yang berbeda.
Bahkan bus KMS, yang sempat muncul dan bangkit pada Lebaran 2020 hingga pertengahan 2021 lalu juga menyematkan julukan di setiap armadanya. KMS memakai nama-nama Suku yang ada di Minangkabau kalau itu, ada Rang Koto, Rang Piliank, Tanjung dan sebagainya.
MPM (Muthia Putri Mulia) salah satu perusahaan bus AKAP pendatang baru yang bertahan hingga kini, muncul dengan ciri khas bus bermesin Hino RK. Tanpa nomor pintu, bus ini dikenal dengan julukan dari stiker yang dipasang di kaca depannya. Yang Favorit dan dikenal dekat dengan penumpang ada Kota Budaya, Legowo dan Direktur Muda. Sementara armada lain ada dengan julukan Mutia, No Problem, Fortuna, Kota Wisata dan lainnya.
Selain buas AKAP yang melintas antar pulau, bus medium antar kota dalam propinsi maupun bung engkel roda empat juga memiliki julukan sama dengan bis bus antar propinsi ini.Fendi
Artikel Terkait :
- Epa Star d’Soeltan, Perkenalkan Wisata Sumbar Lewat Julukan Bus
- Perdana Beroperasi, Bus NPM Sutan Class 30 Seat “Babuai” Menuju Jabodetabek
- Penumpang Bus AKAP dari Sumbar ke Jakarta Dimanjakan dengan Armada Anyar dan Premium
- Bus Bertingkat Antarkan Perantau Minang Pulang Kampung
- Lewati Sitinjau Lauik, Bus Tingkat KMS Kembali ke Jakarta Bawa Perantau Minang
- Viral, karena Ikuti Google Maps, Bus Kandas di Kelok 44 adalah Bus Bantuan AKAP
Facebook Comments